01 Pertemanan

4.9K 402 5
                                    

Suasana kelas masih sepi. Semua murid sudah lama pergi ke kantin untuk membeli makan. Ada juga beberapa yang membawa bekal, tetapi tidak ada yang berani makan di kelas. Hanya ada satu orang saja yang masih diam duduk di kursinya dengan santai. Tempat duduknya berada di dekat jendela. Memang pilihan yang paling tepat untuk bisa melihat pemandangan di luar selama sekolah.

(Name) menghela napasnya dengan lelah. Entah sudah berapa kali ia sudah menghela napas hari ini, dirinya merasa sangat bosan. Dua bulan sudah berlalu sejak penerimaan murid baru di sekolah ini dan ia tidak mendapatkan teman. Justru yang ada mereka semua menghindarinya. Mereka takut sejak kejadian 10 hari setelah penerimaan murid baru. Ya, suatu kasus terjadi di sekolah dan satu-satunya murid yang berada di lokasi kejadian adalah dirinya.

Jam istirahat masih lama. (Name) tidak memiliki nafsu makan bekalnya saat ini. Ia berdiri dari tempat duduknya dan berjalan keluar kelas untuk mengelilingi sekolah. Ia berjalan di lorong kelas dengan lancar. Tentu saja, karena semua murid yang melihatnya langsung menyingkir dari jalan. Bahkan ada beberapa yang langsung pergi terburu-buru berusaha menghindari kontak dengannya.

(Name) sedikit tersinggung, tapi ia lebih merasa sedih. Mempercepat jalannya, ia berjalan menuju keluar gedung. Namun, tepat melewati ruang guru, ia mendengar seseorang memanggil namanya. Ia mengentikan langkahnya dan membalikkan badan. Dilihatnya seorang guru perempuan muda yang cantik keluar dari ruangan guru dan mendekatinya.

"Hinata-san, waktunya tepat sekali. Ada yang ingin saya bicarakan denganmu. Apa sekarang bisa?" ucap guru itu.

"Ada apa, sensei?" tanya (Name).

"Sebenarnya saya ingin membagikan hasil tugas kelas kalian nanti, tapi kupikir sekarang juga tidak masalah. Bisakah kamu membawanya dan membagikannya ke teman sekelas terlebih dahulu?"

(Name) sedikit ragu karena ia yakin teman sekelasnya tidak akan menyukainya, jadi ia ingin menolak. Hanya saja ia bingung harus mengatakan apa kepada gurunya ini. Guru itu sadar melihat raut wajah (Name) dan tersenyum. Ia sedikit mendekat ke (Name) dan berbisik.

"Aku tahu kamu memiliki masalah untuk berteman. Kuharap dengan ini kamu bisa mencoba akrab dengan mereka. Mendapat satu atau dua teman tidak buruk, bukan?"

Ah, sepertinya (Name) tahu maksud dari gurunya. Gurunya mengetahui kalau para murid di sekolahnya menjauhi dirinya. Jadi, gurunya berniat membantu (Name) mendapatkan teman dengan metode membagikan kertas tugas sekolah ke teman-temannya. Dengan begitu pasti ada temannya yang berterima kasih kepada (Name) dan bisa mulai berteman dari situ.

(Name) hanya tertawa dalam hati. Gurunya ini tidak tahu apa-apa. Itu karena guru ini baru datang ke sekolah setelah kasus itu terjadi. Masalah yang sebenarnya adalah bukan (Name) tidak bisa berteman, melainkan tidak ada yang berminat untuk berteman dengannya. Apapun yang dilakukan oleh (Name) itu hanya akan dianggap lalu oleh teman sekelasnya.

"Ini masih di awal tahun kamu mulai sekolah di sini. Cobalah untuk mencari teman supaya bisa menikmati masa sekolah selama 3 tahun ke depan, oke?" Gurunya menepuk pundak kiri (Name).

(Name) ingin mengucapkan sesuatu, tetapi gurunya sudah menariknya ke dalam ruang guru untuk mengambil kertas tugas. Dengan pasrah, ia menerima kertas di kedua tangannya dan pergi keluar ruangan. Saat ingin menutup pintu, ia melihat gurunya yang memberikan gerakan 'semangat!' sehingga membuat ia merasa itu sedikit lucu. Ia menundukkan kepalanya dengan sopan dan menutup pintu ruang guru.

(Name) kembali berjalan di lorong menuju kelasnya. Lorong itu sangat sepi. Mungkin karena tadi ia melewati jalannya sehingga membuat para murid enggan untuk beraktivitas di lorong itu lagi. Menghela napas lagi, ia berjalan dengan malas. Jarak dari ruang guru ke kelasnya cukup jauh karena kelasnya berada di paling ujung. Sambil berjalan, ia melihat ke arah jendela dan melihat pepohonan di luar.

Jujutsu Kaisen Fanfiction || Female Reader Inside ✿Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang