Ch.07 Saat Ghea Tertidur

134K 587 60
                                    

Untuk Visual tokoh bisa follow akun IG: @rein_angg dan TikTok: @rein_angg47. Mau seru-seruan menghalu bareng pembaca lain bisa join Grup Facebook: Rein Angg And Friends.

Sedang menikmati tidur yang cukup lelap akibat kelelahan setelah sepanjang hari penuh dengan peristiwa menegangkan, ternyata malam ini tidak kalah menegangkan. Suara desahan dari kamar Sean membuat mata Ghea terbelalak dengan sendirinya.

Tidak hanya terbelalak, napasnya pun terengah. Ia bisa dengan jelas mendengar teriakan liar Abigail dari kamar sebelah. Menyerukan nama Sean dan meminta pamannya itu untuk bergerak lebih cepat.

“Mereka ... mereka bercinta?” gumam Ghea panik sendiri.

Dengan penuh kegelisahan, Miss Kingston berbaring di tempat tidur, berusaha menutupi telinganya dengan bantal. Suara-suara itu, suara desahan Sean dan Abigail, semakin menggema di kepala. Ia berusaha keras untuk mengabaikan suara-suara itu, berusaha keras untuk tidur, tetapi sia-sia.

“Ghea, kamu hanya perlu tenang,” bisik sang gadis sangat kesal, mencoba meyakinkan diri sendiri. Namun, suaranya hanyalah bisikan kecil yang tenggelam dalam desauan suara-suara dari kamar sebelah.

“Aaaah! Sean! Hit me, Baby! Yes!”

Bagaimana bisa tenang kalau suara Abigail masih saja terdengar sayup-sayup. Ia tidak bisa membayangkan kegilaan apa yang ada di sana?

“Hit me? Kenapa dia minta dipukul? Apanya yang dipukul? Kenapa harus ada pukul-pukulan?” Bola mata gadis itu berputar ke atas. Mencoba mengerti makna jeritan -jeritan itu.

Beberapa menit berlalu, suara itu tidak terdengar lagi. “Apa mereka sudah selesai?” desisnya menggaruk kepala.

“Hmm, sepertinya memang sudah selesai?” Lalu, ia menarik napas panjang, mencoba menenangkan diri.

Tarik, buang, tarik, buang. Begitu napasnya sekarang sedang diatur. Kedamaian mulai kembali terasa.

Sedikit demi sedikit, Ghea merasakan matanya mulai berat. Dia merasa tubuhnya mulai rileks, jantungnya mulai berdetak lebih lambat.

Namun yang terjadi ….

“Aaaah! Aku hampir sampai, Sean Darling! Terus! Faster! Yes! Yes! Aaaah! Fuck, yes!”

Mendelik dan langsung terduduk. Napas Ghea tersengal hebat. Menggeleng, telapak tangan menjadi dingin dan basah dengan keringat.

Bayangannya langsung kembali teringat pada pemandangan tubuh gagah Sean ketika hanya berbalut handuk. Bagaimana area perut disesaki dengan otot liat, bagaimana panggul memperlihatkan ada garis urat yang begitu tegang.

“Ini gila! Mereka sudah gila! I can’t believe it!” resahnya menutup mata dengan kedua telapak tangan.

“Yes, Sean! I like it! Again!” jeritan panas Abigail kembali terdengar sayup, sampai ke telinga gadis polos itu.

Ghea mau menangis saking risih dan kesalnya mendengar teriakan serta desahan tak karuan tersebut. Sangat geram dan terus mengumpat dalam hati.

“Kenapa mereka tidak mencari hotel saja? Ampun, ini sangat memuakkan! Kamu menjijikkan, Paman Sean! Aarrgghh!” Benar-benar mual perut gadis itu mendengar apa yang tidak seharusnya didengar.

Menghempaskan tubuh kembali ke atas ranjang, Ghea menutup kepala dengan satu bantal.

“Love you, Sean! Aku hampir sampai! Teruskan!” Akan tetapi, suara Abigail masih terus menghantuinya.

Ghea menambah satu bantal lagi di atas kepala, berharap tak bisa mendengar semua teriakan saru tersebut.

“Yes! Yes! Terus, terus!” Tetap saja masih terdengar Abigail begitu menikmati apa pun yang Sean lakukan kepadanya.

SUGAR BABY OF THE MAFIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang