Part 20

26.3K 1.5K 40
                                    

"Sampai kapan Mas Gama akan lupa sama aku?" gumaman Naysa terdengar menyedihkan.

Tanpa aba-aba Gama langsung melingkarkan tangannya ke pinggang Naysa dan mengecup pelipisnya. Ia rasakan tubuh Naysa langsung kaku.

"Happy birthday my love," bisik Gama pelan dan tepat di dekat telinga Naysa.

Naysa membiarkan air matanya meleleh ke arah pelipis kanan hingga jatuh ke bantal. Degupan jantungnya semakin di atas normal mendapat bisikan lembut sekaligus pelukan hangat dari seseorang di belakangnya. Menggerakkan sedikit pun badannya Naysa tidak mampu. Ia takut ini hanya ilusi saja. Gama masih di rumah sakit dan mana mungkin datang ke rumah.

Melirik sedikit pada dinding di mana terpajang jam berukuran sedang. Mata Naysa melotot dan tubuhnya semakin kaku. Ada desiran aneh yang langsung menghampirinya. Ini jam 12 malam dan bukankah tengah makan seperti ini banyak bermunculan makhluk dari dimensi lain yang konon katanya suka gentayangan? Mencari teman atau....? Lupakan ini memang tanggal lahirnya tapi apa harus makhluk dari dunia lain yang pertama kali mengucapkan?

Naysa menarik nafas dalam dan perlahan tatapannya beralih pada tangan yang melingkari pinggangnya. Apa yang sedang memeluknya ini salah satu dari kaum dunia lain? Tidak tahukah mereka jika Naysa hanya mau dipeluk oleh Gama, suaminya. Tidak hantu atau kawan-kawannya.

Memejamkan mata sesaat sebelum tubuhnya berbalik dan mendorong sekuat tenaga seseorang yang memeluknya dari belakang dengan iringan teriakan andalan Naysa.

"Aaaaa."

Bugh

"Arrrrghhh."

Mendenger rintihan dari suara yang sangat ia hafal Naysa menatap lantai di mana seseorang mirip Gama Meringis dengan tangan di pinggang bagian belakang.
Sontak Naysa meletakkan tangan di mulut.

"Ya ampun Mas Gama?" pekiknya tertahan.

Gama semakin membuat raut wajahnya semeringis mungkin.

"Tolongin Nay."

Bagai orang bodoh, Naysa mengangguk dan bangun dari atas tempat tidur. Mengulurkan tangan untuk membantu Gama bangun tapi setelah tangannya dan Gama saling terkait, Naysa justru ditarik hingga jatuh terduduk di atas sebelah paha Gama.

"Eh."

Degupan jantung keduanya sama-sama tidak beraturan. Gama yang terlena karena tatapan cantik Naysa membuatnya enggan menoleh meski sebentar ke arah lain. Naysa yang merasakan ada rasa nyaman ditatap oleh Gama seperti ini membuatnya ingin sesuka hati menyuarakan rindu pada sang kekasih halal lewat tatapan mata.

Namun, teringat akan apa yang belum sampai 24 jam terjadi, Naysa hendak bangun dari duduknya. Lagi-lagi kalah oleh tangan Gama yang lebih dulu menahan pinggangnya untuk tetap stay di paha sang suami.

Sadar dirinya dikerjain Gama tentang lupa ingatan, Naysa membuang muka dengan raut cemberut. Gama meraih dagu Naysa dan mengusap pipi gadis itu lembut. Sebelum melabuhkan satu kecupan manis di bibir mungil sang istri. Lelahnya langsung sirna setelah meraih obat yang ada di diri Naysa.

"Apaan cium-cium!"

Naysa mendorong pelan wajah Gama. Suaminya terkekeh dan malah memeluk tubuhnya erat.

Dalam Sentuhan Cinta Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang