Ch.23 Dekapan Pertama Sean

2K 52 0
                                    

Untuk Visual tokoh bisa follow akun IG: @rein_angg dan TikTok: @rein_angg47. Mau seru-seruan menghalu bareng pembaca lain bisa join Grup Facebook: Rein Angg And Friends.

Evan baru saja mendapat notifikasi kalau barang yang ia kirim kepada Ghea telah sampai di tujuan. Maka, ia akan bertanya bagaimana pendapat teman wanitanya mengenai apa yang ia berikan. Melalui pesan singkat, sebuah chat dikirim.

Evan [Hai, apakah kirimanku sudah sampai?]

Ghea sedang ada di kamar, menonton televisi dari atas ranjang. Bunyi chat yang masuk membuatnya menoleh ke ponsel, terutama karena ada nama Evan di layar.

Ghea [Kiriman apa?]

Evan [Aku mengirim sekotak cokelat dengan boneka beruang kecil di atasnya.]

Evan [Ada salah satu teman sekelas kita yang berbisnis kue cokelat. Aku membeli darinya.]

Evan [Maaf, karena tidak bisa mengantar dan bertemu langsung denganmu. Aku ada perlu penting, jadi kukirim lewat kurir saja. Tapi, semoga itu tidak mengurangi kegembiraan di hari Valentine.]

Evan [Happy Valentine’s Day untuk teman tercantikku di kampus NYU. Semoga kamu terus tersenyum dengan ceria dan berbahagia, dipenuhi kasih sayang oleh orang-orang yang menyayangimu.]

Ghea tertegun. Dia tahu hari ini adalah hari Valentine’s Day. Mereka tidak bisa bertemu di kampus karena ini adalah hari Sabtu.

Hanya saja, mendapat kiriman seperti ini sungguh membuatnya kaget bukan kepalang. Tak menyangka Evan akan memperhatikannya sampai sedemikian besar.

Terlebih lagi, kini makin galau harus bersikap bagaimana! Akan tetapi, ia berusaha bersikap biasa dan netral saja.

Ghea [Terima kasih atas perhatiannya, Evan. Aku tidak menyangka dapat kiriman darimu. Thanks, ya.]

Membalas dengan serba salah, juga sedikit perasaan gugup. Ucapan Valentine dari Evan terasa mengharukan. Akan tetapi, seperti yang sudah-sudah, ia tidak mau ada hubungan lebih dalam bentuk apa pun dengan sang pemuda.

Lalu, pemuda tersebut mengirim foto dari kotak kue yang ia kirim. Mata Ghea memicing, keningnya berkerut, karena barang itu sama sekali tidak sampai kepadanya.

Evan [Ini kotak kuenya. Di aplikasi tertulis barang sudah diantar sampai ke tujuan. Ada foto seseorang menerimanya di depan pagar rumahmu.]

Ghea [Aku cek dulu ke para penjaga. Mungkin masih di pos depan.]

Evan [Oke. Kabari kalau sudah ada padamu.]

***

Keluar kamar, menuruni tangga, langsung menuju para penjaga yang berada di dekat gerbang terluar. “Apa ada yang menerima paket kue cokelat untukku?”

Seorang lelaki mengangguk, “Saya yang menerimanya, Nona. Tapi, sudah saya berikan pada Claudio.”

“Oh, oke, terima kasih!” angguk Ghea kembali berlari kecil, masuk ke dalam rumah.

Persinggahan selanjutnya adalah tempat para bodyguard di daerah belakang. Margareth berpapasan dengannya, “Nona mau ke mana?”

“Menemui Claudio. Aku mau menanyakan paket yang dikirim untukku,” jawab Ghea santai. “Kata penjaga di depan, barangnya sudah diberikan pada Claudio.”

“Tunggu saja di ruang tamu, saya yang akan memanggil Claudio. Lain kali, tidak perlu bertanya ke sana kemari sendiri. Cukup telepon, dan saya yang akan mencari tahu.” Margareth melarangnya pergi sendiri ke mess para bodyguard.

Ghea manggut-manggut, “Oh, begitu. Oke, aku tunggu di ruang tamu depan, ya! Thanks, Margareth!”

Duduk sekitar lima menit, sosok Claudio kemudian muncul. “Nona mencari saya?”

SUGAR BABY OF THE MAFIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang