49. PERASAAN TULUS DARI AYAH

172 20 2
                                    

Gadis berjaket ungu menangis tersedu-sedu setelah meluapkan amarahnya pada seluruh barang di kamarnya. Mulai dari bantal, selimut, buku-buku yang tersusun di rak bahkan foto yang terpajang di dinding bersama ibunya ikut Kiara hempaskan.

"AAAARRGGG!! KIARA BENCI IBU!!" Gadis itu menghentakkan kaki dan menjambak rambutnya bersama amarah yang semakin meluap.

"Semua gara-gara Ibu hidup Kiara jadi kacau!"

"Kiara di pecat, Bu! Kiara di berhenti kan gara-gara selingkuhannya Ibu! Hiks.. Gimana Kiara ujian dan sekolah kalau kayak gini, Bu?! Ibu kan yang mau Kiara lulus? Tapi kenapa malah kayak gini jadinya, Bu?" Kiara menenggelamkan kepalanya pada lipatan tangan yang dia buat di atas lutut.

"Gue bukan pencuri! Gue bukan pencuri!" Kiara berguman sambil terisak. Suaranya benar-benar terdengar lemah.

"Gimana caranya gue bayar uang ujian?" Kiara menegakkan kepalanya menatap jendela dengan kosong. Air matanya lagi-lagi nenetes seolah sudah memiliki aliran di wajahnya.

"Gak ada yang percaya sama gue sekalipun itu Bang Aakash." Kiar tertawa pelan bersama sakit di hatinya.

Di balik kemarahan Kiara ternyata Doni diam-diam mengintip dari celah pintu. Tangannya terkepal ketika tahu bila penyebabnya adalah orang masa lalu yang merusak keluarganya hingga kini. Doni berbalik membuka pintu utama rumah dengan kasar lalu melangkahkan kaki menuju sebuah rumah yang akan mempertemukannya dengan Tono.

Dari tepi pekarangan rumah Tono, Doni menatap penuh amarah ke sekeliling. Langkahnya begitu besar menuju pintu dan menggedornya dengan kasar.

"TONO!! TONO BUKA PINTUNYA!! AKU TAHU KAU DI DALAM!!"

"Sebentar—"

Bugh!!

Satu pukulan langsung Doni berikan ketika wajah Tono terlihat di hadapannya.

"Apa-apaan ini!?!!!" Tono tampak terkejut dan buru-buru menjaga jarak dengan Doni.

"Sini kau!!" Doni menyeret Tono ke halaman rumahnya. Lalu membabi buta memukuli Tono atas apa yang dia lakukan pada Kiara.

"Kurang ajar kau, Tono! Sudah merusak rumah tangga saya sekarang kau ganggu anakku!!" Doni tak memberi ampun pada Tono sedikit pun.

Bugh!!

Bugh!!

"Sekali lagi kau mengganggu Kiara, anakku, akan ku buat kau menyusul Kalingga!" Doni menendang perut Tono hingga terbatuk dan mengerang sakit.

"Itu karena anakmu sama seperti Kalingga! Mengganggu laki-laki lain yang sudah terikat hubungan dengan putriku." Tono menjawab sembari menahan sakit.

Langkah Doni yang hendak pergi terhenti saat itu juga. Dia berbalik kembali menemui Tono yang bersusah payah bangun dari tanah.

"Saya tau anak saya seperti apa. Kiara bukan pengganggu! Anak mu kesepian karena bertahun-tahun hidup sendiri tanpa orangtua. Makanya dia mencari laki-laki lain untuk pelampiasan kebahagiaannya. Dan kau tau Tono? Itu semua karena ulahmu. Perselingkuhan dan perceraian dengan istrimu berimbas pada kebahagiaan anakmu."

Bugh!!

Doni kembali menjatuhkan Tono yang hampir dapat berdiri. Lalu meninggalkannya begitu saja.

***

Di depan sebuah rumah yang tertulis Ketua RT 09 RW 4 Doni memberanikan diri melangkah dan mengetuk pintu rumah. Di iringi rasa malu namun perasaan ingin memperbaiki hubungan dengan putrinya jauh lebih besar membuat Doni memiliki keberanian yang besar hingga Pak RT membukakan pintu.

PROTECTOR [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang