Ch.50 Hanya Kamu

2.8K 55 6
                                    

Untuk Visual tokoh bisa follow akun IG: @rein_angg dan TikTok: @rein_angg47. Mau seru-seruan menghalu bareng pembaca lain bisa join Grup Facebook: Rein Angg And Friends.

Sean menyandarkan tubuh gagah nyaris sempurnanya di pintu kamar. Hanya berdiri sambil melipat tangan di depan dada. Wajah maskulin dengan cambang cokelat menyambung dengan kumis berbentuk kotak di area bibir memandangi Ghea yang berjalan ke sana kemari. Gadis itu sedang menjelajahi kamar tidur mewah dengan berbagai fasilitas.

“Waaah! Ada bath tub dengan jacuzi air panas di dekat jendela! Bisa berendam air panas sambil memandangi gunung salju!” seru Kucing Kecil dari dalam kamar mandi.

Sean mendulang senyum kecil, ‘Tentu saja ada! Dan tentu saja kita akan berendam di sana berdua! Lihat saja nanti!’ kekehnya dalam hati.

Ghea keluar dari kamar mandi, lalu memasuki ruangan lain. “Ada bioskop mini di sini, Daddy!” serunya lagi terperanjat.

‘Kita tidak akan menonton film, Kitty Cat! Karena kita akan membuat film sendiri. Kamu dan aku, di atas ranjang itu!’ sahut Sean menggigit bibirnya sendiri menahan senyum lebar yang menyeruak.

Bayangan sudah beraneka ragam di kepala. Gaya mulai A sampai Z sedang dipilih olehnya. Akan memulai dengan yang seperti apa? Menerka-nerka, untuk gadis yang masih perawan seperti Ghea Kingston, sepertinya harus dimulai dengan sesuatu yang lembut dan tidak membawa rasa sakit.

‘Meskipun siapa tahu kamu suka rasa sakit itu …,’ kekehnya lagi menahan debaran di dalam dada.

Sean sejujurnya sudah ingin terengah karena baru kali ini ia bersama seorang perawan di kamar hotel, hanya berdua. Bagaimana mungkin tidak berpikir untuk melakukan apa yang biasa ia lakukan?

Kakinya mulai melangkah pelan, menuju bioskop mini di mana Ghea sedang berada di dalamnya. Berdiri di pintu, menyenderkan satu pundak di kusen, kembali melipat dua tangan di depan dada.

Ghea sedang bergumam sendiri melihat daftar film yang ada di satu lembar kertas. Menyebut ini dan itu pelan, bibir mungil merah muda bergerak-gerak.

Mata Sean terus menatap tak berkedip pada bibir tersebut, juga kepada area wajah yang lain. Dorongan hasrat kian membara di dalam dada. “Sudah selesai memilih film?” ucapnya datar.

Mendongakkan wajah, Miss Kingston tertegun dengan sorot mata Sean yang memandangnya penuh desir keinginan. Sontak, deburan ombak di dalam asanya juga membahana.

Menelan salivanya sendiri dengan rasa yang berat, Ghea meletakkan kertas berisi daftar film ke atas meja. Apa yang dia pikirkan sebelumnya, akankah terjadi saat ini?

Namun, bukankah dia belum memutuskan apa pun? Apa yang mau dilanjut kalau dia masih memiliki berbagai keraguan?

“Aku … ehm, aku mau ke kamar mandi,” gugupnya berpikir untuk menghindar.

Lalu, kaki mulus yang dilapisi rok mini setinggi paha bergerak cepat menuju pintu keluar di mana Sean sedang berada di sana. Begitu mereka berpapasan, lengan kekar meraih pinggang ramping.

“Dad—”

Tak bisa menyelesaikan ucapannya, ada bibir lelaki dewasa sudah menekan, melumat dengan cepat. Begitu buas, penuh dengan rasa haus. Seperti itu rasa ciuman Sean bagi Ghea.

“Berhentilah berlari,” desis Sean di sela ciuman panasnya.

Mendorong punggung Ghea hingga mengenai tembok, mengangkat dua lengan gadis itu ke atas, lalu mencengkeram masing-masing pergelangan tangan, “Berhentilah berpikir,” ucap Sean terengah hebat.

Kembali mendaratkan bibirnya yang dikelilingi rambut halus kecokelatan di bibir Ghea, ciuman demi ciuman semakin terasa menguasai dan … intim.

Sembari menurunkan pagutannya ke leher, satu kalimat ia lontarkan kembali. “Berhentilah menolakku!”

SUGAR BABY OF THE MAFIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang