Ch.30 Apakah Semalam Kita ....

2.9K 48 1
                                    

Untuk Visual tokoh bisa follow akun IG: @rein_angg dan TikTok: @rein_angg47. Mau seru-seruan menghalu bareng pembaca lain bisa join Grup Facebook: Rein Angg And Friends.

Evan merenung di atas ranjangnya. Menatap langit kamar yang mulai terpapar sinar mentari pagi. Kejadian semalam masih benar-benar membekas.

Harum tubuh Ghea, lembut kulit sang gadis ketika ia memeluknya, dan berbagai kegilaan yang terjadi akibat obat perangsang.

Tawa Miss Kingston yang terus meringsek ingin mencium pipi dan bibirnya terdengar sangat nyata. Begitu renyah, bahkan menggemaskan.

Sontak, ada sembilu mengiris tipis di dalam relung sanubari. Sebuah keinginan untuk kembali bertemu, menatap mata bulat berwarna hitam. “Apakah ini yang namanya jatuh cinta sedemikian dalam?”

“Aku … aku merindukanmu? Begitukah?” Napas sang agen rahasia pemerintah mengembus resah.

Ia turun dari ranjang. Berjalan menuju meja kecil di pojokan kamar. Mengambil ponsel, mengaktifkan layarnya. Cepat menekan aplikasi chat.

Sudah pukul 7 pagi. Tidak tahu apakah Ghea sudah bangun. Menatap last seen, tertulis pukul 10 malam kemarin. Berarti sampai sekarang belum membuka chat sama sekali. Tidak apa, dia yang akan bertanya lebih dulu.

[Apa kamu baik-baik setelah semalam? Kabari aku, ya. Aku mengkhawatirkan keadaanmu.]

Lalu, ia melihat ada chat masuk dari Mia. Ternyata chat dari semalam.

Mia [Kamu jadi datang ke Black Owl? Aku tidak bisa menemukanmu. Aku juga tidak tahu Ghea ke mana. Kenapa semua orang menghilang?]

Evan tersenyum dingin. “Pergi berdua dengan Ghea, dan mendadak dia mabuk, juga meminum obat perangsang? Kamu yang lebih pengalaman pergi ke klub malam. Apa kamu ada di balik ini semua?” duganya sinis.

Evan [Aku datang, tapi aku juga tidak menemukan kamu. Aku hanya melihat Ghea dengan beberapa lelaki. Aku tidak mau mengganggunya. Kamu di mana?]

Menjawab dengan sebuah pancingan. Ternyata, Mia langsung merespon chat itu.

Mia [Iya, terakhir memang Ghea dengan tiga orang lelaki. Aku juga tidak menyangka dia seperti itu. Begitu dia mulai berdekatan dan bermesraan dengan mereka, aku langsung ke kamar mandi.]

Mia [Saat aku kembali dari kamar mandi, Ghea sudah tidak ada. Aku tidak mengira dia sebinal itu. Kenapa kamu tidak meneleponku semalam dan bertemu di sana?]

Evan [Kamu tidak mengenal tiga lelaki yang bersamanya?]

Mia [Aku tidak kenal. Mereka baru saja berkenalan di klub. Makanya, aku juga heran kenapa Ghea langsung mau pergi dengan mereka, bermesraan pula! Aku malu mempunyai sahabat semurah itu.]

Evan [Katanya tadi tidak tahu Ghea ke mana? Sekarang, kamu bagaimana bisa tahu kalau Ghea pergi dengan mereka?]

Pertanyaan Evan ini membuat telapak tangan Mia sontak menjadi dingin dan jantungnya berdentang keras. Sadar telah terjebak dengan jawaban-jawabannya sendiri yang konsisten.

“Sudah kuduga kamu pasti ada hubungannya dengan semua ini. Kamu sengaja mendatangkan aku untuk melihat Ghea bermesraan dengan lelaki asing itu, ‘kan?” kekeh Evan sinis.

“Sahabat macam apa kamu? Ghea harus tahu kalau kamu dalang di balik semua ini! Kalau aku menyelidiki ke klub malam, pasti aku akan menemukan sesuatu.”

Mia berpikir sejenak, lalu menjawab.

Mia [Aku hanya mengira saja mereka pergi sambil bermesraan. Mungkin memang Ghea sudah tidak sabar untuk digerayangi ramai-ramai. -Emoticon tertawa-]

SUGAR BABY OF THE MAFIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang