CERITA KIARA
Isakan demi isakan samar-samar terdengar dari balik sofa yang memiliki ruang cukup untuk ditempati oleh satu orang yakni Kiara. Gadis bertubuh kecil dan kurus yang memiliki tinggi 152 cm dengan berat badan tidak sampai 40 kg itu sedang menangisi dirinya dengan segala beban yang ditanggung di pundaknya.
Kesehatan Ibunya, biaya sekolahnya, sikap ayahnya yang semakin hari membuatnya takut dan juga kasar, lalu perkataan Alesha yang mampu membuatnya keluar kapan saja dari Mia Furniture. Pekerjaan ini penting untuk Kiara. Saat ini hanya di Mia Furniture yang bisa membuatnya bertahan untuk terus sekolah dan sedikit demi sedikit mengumpulkan biaya untuk berobat ibunya.
Lagi tentang Seno. Apa yang Kiara katakan kemarin juga sangat melukai hatinya. Bohong bila Kiara membenci rumahnya. Penghuni macam apa yang tidak tahu diri tega meninggalkan rumah yang dua tahun lebih sudah menemaninya melewati hari-hari kelam. Seno pasti terluka dengan yang Kiara katakan. Tapi jika tidak begitu Seno akan terus mendekatinya dan membuat Alesha semakin cemburu lalu berujung pada pekerjaan Kiara. Terlebih Tante meira juga tidak suka dengannya.
Bagaimana bisa Kiara berada di lingkaran yang membuatnya bergerak sedikit saja langsung jatuh ke dasar jurang? Kiara pikir hidupnya yang sudah sulit tak akan dipersulit lagi oleh Tuhan. Ternyata Kiara salah. Justru Tuhan ingin melihatnya berjuang dengan lebih kerasa lagi.
Hari ini Kiara sadar bahwa dia harus melindungi dirinya sendiri. Tak ada lagi Seno dalam hari-harinya. Kiara putuskan bila dia memilih pekerjaan ini dan menimbun dalam perasaannya pada Seno. Kiara tak akan pernah membuka kotak perasaan itu lagi mulai hari ini.
Kiara menghantukkan kepalanya dengan pelan ke dinding. Dia menghembuskan nafas kasar. Rasa takut tiba-tiba datang membuatnya merasa sesak dan panik sendiri. Namun, Kiara segera menggeleng dan mengenyahkan segalanya walau sulit. Dia sudah mengambil keputusan. Kiara pasti bisa melewati seorang diri.
"Berat banget masalahnya, Ki?"
Suara dengan ciri khas lembut mengagetkan Kiara hingga membuat gadis itu langsung membuka matanya dan menghapus semua bulir air mata.
"Bang Aakash?"
"Se-sejak kapan ada di sini?"
"Dua menit yang lalu. Kenapa, Ki? Ada masalah apa?" Aakash bertanya lembut. Hal itu justru membuat Kiara terhenyak dan menumpahkan air matanya. Bahunya bergetar dan kedua telapak tangannya digunakan untuk menutupi mukanya.
Aakash memperhatikan saja Kiara yang sedang meluapkan perasaannya hingga sesenggukan. Pemuda berjaket denim itu tahu bila remaja di hadapannya ini memiliki masalah yang di tanggungnya.
"Kiara takut, Bang." Akhirnya setelah puas menangis Kiara berucap namun dengan sangat pelan dan suaranya bergetar.
"Kiara takut.."
"Takut kenapa, Ki? Cerita lah, Abang dengarkan."
Kiara menatap Aakash cukup lama. Mencari ketulusan di kedua bola mata Aakash bila pria dewasa di hadapannya kini benar-benar ingin mendengarkannya.
"Kiara takut sama semuanya, Bang."
"Apa yang buat Kiara takut? Abang kan ada di sini. Kiara gak sendirian sekarang."
Kiara menghapus air matanya yang lagi-lagi menetes. Berusaha tenang karena Kiara butuh bercerita dengan orang lain agar melegakan sedikit sesak di dadanya.
"Bukan itu yang Kiara maksud."
"Terus takut kenapa, Kiara?"
"Banyak, Bang. Banyak yang Kiara takutkan. Kiara merasa hidup Kiara jauh lebih berantakan dari yang kemarin. Soal Ibu, sekolah Kiara, sikapnya Ayah yang gak sayang lagi ke Ibu dan Kiara, pekerjaan ini dan terakhir tentang Seno. Abang tau? Semuanya jadi satu di kepala Kiara."
![](https://img.wattpad.com/cover/320934625-288-k69505.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
PROTECTOR [END]
Ficção Adolescente‼️FOLLOW TERLEBIH DAHULU‼️ *** Keadaan ekonomi yang memprihatinkan serta sikap ayahnya yang kasar dan tidak mau menafkahi keluarga membuat Kiara terpaksa bekerja paruh waktu di penghujung masa SMA-nya. Kehadiran pria dewasa bernama Aakash Mahendra...