11. ORANG MASA LALU

362 24 2
                                    

ORANG MASA LALU

"KIARAAAA!!" Aluna berlari meneriaki nama sahabatnya yang kini tergesa-gesa menghindarinya. Teriakan dari gadis judes berwajah jutek, namun memiliki paras cantik berhasil menglihkan seluruh perhatian murid yang sedang menunggu di tepi jalan.

"ALUNA!" Kiara balas berteriak singkat. kesal melihat tingkah sahabatnya.

"Lo mau ke mana, hah? Dari kemarin buru-buru terus sampai gue ditinggal!"

"Lo bisa gak sih bicaranya pelan-pelan, Nana!" geram Kiara.

"Iya. Lo mau ke mana? Jawab gue dulu!"

"Lo gak perlu tau, Na. Yang penting PR lo gue kasih contekan terus."

"Ih, Kiara! Bukan masalah gue yang sering nyontek sama lo. Tapi lo aneh tau gak? A.N.E.H."

"Lo ke mana, Kiara? dari kemarin lo tinggalin gue mulu."

"Iya, karena kalau nunggu lo kelamaan. Bisa telat gue kerjanya."

"Kerja?" Kiara refleks tersadar karena dirinya keceplosan. Dan siapa itu? Bukan Aluna yang menyela ucapannya. Kedua sahabat itu lantas menatap ke belakang. Laki-laki jangkung, bermata sipit serta kulit putih tertutupi hoodie persis seperti ciri-ciri yang Mbak Meta ceritakan kemarin.

Dia Seno. Yang berhari-hari tak Kiara lihat. Ingatan Kiara tertuju pada pembicaraannya dengan Mbak Meta siang kemarin. Iya, Senolah yang melunasi semua biaya pengobatan ibunya.

Kiara sangat hafal ciri fisik dari laki-laki yang pernah mendiami hatinya selama hampir dua tahun. Selama itulah gulita yang mengelilingi Kiara perlahan terlihat benderang karena hadirnya Seno. Rasa sakit yang Kiara rasa perlahan berkurang karena ada Seno di sampingnya. Dia bisa mengeluhkan semuanya pada Seno. Tapi kini gulita itu kembali memenjarakan Kiara seorang diri. Masa SMP yang kelam kembali Kiara rasakan seorang diri.

"Lo kerja, Ki?" Seno menundukkan kepalanya untuk menatap mata Kiara.

"Lo kerja di mana?"

"Lo kerja apa, Ki?" Seno terdengar gelisah ketika mengetahui bahwa Kiara bekerja. Ucapannya terdengar memaksa Kiara untuk segera menjawab pertanyaannya. Namun hal itu justru membuat Kiara bungkam dan tak berani menatap Seno.

"Lo kerja di mana, Kiara?" Seno merendahkan nada suaranya agar Kiara tak merasa takut dengannya.

"Lo gak perlu tahu, Sen."

"Dan bekas luka apa lagi ini, Ki?" Seno mengelus pelan kening Kiara. "Jangan bilang ini ulah-"

"SENO!!" Teriakan melengking dari dalam pagar terdengar hingga luar. Seorang gadis berambut keriting panjang. Bermata bulat dan tahi lalat di bawah bibir. Berlari dan dengan rasa percaya diri yang tinggi memeluk lengan Seno.

"Lo ngapain pegang-pegang cewek miskin ini?"

"Terserah gue. Kiara pacar gue!"

"Seno!" Kiara melotot kaget. Jelas dia tidak terima dengan pengakuan Seno barusan.

"Oh, dia pacar lo?" Cewek berambut keriting tersebut terlihat kesal dan menatap Kiara tajam.

"Heh, cewek miskin. Lo denger ya. Gue Alesha Ratna Olivia. Tunangannya Seno. Iya, Seno mantan lo." Alesha berujar begitu jelas, "dan untuk sampah kayak lo gak pantas dapetin Seno yang sekelas pejabat."

"Alesha!" tegur Seno menjauhkan tangan Alesha dari lengannya. Sudah muak mendengar semua bualan dari cewek aneh di sampingnya.

Kiara dia tak mampu membalas ataupun menyangkal semua ucapan Alesha. Apa yang dikatakan barusan benar. Gadis miskin seperti Kiara dibandingkan dengan Alesha sudah jauh perbedaannya. Tak mungkin dia bersanding dengan Seno, putra sulung dari seorang walikota yang memiliki usaha di mana-mana.

PROTECTOR [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang