Ch.24 Akibat Valentine

1.7K 37 0
                                    

Untuk Visual tokoh bisa follow akun IG: @rein_angg dan TikTok: @rein_angg47. Mau seru-seruan menghalu bareng pembaca lain bisa join Grup Facebook: Rein Angg And Friends.

Nona Kingston berlari masuk ke kamar tidurnya. Jantung berdegup luar biasa hebat. Barusan, sesuatu yang di luar nalar terjadi kepada dirinya. Daddy Sean menyentuh dengan sebuah usapan yang berbeda.

“Tidak, tidak, ini tidak mungkin terjadi. Itu semua pasti hanya cara dia marah dan menghukumku!” erang Ghea merebahkan diri ke atas ranjang, dan meletakkan kotak cokelat dari Evan di sisinya.

Mata terpejam, bisa merasakan nadi masih berdenyut cepat. Pun, masih bisa mencium sayup bau maskulin parfum Gisada milik Sean yang tertinggal sedikit di bajunya akibat mereka tadi berdekatan tanpa jarak.

“Ini gila! Daddy Sean sungguh gila! Dia menyentuh bibirku, bahkan menyentuh dadaku! My God!” Tak bisa menahan, Ghea pun makin terengah. Wajahnya pias, dan keringat dingin masih sedikit menyembul di pori-pori kulit putihnya.

Terdiam, rekaman di dalam memori mengingat kembali, mereka ulang setiap adegan yang telah terjadi.

Mendaak Sean menarik lengannya, ia terhempas ke belakang, lalu dipeluk menggunakan dua tangan kekar, sangat erat. Tak seberapa lama, bibir yang mengeluarkan hawa panas itu menyentuh telinga, pipi, bahkan lehernya.

Merinding, Ghea jadi merinding. Tidak hanya itu, tidak hanya jantung yang kencang berdetak, sesuatu di antara kedua kakinya juga terasa kian hangat dan ada sedikit sensasi berbeda.

“Mmmhhh!” erangnya hingga pundak naik turun. Bagaimana tidak mengerang tertahan ketika mengingat bagaimana telapak tangan Sean menyentuh dadanya. Mengusap pelan walau tanpa meremas.

Terlebih, bagian puncaknya adalah ketika jari-jari besar berukuran dua kali lipat dari jarinya yang mungil itu menelisik ke paha bagian dalam. Diam di sana, mengusap sebentar, lalu keluar kembali.

Menggigit bibirnya sendiri, Miss Kingston merasa raga menjadi panas dingin tidak karuan. Baru kali ini ia merasakan sentuhan lelaki sedemikian intens … sedemikian intim, dan sangat … entahlah, Ghea tidak bisa menjabarkan dengan jelas apa yang dia rasa.

Satu hal yang pasti, pengalaman pertama ini akan menjadi pengalaman yang tidak terlupakan. Paras tampan milik Daddy Sean yang begitu dekat dengan wajahnya sungguh menggetarkan kalbu.

Dan saat bibir lelaki itu menjelajah di leher berkulit putih halus miliknya, “Tolong aku! Aku mau gila rasanya!” Ghea memekik sendiri sambil menggeleng.

Ia membuka mata, sekali lagi menggelengkan kepalanya. “Aku tidak boleh terus mengingatnya. Ini adalah kejadian seumur hidup yang tidak boleh terulang lagi!”

“Ingat apa kata Abigail kepadamu, Ghea? Banyak wanita di luar sana yang hanya pemuas nafsu Daddy Sean! Apa kamu mau menjadi salah satunya? Please, jangan menggila! Di mana harga dirimu!” tegas sang gadis pada dirinya sendiri.

Mengatur napas, mengusap mata sekaligus wajah dengan kedua telapak tangannya, memutuskan untuk melupakan dan bersikap seolah semua ini tidak pernah terjadi.

Ponsel berbunyi, ada yang menelepon. Menarik napas panjang, Ghea mengambil benda pipih di atas ranjang. “Hai, Evan,” jawabnya datar.

“Hey, bagaimana? Ketemu atau tidak hadiah Valentine dariku?” tanya sang pemuda.

“Ketemu, ternyata ada di ruang tamu lantai satu,” jawa Ghea asal menyebut. Tidak mungkin ia mengatakan cokelat dari Evan dibuang oleh Sean.

Evan tersenyum lega, tetapi kemudian ia bisa mendengar sedikit engah dari suara Ghea. “Kamu baik-baik saja? Napasmu seperti orang baru saja lari jauh?”

SUGAR BABY OF THE MAFIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang