7. PEMUDA BERJAKET DENIM

313 34 1
                                    

PEMUDA BERJAKET DENIM

Dua wanita muda sedang berbincang di sofa berwarna abu-abu itu lantas berdiri tegak ketika mobil hitam metalik berhenti tepat di depan toko. Lampunya yang berwarna putih menembus pintu kaca transparan hingga menyorot masuk ke dalam toko. Dalam sekejap wanita dewasa berbadan langsing dengan tinggi 165 cm keluar dari dalam mobil tersebut.

Jilbab segitiga berwarna hijau mint senada dengan warna baju terikat kebelakang leher dengan rapi. High heels berwarna cream juga senada dengan tas yang dijinjing sebelah kanan. Benar-benar menarik dan sempurna. Itulah batin Kiara. Aura kepemimpinan lantas menguar ketika Kiara bersitatap dengannya. Apakah ini bosnya? Jika iya Kiara begitu mengaguminya. Kiara suka dengan style juga cara berjalan bosnya yang begitu berwibawa.

"Itu Kak Mia. Bos kita, Ki." Mbak Meta memberi tahu seraya membenarkan letak jilbabnya.

"Kak," sapa Mbak Meta. Sementara Kiara tersenyum pada bosnya.

"Iya. Sehat, Meta?"

"Sehat, Kak."

Mia mengangguk. Lalu menatap gadis remaja berbadan kecil yang berdiri di samping Meta. "Itu?" Mia bertanya pada Meta mengenai kehadiran Kiara.

"Iya, Kak. Namanya Kiara, yang akan gantikan aku setengah hari." Mbak Meta menyikut Kiara pelan. "Jangan nunduk, Kiara."

"Takut, Mbak," balas Kiara berbisik.

"Kiara?" panggil Mia seraya mengambil tempat duduk di sofa berukuran dua dudukan berwarna hijau.

"I-iya, Bu?" Refleks Kiara berucap Ibu. Kiara teringat gurunya di sekolah seperti seumuran dengan bosnya saat ini.

Mia tersenyum sekilas. "Duduk lah, kenapa berdiri?"

"Oh, iya, Kak." Mbak Meta segera tersadar dan cepat duduk diikuti oleh Kiara.

"Oh, iya, Meta, ada makanan di dalam mobil tuh. De Klapper Pie. Ambil satu kotak bawa ke sini untuk kalian makan."

Kiara hanya menatap kepergian Mbak Meta. Tersisa dirinya dan Mia di sini. Suhu terasa dingin dua kali lipat. Sama seperti dia pulang dari rumah sakit pagi itu. Benar-benar mengerikan. Jantung Kiara berdetak lebih cepat. Ini adalah pengalaman pertamanya.

"Kiara punya KTP?" Suara serak basah dari Mia membuat Kiara segera mengangguk dan menunjukkan kartu identitasnya.

"Meta bilang sama Ibu, Kiara masih sekolah ya?"

"Iya, Bu. Kiara masih sekolah. Kiara butuh uang untuk berobat Ibu dan biaya sekolah Kiara."

"Bapak masih ada kan?" tanya Mia.

Kiara mengangguk. "Masih, Bu. Cuma kalau uang dari Ayah itu masih belum cukup, Bu. Makanya Kiara kerja dan kebetulan Mbak Meta menawarkan ke Kiara."

Kiara menatap Mbak Meta yang telah kembali membawa satu kotak makanan yang tadi disebutkan.

"Ini, Kak?"

"Iya-iya. Silakan di makan Meta, Kiara."

"Iya, Kak."

"Iya, Bu."

"Jadi kalian berdua maunya gimana?"

Mbak Meta mulai menjelaskan agar bosnya mengerti. "Iya, kayak gitu, Kak. Seperti yang aku jelaskan kemarin. Kiara kan pulang sekolah jam dua. Nanti jam dua aku ganti shift dengan Kiara. Dan Kiara jaga sampai toko tutup. Untuk gaji nanti gak masalah lah, Kak. Aku bagi dua aja dengan Kiara. Karena kan aku yang mengajak Kiara."

Mia mengangguk mengerti. "Oke lah gak masalah kalau gitu. Meta ajarkan Kiara nanti apa-apa yang harus dipahami di toko ini."

"Iya, Kak. Jadi Kiara diterima ya, Kak?"

PROTECTOR [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang