Ch.16 My Sugar Baby

6.1K 101 4
                                    

Untuk Visual tokoh bisa follow akun IG: @rein_angg dan TikTok: @rein_angg47. Mau seru-seruan menghalu bareng pembaca lain bisa join Grup Facebook: Rein Angg And Friends.

Selesai mengoleskan obat untuk kaki Ghea yang terkilir, kini Sean berada di atas ranjang dengan Abigail. Wanita itu membuka jubah tidurnya dan membuat sang mafia meremas dua gundukan kenyal di dada.

Sambil menggoyang pinggul agar bokong padat berisinya kian menggoda kejantanan Tuan Besar Lycus, bibir merah dan basah Abigail berucap sesuatu yang membuat Sean berpikir lebih panjang.

“Saat dia tahu sejarah siapa ayahnya, dan bagaimana bisa berakhir seperti sekarang, aku ragu dia akan tetap menjadi kucing kecil yang menatapmu malu-malu,” ucap asisten pribadi itu sambil mengerling manja.

Ia tarik satu jari telunjuk Sean dan memasukkan ke dalam bibir merahnya. Mengulum, menjilati, dan membiarkan bosnya melihat itu semua dengan senyum kecil.

“Mmmhh, teruskan,” angguk bos besar tersebut mulai larut dalam rayuan sensual.

Sean mulai bergumam dengan desahan, mengikuti permainan erotis Abigail. Akan tetapi, kemudian raut wajahnya berubah saat kembali memikirkan Ghea dan masa depan gadis itu di tangannya. Ucapan asisten cantik masuk ke dalam relung batin hingga membuatnya resah.

“Aku sudah menyelamatkan dia dari Javier Blast. Kalau bukan karena aku, dia sudah di atas ranjang lelaki mesum itu! Ghea berhutang nyawa padaku,” sangkal Sean pada akhirnya tidak setuju dengan ucapan Abigail.

“Dia akan terus merasa berhutang nyawa padaku. Dan aku juga yakin dia tidak akan tahu mengenai kematian Marcus. Hanya sedikit orang yang tahu jalan cerita yang sebenarnya,” tukas pemimpin organisasi hitam tersebut menatap tajam pada wanita setengah telanjang di hadapan.

Abigail berhenti mengulum telunjuk Tuan Besar Lycus, lalu menorehkan telunjuk basah itu di tengah belahan dadanya. Membuat kulit berkilap terkena salivanya sendiri.

“Jangan terlalu percaya diri, Sean Darling,” tanggapnya menatap sendu, tetapi tetap terlihat erotis. “Kamu tahu bahwa kucing kecil pun masih bisa mencakar dan membuat kulitmu berdarah.”

Gumam dingin meluncur dari bibir yang dikelilingi kumis cokelat gelap. Sorot lekatnya menghunjam ke dalam netra Abigail. Sean mengambil sebatang rokok yang masih menyala di sisi ranjang. Menghisap satu kali, mengembus asapnya ke arah wajah Abigail.

Suara berat dan serak terdengar mencekam di antara remang kamar.  “Kucing kecil tidak akan mencakar kalau tidak diganggu. Dan aku percaya, dia tidak akan diganggu oleh siapa pun, termasuk kamu. Apakah dugaanku benar?”

Selepas berkata demikian, mendadak jemari mencengkeram pinggang Abigail dengan ketat. Rengkuhan yang cukup keras hingga sang wanita segera paham maksud bosnya.

“Apa aku pernah mengkhianatimu selama ini, Darling? Rahasiamu selalu aman bersamaku, bukan?” senyum Abigail sedikit meringis menahan rasa sakit akibat cengkeraman Tuan Besar Lycus. Ia remat jemari kokoh di pinggang, berusaha menarik, tetapi tidak berhasil.

“Hmm, dan jangn pernah berpikir untuk mengkhianatiku, Abigail. Kamu tahu benar apa yang kulakukan pada pengkhianat!” desis sang lelaki lalu menarik tubuh seksi itu hingga kini rebah di atas ranjang.

Sambil mengecup leher dan menjilati pelan tengkuk asisten pribadinya, Sean menegaskan sekali lagi. “Jangan pernah terlintas untuk mengkhianatiku, karena aku akan membunuhmu tanpa pernah kamu sadari kedatanganku.”

Dada Abigail kembang kempis saat matanya bertatapan dengan netra lelaki di atasnya. Bertahun-tahun bersama tanpa ikatan apa pun, baru kali ini ia merasa merinding dengan ancaman itu. Wajah cantiknya menggeleng pelan, “Aku tak pernah berpikir untuk berkhianat. Semua yang aku butuhkan ada di sini,” engahnya membelai dada bidang berbulu halus.

SUGAR BABY OF THE MAFIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang