Ch.19 Daddy Minta Maaf

2.3K 58 2
                                    

Untuk Visual tokoh bisa follow akun IG: @rein_angg dan TikTok: @rein_angg47. Mau seru-seruan menghalu bareng pembaca lain bisa join Grup Facebook: Rein Angg And Friends.

Berbeda dengan Ghea yang lebih banyak diam melihat Sean bersama Abigail, memendam ketidaksukaannya, Tuan Besar Lycus memilih untuk memperlihatkan terang-terangan kalau dia tidak suka gadis itu bersama lelaki lain.

Bahkan, langsung bertanya apa yang ia ingin tahu meski itu menyakitkan.

“Aku pergi dengan temanku,” engah Ghea terbelalak kaget saat diinterogasi, padahal ini masih jam tujuh malam.

Sean tersenyum dingin, sedikit mencibir, “Teman yang terus menerus membuatmu memakai jaket?”

“Di pantai dingin, aku memakainya supaya hangat. Kami juga menaiki sepeda motor, apa yang salah dengan jaket ini, Daddy?”

“Sudah kukatakan, Daddy Sean tidak suka Kitty Cat dengan laki-laki. Apa kamu lupa?” desis Sean berjelan mendekat, berucap dengan sinis.

Ghea terengah dan menggelengkan kepala, kebingungan. “Aku dan Evan hanya berteman! Dia membantuku mengerjakan tugas. Mengajari aku berbagai materi yang tidak kumengerti!”

“Tidak ada lelaki yang melakukan itu dengan cuma-cuma! Dia pasti memiliki niat tertentu denganmu! Apa dia menyukaimu? Kamu juga menyukainya?” Sean pun mulai terengah.

“Daddy ini apa-apaan! Sudah kukatakan kami hanya berteman! Lagipula, kalau memang dia suka aku, lalu kenapa?” kesal Ghea melotot. Bibir mungilnya cemberut.

Sean menyeringai, “Kamu juga menyukainya, Kitty Cat?”

“Kalau iya, kenapa?” Ghea menantang, menatap berani. Ia sudah terlalu kesal dengan perilaku orang dewasa yang selalu mengintimidasinya hampir setiap hari.

Tertawa angkuh, “Kamu sudah tidur dengannya?”

“Haaah!” pekik Miss Kingston mendengar pertanyaan itu.

“Kamu sudah menyerahkan keperawananmu untuknya?” lanjut Sean meluapkan kekesalan yang ia sendiri tidak bisa artikan.

“Sekencang apa kamu mendesah bersama temanmu itu? Sekencang Abigail ketika saat bersamaku?”

“Kamu tidak suka mendengar suara Abigail, tapi kamu sendiri menyukai saat lelaki memasuki tubuhmu, hmm? Bagaimana rasanya bercinta? Sebasah apa kamu kalau terangsang, Kitty Cat?”

Dada Ghea kembang kempis sementara wajahnya merah padam karena marah besar. Ucapan Sean menamparnya dengan sangat keras. Meruntuhkan semua harga diri yang ia punya.

Tak hanya itu, semua beban yang telah ia tanggung, semua derita yang telah ia rasakan sejak enam bulan lalu, sejak kedua orang tuanya meninggal, sepertinya telah mencapai puncak.

Tak berkata apa-apa, terlalu syok untuk membalas dengan apa pun. Ghea sontak berlari memasuki kamar, membanting pintu, lalu menguncinya dari dalam.

Sean masih terdiam sendiri di lorong setelah ditinggal Sugar Baby-nya yang baru saja berlari sambil terisak memasuki kamar. Ia tertegun dengan wajah juga merah padam karena emosi di dalam dada yang kembang kempis tidak karuan.

Namun, saat mendengar suara tangis dari dalam kamar ....

“Fuck you, Sean! Ada apa denganmu?” helanya menyenderkan punggung gagah dan kokoh ke dinding koridor lantai dua. “Kenapa berkata begitu kepadanya, you stupid bastard!”

Menoleh ke pintu Ghea, sayup-sayup bisa mendengar seseorang menangis dari balik sana. Ia yang tidak pernah merasakan belas kasihan pada musuhnya, ia yang selalu tegas dan datar kepada semua yang ada di sekeliling. Ia yang sekarang ....

SUGAR BABY OF THE MAFIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang