Ch.06 Daddy Sean?

183K 775 34
                                    

Tangan kekar Sean Maximilian Lycus membelai bibir keponakannya dengan perlahan. Ada debar tak bisa dijelaskan saat menyentuh kulit putih lembut. Dunia hitam telah membawanya bertemu dengan berbagai wanita yang tak lagi … murni.

Namun, di hadapannya, ada seorang Kitty Cat yang terlalu banyak membaca novel dewasa dan menonton film entah apa hingga begitu polos. Gadis yang selalu takut akan ditiduri oleh lelaki hidung belang.

Hanya saja, lelaki mana yang tak akan terpesona dengan sesuatu sedemikian bening seperti ini? Batin Sean merintih sendiri ketika melihat keponakan angkatnya di hadapan. Hanya memakai kaos ketat yang menampilkan liuk dada indah, ditambah celana pendek dan longgar yang memperlihatkan paha mulus berwarna putih.

Pun Ghea, lepas dari asrama khusus putri dalam usia 18 tahun, langsung fokus kuliah, ia belum pernah disentuh lelaki mana pun. Sang ayah sangat mewanti-wanti agar tidak mudah terlena bujuk rayu pemuda. Maka, ia menjaga diri sedemikian rupa meski teman-teman selalu mengatakan dia kolot dan berpikiran tidak terbuka.

Ghea selalu ingin malam pertamanya di atas ranjang terjadi secara sempurna. Bercinta dengan lelaki yang mencintainya sepenuh hati. Bersama lelaki yang juga ia cintai. Ingin mengenang kejadian istimewa ini seumur hidup dengan bibir tersenyum dan kalau bisa … tanpa penyesalan.

Disentuh sedemikian rupa oleh paman angkatnya sendiri malam ini membuat irama detak jantung Ghea kacau sesaat. Terheran dengan diri sendiri kenapa ada sebuah desiran yang tak bisa dijelaskan? Lelaki itu berusia hampir dua kali lipat dari umurnya sekarang.

Baru saja mengenal, dan ia tadi siang pun sempat merasakan ditodong pistol serta dibanting ke atas lantai mobil. Tentu saja dalam hal ini seorang Sean Maximilian Lycus adalah lelaki … red flag.

Akan tetapi, a bad man is so good to find, bukankah begitu?

Dua manusia larut dalam tatap tak terkatakan. Hanya saling memandang dengan perasaan yang terlalu sulit untuk dijelaskan. Berdebar, perut seperti diaduk, dan juga gamang. Meminjam peribahasa orang Barat, seakan ada kupu-kupu beterbangan di dalam perut dan menghasilkan rasa menggelitik indah.

Namun, semua yang terjadi harus berakhir karena seorang wanita bertubuh seksi dan montok mendadak ada di depan pintu, lalu memanggil dengan kalimat yang sangat mesra.

“Siapa dia, Sean Darling?”

Mendengar suara ini, Tuan Besar Lycus menurunkan lengannya yang ditumbuhi rambut-rambut halus dari wajah Miss Kingston. Tak lagi menatap, cepat mengalihkan pandang ke arah lain, bahkan mulai turun dari ranjang.

Ghea langsung menoleh, melihat ada seorang wanita seksi di depan pintu. Debaran tidak jelas akibat sentuhan sang paman telah hilang dari dalam dada.

Sekarang, ia hanya bertanya-tanya, ‘Siapa dia? Apa dia kekasihnya Paman Sean?’

“Masuklah, Abigail,” panggil Sean menapakkan kaki di atas lantai berlapis kayu cokelat tua.

Ia memandang keponakannya sekali lagi, lalu memberi botol obat sambil bertanya, “Bisa kamu oleskan sendiri obat ini di wajah dan bibirmu?”

Menerima botol tersebut, Ghea mengangguk. “Bisa, Paman.”

Lalu, Sean turun dari atas ranjang, berdiri tegap sambil mengencangkan handuk di panggul kekarnya, dan berjalan mendekati wanita yang ia panggil dengan nama Abigail di tengah ruangan.

“Ada berita apa?” tanya Tuan Besar Lycus.

“Tidak banyak. Hanya saja, aku barusan mendapat undangan untukmu. Gubernur New York Marrie Ann mengadakan pertemuan dengan para pengusaha hiburan malam. Kita harus berbelanja pakaian baru untuk menghadiri acara tersebut,” tandas sang wanita tersenyum.

SUGAR BABY OF THE MAFIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang