Ch.22 Anggap Aku Kakak Perempuanmu

1.2K 37 0
                                    

Untuk Visual tokoh bisa follow akun IG: @rein_angg dan TikTok: @rein_angg47. Mau seru-seruan menghalu bareng pembaca lain bisa join Grup Facebook: Rein Angg And Friends.

Mia langsung bertanya pada sahabatnya dengan nada yang kurang menyenangkan. Sudah satu bulan lebih ia mendekati Evan dengan susah payah, tetapi lelaki itu tidak memberi respon sesuai harapan.

Namun, ia sama sekali tak menyangka akan melihat Ghea berada di dalam pelukan Evan. Kecurigaannya selama ini kalau pemuda itu menyukai sahabatnya seakan terbukti nyata di depan mata. Pun, ia segera menduga Ghea menyambut secara diam-diam di belakangnya.

“Jadi, ternyata kamu juga menyukainya, ya? Di belakangku, kamu diam-diam berdekatan dengannya?” tuduh Mia dengan mata melotot dan suara yang sumbang.

Ghea menggeleng panik, “Aku tidak berbuat begitu! Tadi, hanya ada daun kering di kepalaku! Dia yang melihat dan membersihkannya,” jelas sang gadis berusaha menjauhkan diri dari tuduhan berkhianat.

“Lalu, ada bola yang mau menghantam kepalaku. Evan hanya spontan menarik supaya aku tidak terkena bola itu. Antara aku dan Evan tidak ada apa-apa, Mia,” engah Ghea menjelaskan sebisa mungkin agar temannya itu tidak marah.

“Bohong! Kamu pasti juga menyukainya, ‘kan? Akui saja! Kamu diam-diam menusukku dari belakang!” Mia tetap tidak percaya.

“Aku melihat bagaimana kalian saling tatap! Aku yakin kamu senang berada di pelukannya! Akui saja!”

“Aku tidak merasa begitu! Ayolah, kita sudah berteman selama dua tahun. Kapan aku pernah menyakitimu, Mia?”

“Sekarang kamu menyakitiku! Kamu menyakitiku dengan menelikung di belakangku! Tidak kusangka kamu tega melakukannya!”

“Demi Tuhan, Mia! Aku tidak ada niatan seperti itu!” Nona Kingston meninggikan suaranya dan sedikit membentak. Dia tidak merasa berbohong.

Iya, Ghea memang tidak berbohong. Dia bisa saja menerima Evan karena merasa pemuda itu memang berbeda jika bersamanya, tetapi bukankah selama ini ia selalu memikirkan perasaan Mia?

Evan sayup mendengar suara Ghea meninggi. Langsung mengira sedang ada sesuatu yang terjadi. Ia melihat kepada Mia dan tidak suka dengan bagaimana gadis itu memandang pada Nona Kingston.

“Ada masalah?” tanya Evan mendekat pada dua sahabat. “Everything’s okay?”

“Tidak ada masalah apa-apa,” jawab Mia tetap tersenyum manis. “Uhm, maaf, Evan, tapi aku dan Ghea sedang ada pembicaraan pribadi. Bisakah kamu memberikan kami privasi?”

Merasa sedikit tertohok oleh kalimat Mia, pemuda itu merasa kehadirannya tidak diharapkan. “Oh, oke, fine. Aku pergi dulu,” tanggap Evan datar dan dingin, lalu menjauh.

‘Kamu selalu membuat misiku semakin sulit dan kacau!” gerutu agen rahasia itu dalam hati, kesal dengan keadaan.

Mia kembali pada Ghea, ia mengembus kasar. “Apa kamu juga menyukai Evan? Ayo, jujur kepadaku,” tanyanya tegas.

Menggeleng dengan cepat, Ghea menyangkal pertanyaan itu. “Aku tidak menyukainya. Kita bersahabat, aku tidak mungkin menyakitimu,” ucapnya bersungguh-sungguh.

“Kalau Evan yang suka kepadamu, bagaimana?” desak Mia terus menekan.

Dada Ghea bergemuruh, “Aku tidak tahu, Mia! Jangan menyalahkan aku! Yang penting, aku dan Evan sampai detik ini tidak ada apa-apa sama sekali! Itu saja intinya, bukan?”

“Sudahlah, Mia, aku lelah dengan tuduhanmu! Kenapa kamu menyerang aku terus menerus? Aku kira kita bersahabat?” tukasnya terengah.

Sorot mata Mia lekat memperhatikan wajah manis Ghea. Dalam hati jengkel sendiri karena ia merasa kalah cantik dari sahabatnya ini.

SUGAR BABY OF THE MAFIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang