Ch.42 Jangan Menuntut

1.3K 40 0
                                    

Untuk Visual tokoh bisa follow akun IG: @rein_angg dan TikTok: @rein_angg47. Mau seru-seruan menghalu bareng pembaca lain bisa join Grup Facebook: Rein Angg And Friends.

Abigail berada di ruang kerjanya. Ia menulis pesan kepada seseorang.

[Sandiwaramu kemarin bagus. Kamu berhasil meyakinkan bahwa memang Ghea yang memilih sendiri baju itu. Sesuai perjanjian, aku telah mengirim $5.000 ke rekening adikmu.]

Seorang manajer butik di tempat kerjanya membaca pesan itu dengan senyum cerah. Ia segera mengecek apakah benar uang kiriman dari Abigail sudah datang. Ketika adiknya mengkonfirmasi uang itu sudah datang, segeralah ia membalas pesan.

[Kiriman uang sudah masuk. Terima kasih Miss Landon. Senang berbisnis dengan Anda.]

Wajah Abigail menorehkan senyum puas, walau culas. Satu langkah sudah sukses yaitu membuat Sean percaya kalau Ghea yang bersalah dalam insiden gaun malam kemarin.

Oh, ya, dia juga baru saja mengirimkan uang sejumlah $7.000 kepada temannya yang bekerja di majalah fashion untuk memberi ulasan mengenai gaun tersebut. Bagi Nona Landon, uang bukan masalah. Rekeningnya sudah gendut akibat bonus-bonus ratusan ribu dollar yang Sean selalu berikan kepadanya.

Lalu, ia menekan sebuah nomor telepon. “Halo, Curtis,” sapa sang wanita bersuara manis.

“Lama tidak terdengar kabarmu, Miss Landon. Kukira kamu sudah lupa dengan aku,” jawab seorang lelaki bernama Curtis.

“Aku hanya sedang sibuk. Tahu sendiri bosku selalu ingin yang sempurna,” kekeh Abigail sambil menyalakan satu batang rokok dan mulai menghisap.

Sembari mengembus asap putih, ia bertanya, “Aku butuh bantuan. Bisakah kamu menolongku?”

“Sure, tentang apa?” jawab Curtis.

“Aku butuh data seseorang yang mencurigakan.”

“Namanya siapa?”

“Evander Xu.”

“Kenapa kamu mencurigai dia?” Curtis mengerutkan kening sambil menulis nama itu. “Ciri-cirinya seperti apa?”

“Tinggi, Asia, tampan,” kikik sang asisten pribadi, mengakui kalau Evan memang tampan. “Dia kuliah di New York University jurusan Manajemen Bisnis.”

Curtis tertawa, “Kamu memang selalu tahu kalau ada lelaki tampan.”

“Sepertimu, Curtis. Aku juga sejak dulu selalu mengakui ketampananmu, bukan?” rayu Abigail mengeluarkan nada sensualnya, membuat lawan bcaranya tertawa salah tingkah. “Aku mencurigainya, karena dia tidak seperti mahasiswa biasa.”

“Aku tidak mengerti, jelaskan lebih detail,” sahut Curtis mulai menganggap pembicaraan ini serius.

Abigail menyedot satu kali rokok putihnya dan mengembus cepat. “Dia bisa mengalahkan tiga lelaki sekaligus dalam rangka menyelamatkan seorang wanita mabuk. Aku rasa mahsiswa biasa tidak bisa melakukannya, bukan?”

“Kamu, sebagai agen FBI yang paling handal di USA, aku yakin kamu bisa mencari tahu tentang dia, tentang Evander Xu. Berikan informasi yang bagus, maka kompensasinya pun akan luar biasa.”

Ternyata, Curtis adalah sorang agen penegak hukum dari divisi FBI. Koneksi Abigail memang begitu luas di sana-sini.

“Luar biasa sampai seberapa?” kekeh Curtis. “Apakah kita berbicara enam digit?”

“Akan kumulai dengan angka $10.000, jika informasimu valid dan bagus.”

“Apakah bisa ada ekstra kompensasi, misal … satu ranjang denganmu di satu malam yang panas?” usul Curtis mencoba keberuntungannya. “Aku merindukan liukanmu di atas tubuhku.”

SUGAR BABY OF THE MAFIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang