Dua ambulan telah datang ke tempat penitipan anak. Satu untuk membawa dua anak kecil yang tidak sadarkan diri dan satunya lagi untuk membawa (Name) yang terluka parah. Shouko ikut ke dalam ambulan (Name) untuk menemaninya ke rumah sakit.
Getou dan Gojou tinggal untuk menunggu Yaga datang. Sebelumnya mereka sudah dihubungi Yaga dan memberitahu mereka bahwa akan ada bantuan yang datang untuk membantu. Namun, Getou mengatakan bahwa misi mereka telah selesai dan akan kembali.
Getou juga menginformasikan keadaan (Name) kepada Yaga. Mendengar (Name) dibawa ke rumah sakit, Yaga berniat untuk menyusul ke sana. Ia menyuruh Getou dan Gojou untuk tetap menunggu di tempat penitipan anak karena akan ada yang menjemput mereka berdua.
Sekarang Getou dan Gojou sedang berdiri dipinggir jalan menunggu jemputan mereka datang. Tidak ada dari mereka yang berbicara. Daerah ini sangat sepi sehingga menambah keheningan mereka. Hanya suara kicauan burung terdengar yang sedang bertengger di dahan pohon.
Sudah lebih dari 15 menit mereka berdua menunggu dan jemputan masih belum datang. Getou mulai bosan dan melirik ke arah Gojou sekilas, "Apa itu sakit?"
"...."
"Suaranya terdengar sangat keras. Pasti nanti akan membengkak."
"...."
"Kamu tidak bisa menyalahkan (Name) untuk hal itu."
Gojou menatap Getou malas, tetapi ia tidak mengatakan apa pun. Getou melanjutkan, "Aku tidak akan menghiburmu karena kamu yang salah di sini. Perkataanmu sudah kelewatan."
Gojou akhirnya berbicara, "Wakatteru."
"Kamu harus meminta maaf."
Gojou menggaruk kepalanya kesal, "Ttaku ... wakatteru yo!"
Sepertinya Gojou tidak ingin membahas hal itu, jadi Getou mencari topik lain, "Lalu, bagaimana caranya menjelaskan kerusakan di tempat penitipan itu?"
Getou menoleh ke arah tempat penitipan anak. Sebagian dari bangunan itu hancur. Mereka terlalu banyak merusak bangunan. Pasti akan banyak uang yang dikeluarkan untuk mengganti rugi kerusakan.
"Salahkan Hinata saja."
Getou terkekeh geli mendengar itu dan bertanya, "Apakah kamu ingin mendapat pukulan kedua?"
Gojou mengernyitkan dahinya, "Jika itu tiba, aku akan menggunakan mugen."
"Yowai."
"Urusee."
Setelah menunggu cukup lama, ada sebuah mobil berhenti tepat di depan mereka. Pengemudi itu adalah seorang madou dan mempersilakan mereka masuk ke dalam mobil. Setelah memastikan Gojou dan Getou memasang sabuk pengaman, madou itu bertanya, "Kemana saya akan mengantar?"
Getou bertanya pada Gojou "Apakah kita mengunjungi (Name)?"
Gojou bertanya balik dengan kesal, "Kamu pikir kami bisa bertemu setelah apa yang terjadi?"
"Apa kamu tidak mengkhawatirkan keadaannya?"
Gojou tidak menjawab dan hanya memangku dagunya di tangan yang bersandar pada daun pintu mobil. Karena Gojou diam saja, Getou langsung berkata pada madou untuk jalan saja terlebih dahulu. Madou itu terlihat bingung, tetapi tetap menjalankan mobil.
Di rumah sakit, Shouko sedang duduk di ruang tunggu. Ia melihat lampu emergency masih menyala. Sudah cukup lama ia menunggu. Itu sudah pasti. Memperbaiki tulang yang patah itu tidak mudah. Sebagai calon dokter, ia mengetahui hal itu.
Shouko masih mengingat kondisi (Name) saat berada di ambulan. Mungkin karena kelelahan, luka yang semakin parah, dan berbicara terlalu banyak, (Name) hampir mengalami masa kritis. (Name) terlihat kesulitan bernapas walaupun sudah dibantu dengan masker oksigen.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jujutsu Kaisen Fanfiction || Female Reader Inside ✿
FanfictionCerita perjalanan seorang gadis (Reader) di dunia Jujutsu bersama dengan karakter Jujutsu Kaisen milik Gege Akutami sensei. Cerita murni khayalan saya dengan beberapa referensi dari anime-anime yang ada. Jika ada suatu kesamaan di dalam cerita, itu...