Ch.35 Evan Mulai Dicurigai

1K 32 1
                                    

Untuk Visual tokoh bisa follow akun IG: @rein_angg dan TikTok: @rein_angg47. Mau seru-seruan menghalu bareng pembaca lain bisa join Grup Facebook: Rein Angg And Friends.

Duduk sendiri di meja makan, Sean berpikir kenapa Ghea tidak kunjung turun? Biasanya mereka makan pagi bersama, tetapi kenapa sekarang ia hanya memandangi kursi kosong?

Menenggak habis kopi pahit yang ada di gelas, mematikan rokok, tubuh tinggi besarnya berjalan. Seperti biasa, selalu membiarkan dua kancing paling atas terbuka. Langkah kaki lebar menuju tangga.

Bertepatan dengan hendak menaiki tangga, yang ditunggu ternyata sedang berjalan turun. Maka, ia melipat tangan di depan dada, dan hanya menunggu sampai sosok cantik itu turun.

Ghea yang terlihat tergesa sambil membawa dua buku tebal di tangannya nampak terkejut melihat siapa yang ada di dasar tangga menanti.

‘Nah, kan, kenapa dia ada di sana? Sudah mana selalu memakai hem dengan dua kancing di buka! Tidakkah Daddy tahu kalau dia itu sangat tampan kalau begini?’ gerutunya dalam hati berusaha untuk tidak terus menatap.

Perlahan, kaki mulus yang dilapisi dengan rok pendek menuruni anak tangga. Satu per satu, menjaga keseimbangan. Akan menjadi konyol kalau sampai jatuh lagi di atas tangga seperti kemarin.

“Kenapa tidak sarapan?” tanya Sean begitu Ghea ada di hadapannya.

“Aku telat bangun,” jawab bibir merah bernuansa wet look.

“Berbuat apa semalam hingga bangun pagi telat, hmm?”

“Tidak ada. Aku hanya belajar dan tidur agak malam, sekitar jam sebelas. Mungkin hanya kelelahan, makanya telat.” Bahu Ghea mengendik.

Tidak ada yang belajar semalam. Ghea hanya sengaja tidak turun untuk sarapan. Sejujurnya, ia menghindari pertemuan dengan Sean. Daddy angkatnya itu terlalu sering mendekati dan mengintimidasinya dengan cara yang mendebarkan.

Ghea takut dengan perasaannya sendiri, pun takut dengan apa yang bisa Sean lakukan padanya. Bahkan, semalam sempat berpikir bagaimana kalau ia dibawa ke kamar dan terpaksa berhubungan intim karena sang mafia menginginkannya?

Over thinking? Mungkin saja, tetapi bukankah itu sangat bisa terjadi.

Sean menatap dari ujung kepala hingga ujung kaki. Gadis ini terlihat cerah sekaligus cantik. Kesegaran wanita muda penuh energik bagai bunga merekah indah. Menghirup udara lebih banyak, dan ia bisa menghirup wangi parfum dengan base vanila dari tubuh molek.

Dada yang kapan hari ia lihat bergerak lincah di bawah shower kini dibalut oleh kaos ketat berwarna kuning tua. Dipadu dengan rok mini berwarna cokelat tua dengan bahan jeans dan sepatu boot sebetis, semua akan setuju penampilan Miss Kingston sangat stylish.

Belum lagi wajahnya yang dipulas make up tipis sederhana, tetapi membuat penampilannya makin menawan. Bibir berwarna merah muda memakai jenis lipstick glow hingga memberi kesan basah.

Dada Sean bergemuruh kencang. Ia ingin menarik pinggang ramping, meremas bokong sintal, dan melumat bibir merah muda tersebut. Akan tetapi, tentu ia tidak bisa berbuat begitu dalam sekonyong-konyong.

“Kenapa cantik sekali? Mau menyenangkan siapa?” desisnya justru lebih terdengar cemburu daripada bernafsu.

“Ha?” Dan mata bundar Ghea membulat sempurna. Ia tidak paham maksud pertanyaan itu.

“Aku bilang, mau menyenangkan siapa dengan berdandan cantik begini?” tandas sang mafia terdengar lebih tegas dan lebih cemburu.

Kening Miss Kingston mengernyit. “Menyenangkan siapa? Tidak menyenangkan siapa-siapa. Aku selalu berdandan seperti ini kalau kuliah!” bingungnya mengendikkan bahu.

SUGAR BABY OF THE MAFIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang