Ch.47 Semua Karena Cemburu

1.3K 32 1
                                    

Untuk Visual tokoh bisa follow akun IG: @rein_angg dan TikTok: @rein_angg47. Mau seru-seruan menghalu bareng pembaca lain bisa join Grup Facebook: Rein Angg And Friends.

Berjalan berdua di atas dermaga panjang, harusnya suasana sore itu menjadi romantis bagi Evander Xu yang terus berusaha mendapatkan cinta Ghea untuknya. Ia menyukai bagaimana senyum serta tawa gadis itu menghiasi dunia sepi dan sendirinya.

Namun, sesuatu di luar dugaan terjadi, membuat semua kini menjadi tegang. Sean Lycus datang, membentak Ghea untuk segera pulang. Amarah membuncah di dalam dada agen rahasia itu, tidak terima dengan bentakan di depan umum untuk Miss Kingston, tetapi lagi-lagi ia menahan semuanya.

‘Tenang, Evan! Ingat, kamu hanyalah mahasiswa biasa yang pasti takut dengan seorang Sean Lycus!’ ingatnya dalam hati melepas kembali jemari yang sebelumnya mengepal di samping kaki.

Sementara itu, Ghea yang dibentak sontak terkejut hingga wajah memerah dan mata terbelalak. “A-apa?” engahnya tak menyangka mendapati Sean ada di tempat yang sama dan berbuat ini.

“Kamu tidak dengar apa kataku? Pulang! Masuk ke mobil dengan Gabe, sekarang!” ulang Sean membentak satu kali lagi.

Orang-orang di sekitar yang sejak tadi sudah tertarik dengan kedatangan Sean dan bodyguard-nya semakin memperhatikan. Beberapa justru diam-diam mengeluarkan ponsel mereka, ingin merekam keramaian yang mungkin saja terjadi setelah ini.

Ghea terengah lebih kencang, menatap balik pada Daddy Sean yang sedang melotot kepadanya. “Ada apa ini? Kenapa tiba-tiba aku dibentak?” protesnya kesal.

“Tidak usah banyak bicara! Pergi dari sini, masuk mobil!” dengkus Sean semakin menatap dengan sorot tajam.

“Aku tidak mau!” tolak Ghea cemberut, melipat tangan di depan dada. Ia tidak suka dibentak-bentak begini, apalagi di depan umum. Berpikir, apa Sean sedang kerasukan sesuatu hingga tiba-tiba datang dan mengamuk?

Sean benar-benar geram dengan sikap Ghea yang tidak menurut. Ingin menyeret gadis itu, tetapi semua orang melihat. Belum berkata apa-apa lagi, mendadak suara Evan terdengar.

“Tuan Lycus, apakah ada masalah?” tanya sang pemuda dengan nada yang dibikin sedikit takut-takut.

Mengalihkan pandang, kini sorot tajam itu mengarah pada Evan. “Apa ada masalah, katamu? You fucking shit! Kamulah masalahnya!” desis Tuan Besar Lycus.

“S-saya?” Evan berakting gugup, sungguh meyakinkan sandiwaranya.

Dada Sean kembang kempis akibat emosi hingga akhirnya ia mendorong pundak Evan. Pemuda itu tidak melawan. Saking kencangnya dorongan sang mafia, ia sampai terjungkal ke belakang.

“Evan!” teriak Ghea begitu temannya terjatuh di atas kayu dermaga.

“Jangan sentuh dia!” bentak Sean menghalangi Ghea sekaligus memasang wajah angkernya.

“Daddy ini kenapa? Kenapa mendorong Evan? Dia salah apa!” amuk Ghea melotot dengan paras merah padam.

Agen rahasia itu berdiri, membersihkan celananya, “Tidak apa-apa, Ghea. Aku tidak apa-apa,” geleng Evan menghela panjang. “Maafkan saya, Tuan Lycus. Tapi, apa salah saya?”

Claudio berbisik di telinga Sean, “Banyak orang mengambil video, Tuan.”

“Ambil ponsel mereka, hancurkan, aku tidak peduli!” desis Sean melirik marah pada Claudio.

Sang kepala bodyguard langsung bertindak, memerintah anak buahnya untuk menghalau orang-orang yang mengambil video kejadian ini.

“Daddy! Jelaskan ada a—“

SUGAR BABY OF THE MAFIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang