Ch.45 Biar Aku Mengalah

1.3K 43 1
                                    

Untuk Visual tokoh bisa follow akun IG: @rein_angg dan TikTok: @rein_angg47. Mau seru-seruan menghalu bareng pembaca lain bisa join Grup Facebook: Rein Angg And Friends.

Tuan Besar Lycus berangkat bersama sekian banyak anak buahnya untuk melaksanakan misi balas dendam kepada seseorang bernama Victor Marayan. Musuh bebuyutan yang diyakini telah menyerangnya beberapa saat sebelum ini. Sama sekali tidak tahu kalau ia sebenarnya masuk dalam permainan berdarah seorang Javier Blast.

Sudah masuk dalam pantauan kalau Victor Marayan akan datang pada pukul delapan malam di sebuah restoran untuk bermain poker bersama sekutu-sekutunya. Sebuah restoran yang kecil milik salah satu dari mereka dipilih sebagai lokasi pertemuan agar tidak menarik perhatian banyak orang.

Gabe datang ke mobil Sean sambil menyeringai setelah bertemu dengan seorang mata-mata. “Di dalam restoran, ada Victor Marayan dan juga beberapa bos lain, Tuan. Kita serang sekarang seperti memukul tiga nyamuk dalam satu kali tepuk.”

“Hmm, sekutu Victor Marayan. Biar kutebak, Marconi dan Agelio?” ucapnya pada Gabe dan dijawab anggukan oleh anak buahnya.

Mengkalkulasi, yang bernama Marconi dan Agelio adalah bos mafia kelas menengah semaca, Javier Blast. Terkenal sangat setia pada Victor Marayan. Kalau Sean menyerang sekarang, dua lelaki itu bisa ikut tewas.

Pertanyaannya, apakah itu hal yang harus dilakukan? Urusannya dengan Victor Marayan. Akan tetapi, kalau Vicort tewas, pasti dua orang yang ada bersamanya itu akan angkat senjata untuk balas dendam meski malam ini tidak ada di lokasi.

Kesimpulannya, sama saja! Dieksekusi sekarang atau tidak, sekutu-sekutu itu pasti akan menuntut balas. Maka, satu kalimat dari bibir The Black Cobra. “Habisi semua!”

“Siap, Tuan!” angguk Gabe tersenyum bengis. Lalu, ia memakai topeng ski berwarna hitam, sama seperti anak buahnya yang lain. “Habisi semua yang ada di restoran, jangan ada sisa! Kita bergerak sekarang!”

Duduk di kursi tengah dalam mobil Mercedes Benz G-Class keluaran terbaru berwarna hitam pekat, tangan Sean menggenggam erat Revolver-nya. Ia menunggu di dalam kendaraan hingga anak buahnya melakasanakan pembalasan berdarah tersebut.

Mata elang yang tajam berpadu dengan embusan napas panas dari hidung mancung. Bibirnya yang dikelilingi oleh kumis kecokelatan terkatup rapat, menahan ketegangan yang mulai naik ke permukaan kulit.

Gabe sudah melangkah lebih dulu bersama sepuluh orang anak buahnya, sebentar lagi memasuki restoran. Sean memandangi semua itu sambil menyeringai. “Hari ini, kamu mati, Victor!” desisnya.

Suara rentetan jeritan manusia sontak menghambur di udara. Berbarengan dengan itu, beberapa jendela kaca pecah akibat terkena tembakan peluru entah dari kubu mana. Semua anak buah Klan Lycus memiliki peredam di ujung senjata mereka hingga serangannya tak terdengar.

Namun, suara letusan pistol mulai terjadi, dan itu bisa dipastikan dari kubu lawan, yaitu anak buah Victor Marayan! Teriakan demi teriakan terdengar, suasana menggaduh dalam seketika.

“Gabe! Laporkan situasi!” desis Sean mulai tidak sabar ingin tahu apa yang sedang terjadi di dalam sana. Apakah target sudah berhasil dilumpuhkan atau tidak?

Tak ada jawaban dari Gabe. Sepertinya bodyguard satu itu masih sibuk melesakkan serangan bersama anak buahnya ke segala penjuru restoran.

Akan tetapi, mendadak suaranya terdengar lantang. “Claudio! Claudio!” teriak Gabe memanggil temannya.

“Iya! Laporkan situasi!” seru Claudio menjawab. Fisik besarnya sontak bersiap untuk menerima laporan teburuk.

Telinga Tuan Besar Lycus menanti berita apa yang akan dibawa oleh Gabe.

SUGAR BABY OF THE MAFIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang