Ch.03 Highly Confidential

284K 989 1
                                    

Ghea masuk ke dalam kamar mandi wanita sambil membawa travel bag-nya. Berhenti sejenak di depan wastafel, menunggu ada bilik kosong yang bisa ia gunakan untuk berganti baju.

Menyalakan kran air, kemudian memercikkan ke wajah. “Ouch!” pekiknya tertahan. Rasa perih terasa di area ujung bibir. Luka lecet terdapat di sana akibat tamparan Paman Horace.

“Semoga kamu membusuk di neraka, Paman! Semoga kamu terkena penyakit kelamin karena sering ke distrik pelacuran!” doa Ghea membayangkan wajah lelaki yang teramat ia benci.

Memandangi diri di depan kaca, napasnya tersengal. Bayangan Sean melintas. Meski paras paman barunya itu bagai langit dan bumi dengan Tuan Javier, bukan berarti Ghea pasrah begitu saja dibawa pergi.

‘Kalau dia mau mencicipi keperawananku juga, bagaimana? Ah, sialan! Ini namanya lepas dari mulut harimau, masuk ke mulut buaya! Aku tidak mau diperkosa!’ keluhnya merasa merinding ketakutan.

‘Mereka semua membawa pistol. Ini sangat gila! Seumur hidup baru tadi aku melihat aksi saling todong! Sudah seperti di film-film saja! Kalau Paman Sean ingin meniduriku, pistol itu pasti akan ia gunakan untuk mengancamku!’

Suara pintu terbuka, menoleh ke belakang, Ghea cepat memasuki bilik toilet. Sebenarnya, ia tidak ingin buang air kecil atau mengompol seperti yang diucap kepada Sean. Ini hanya upayanya untuk bisa ….

‘Aku harus kabur secepatnya! Mini market ini cukup ramai! Tinggal menyelinap di antara orang-orang, maka pasti Paman Sean tidak tahu aku pergi!’

‘Tidak Javier Blast, tidak Sean Maximilian Lycus, semua menyeramkan! Aku lebih baik hidup seorang diri daripada harus ikut bersama mereka!’

Ia melepas semua pakaian yang dipakai sejak tadi. Mengambil satu celana jeans panjang, sebuah sweater hoodie, dan satu topi bertuliskan NY. Ia gelung rambut cokelat kehitaman panjang ke dalam topi. Terakhir, tudung sweater ia gunakan untuk menutupi kepala.

Keluar dari bilik kamar mandi, menatap ke kaca. ‘Oke, sepertinya ini sudah sangat jauh berbeda dengan aku yang tadi! Sekarang, tinggal mencari jalur untuk kabur!’

Ghea berjalan mendekati petugas cleaning service. “Hai, apakah ada pintu keluar di sini selain yang di depan? Aku sedang menghindari mantan pacar yang selalu stalking ke mana pun aku pergi,” ucapnya tersenyum tenang, meski dalam hati teramat gugup.

“Huh, lelaki sekarang memang brengsek! Mereka terlalu posesif!” jawab wanita pembersih tersebut sambil menunjuk ke arah kasir. “Kamu bisa keluar lewat pintu kecil di belakang kasir. Kalau ada yang bertanya, katakan saja Marry yang menyuruhmu keluar dari sana.”

Ghea melihat dada wanita itu. Ada tulisan Marry Clarks di sana. “Oke, Marry. Terima kasih untuk bantuannya!”

Dengan berlari kecil, kakinya cepat melangkah ke arah kasir tersebut. Degup jantung Ghea berdenyut sangat cepat, melebihi kecepatan mobil balap. Berkali-kali pandangnya menoleh ke belakang, memastikan tidak ada siapa pun mengikuti.

“Hey, mau ke mana?” tanya seorang pria memakai seragam mini market. Ia menghalangi langkah Ghea.

“Aku keponakannya Marry. Dia menyuruhku keluar dari sini saja karena ada mantan pacar yang terus mengintaiku di luar,” jawab Ghea tersenyum kecut.

Lelaki itu memandangi dengan kening yang mengernyit. “Marry siapa?”

“Marry, bagian cleaning service. Tanyakan saja padanya kalau tidak percaya,” jawab Ghea terengah gugup.

“Hmm, oke, baiklah. Cepat keluar! Jangan sampai manajer melihatmu keluar dari sini!” Akhirnya lelaki itu menyingkir dan memberi jalan untuk sang gadis kabur.

SUGAR BABY OF THE MAFIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang