8. Kenapa menyelamatkanku?

6.9K 640 20
                                    

"Ah?"

Sebuah jarum yang lajunya begitu cepat ternyata sudah menancap di tangan Kivandra. Gadis itu mundur beberapa langkah karena terkejut. Dari arah belakang ada yang memeganginya, seorang pria dengan rambut berwarna putih polos. Matanya hitam pekat seolah memaksa Kivandra untuk terlelap di dalamnya.

Kivandra menggeleng pelan dan berusaha berdiri tegak. Tetapi, tiba-tiba kepalanya terasa berat dan membuat tubuh gadis itu tak seimbang. Ia hampir jatuh ke samping, pria berambut putih memeganginya. Tatapan Kivandra pun menjadi samar dan berat, napasnya juga tersenggal tak karuan. Sebuah rasa sakit merangkak dari lengannya hingga menusuk bagian dada.

Dengan pendengaran yang sekarat, gadis itu mendengar ucapan si pria di belakangnya. "Sepertinya ini racun, Baginda."

Suara yang membuat Kivandra ingin tenggelam dalam, gadis itu menutup matanya tak lagi mampu bertahan. Pandangannya kini gelap gulita. Rasa sakit luar biasa tadi menghilang.

Kivandra terkapar di dalam ruang hitam tak berujung. Ia berdiri berusaha mencari jalan keluar. Namun setiap langkah yang ia jalankan terasa semakin berat. Gadis itu menoleh ke belakang dan melihat kegelapan seolah hendak melahapnya. Kegelapan yang menakutkan.

Jantung Kivandra berdebar sangat cepat karena rasa takut merambat. Ia berlari tanpa menengok ke belakang, terus berlari, berlari, hingga rasanya kedua kaki menjadi perih. Tak tahu sudah berapa jauh jarak yang ia tempuh dengan kedua kaki, gadis itu berhenti dengan napas yang sesak. Putus asa. Jalan keluar tidak ada. Kivandra menangis karena tak kuasa berpura-pura berani. Ia terduduk di ruang tak berujung dengan tubuh gemetar. Kegelapan hampir melahapnya utuh.

"Jangan menangis."

Tiba-tiba sebuah suara menenangkan hatinya. Kivandra mendongak, seorang wanita dengan rambut berwarna emas berkilauan. Mata wanita itu coklat seperti warna mata asli Kivandra.

Cahaya yang muncul dari arah si wanita membuat kegelapan sirna.

"Aku selalu menjagamu di hati." ucap si wanita sambil menyentuh kedua pipi Kivandra.

Kilauan silau muncul di mana-mana, Kivandra menutup matanya dengan terpaksa. Menerpa segala kegelapan yang ada, kini beban berat yang menggantungnya tiada.

"Apa kau bangun?" suara samar menyadarkan Kivandra yang terlelap.

Gadis itu kembali membuka matanya, ia melihat pangeran kedua, Ethan, menatapnya dengan rumit. Kivandra mengubah posisinya menjadi duduk.

"Kenapa?"

Kivandra menoleh, "Maaf?"

"Kenapa menyelamatkanku?" tanya pangeran Ethan dengan nada datar.

"Itu .... " Kivandra memainkan jemarinya. "Bukankah karena saat di pesta, anda adalah kakak saya?"

Ethan terdiam beberapa saat. "Ekhem," ia beranjak dari kursinya. "Aku akan memanggil dokter."

***

Tiga hari Kivandra tak sadarkan diri karena racun yang berada di dalam jarumnya. Kata dokter, racun itu sangat mematikan dan bisa membunuh nyawa orang dalam sekali napas. Kejadian Kivandra adalah sebuah keajaiban di mana ia masih hidup. Dokter sebenarnya sangat heran dan takjub. 

Hari-hari terakhir, Kivandra sedang menjalankan pemulihan di dalam kamarnya. Kaisar, Pangeran Usha, dan Pangeran Ethan pernah satu kali berkunjung selama itu.

Tok tok tok

Pintu kamar diketuk. Kivandra yang sendirian di kamarnya sambil memakan semangkuk sup menjadi bingung.

"Katanya Helen mau mencuci selimut, kenapa datang lagi?" gumamnya bingung lalu beranjak membuka pintu.

"Eh? Pangeran Ethan?"

Yang berada di depan pintu bukannya Helen atau pelayan lainnya, ternyata yang datang adalah Pangeran Ethan.

"Kau, pindahkan kamarmu."

"Maaf?"

Ethan menghembuskan napasnya. "Jangan terlalu senang. Dokter akan kesulitan jika kamarmu sangat jauh dari gerbang. Jadi kau harus pindah ke kamar utama, bukan kamar tamu lagi."

(END) Princess SurrogateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang