Ch.44 Ajaran Abigail

1.4K 29 1
                                    

Untuk Visual tokoh bisa follow akun IG: @rein_angg dan TikTok: @rein_angg47. Mau seru-seruan menghalu bareng pembaca lain bisa join Grup Facebook: Rein Angg And Friends.

Percakapan di antara dua mahasiswa, yaitu Ghea dan Evan. Pemuda itu mulai menanamkan pikirab-pikiran untuk menggoyang keinginan gadis manis menetap di Lycus Mansion.

Mendengar ucapan sang agen rahasia, Ghea tertegun. “Pergi dari rumah Paman Sean?” gumamnya berpikir ulang. Hati menolak berbuat itu, ia … telah jatuh cinta dengan lelaki gagah bertato ular kobra di punggung.

“Iya, bangun hidupmu sendiri. Aku hanya … well, kamu tidak hidup bersamanya dari kecil, bukan? Dan sekarang banyak sekali kasus orang yang lebih tua … ehm … maaf, ya, bukan apa ….” Evan terdiam, mengusap-usap tengkuknya karena memikirkan kata lanjutan.

Kening Ghea mengernyit diiringi rasa penasaran yang tinggi. “Apa? Banyak sekali kasus apa?”

“Kasus lelaki dewasa menodai gadis-gadis sepertimu. Maaf, bukan aku menuduh pamanmu akan berbuat itu. Aku tahu dia memberimu tempat tinggal dan lain sebagainya. Ini hanya kekhawatiranku saja,” pungkas Evan semakin mempengaruhi.

Menggeleng, “Paman Sean tidak mungkin melakukan itu kepadaku. Selama ini, dia sungguh baik,” kelit Ghea meski kemudian ingatannya berkelana pada momen mendebarkan setiap Sean mengintimidasinya dengan cara yang ….

Evan mengendikkan bahu, “Lagipula, terlihat lucu saja kalau kamu tinggal dengannya. Dia tidak mempunyai istri, dan ada kamu di sana. Lama-lama orang bisa bergosip kamu memiliki hubungan khusus dengannya.”

“Hah?” toleh Ghea karena nada suara Evan seperti mencemooh saat mengatakan kalimat terakhir.

“Iya, maksudku … usia pamanmu jauh lebih tua, bukan? Dan orang tahunya dia pamanmu. Jika terjadi gosip bahwa seorang paman memacari keponakannya sendiri, apa kata orang?” tawa Evan pelan, terkesan bergurau, tetapi menusuk sanubari sang gadis.

Miss Kingston terdiam dan menunduk. Di mana Evan semakin yakin dari berubahnya ekspresi Ghea pada obrolan terakhir, benarlah kalau gadis itu dan Sean Lycus ada hubungan asmara yang rumit. Hal ini membuatnya kian panas.

“Sudah, jangan dipikirkan lagi. Kita hampir sampai kelas. Maafkan aku, ya?” Tiba-tiba Evan merangkul dan mengusap lengan Ghea. Lalu, setelah melakukan itu, ia melepas rangkulannya, kemudian tersenyum.

“Maaf kenapa?” tatap Ghea lirih. Bagaimana bisa tidak memikirkan lagi karena sekarang ucapan Evan memasuki relung batin.

Evan mengembus panjang, “Maaf karena telah membuatmu gundah. Aku tidak bermaksud begitu. Aku hanya memikirkan kebaikanmu, Ghea.”

Gadis manis itu mengangguk dan tersenyum. “It’s oke, kamu sahabatku. Aku tahu kamu jujur, dan aku percaya niatmu tulus.”

Mendengar kata sahabat, jujur, dan niat tulus telah membuat Evan merasa sedikit tertegur. Ghea tidak tahu kalau dirinya adalah agen rahasia pemerintah dengan target mencari data rahasia. Seandainya tahu, apakah gadis cantik itu masih akan berada di sisinya?

***

Persiapan untuk membalas Victor Marayan sudah mencapai tahap puncak. Kini, anak buah Sean telah berkumpul di Lycus Mansion untuk mendengar maklumat terakhir dari pemimpin mereka.

“Kita berangkat untuk menegakkan nama Klan Lycus yang telah diserang secara tiba-tiba oleh Victor Marayan! Kita tidak akan pulang sampai musuh bergelimang darah!” seru Sean mengangkat senjatanya ke atas, membakar semangat para punggawanya.

“Untuk Tuan Sean Lycus!” sambut Claudio serta puluhan anak buahnya yang lain.

“Masing-masing sudah tahu tugas dan posisinya! Aku ingin semua dilaksanakan cepat! Jangan sampai ada yang salah!” tegas sang pemimpin sekali lagi.

SUGAR BABY OF THE MAFIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang