Di dapur ada wastafel dan tempat penyimpanan peralatan memasak dan makan. Bahkan kamar mandinya terdapat toilet dan shower. Ruang kamarnya sendiri tersedia satu buah kasur single, lemari pakaian, meja belajar, kursi, meja makan rendah, dan nakas. Jendela kamar sangat lebar dan pemandangannya berupa hutan yang rindang.
(Name) merasa cukup senang. Ruangannya cukup luas untuk dirinya tinggal di sini. Ia meletakkan ranselnya di lantai dan berjalan ke kasur. Ia duduk dan mengecek tingkat keempukannya. Ini pertama kalinya juga ia merasakan kasur yang begitu empuk. Matanya terlihat berbinar-binar dan mulai merebahkan dirinya di kasur dengan nyaman.
"Sepertinya kamu terlihat cukup senang dengan kamarnya. Hari ini beristirahatlah dengan baik. Besok kamu akan mulai memasuki kelas," ucap Yaga.
Menyadari bahwa ia berada di sekolah baru, (Name) berdiri dari kasur dan bertanya, "Tunggu, bagaimana dengan seragamku?"
"Ah sou da na. Sebenarnya kamu bisa mengatur bagaimana seragam yang ingin kamu pakai. Jika kau memiliki permintaan khusus, kau bisa mengatakannya kepadaku."
"Sesuai keinginan?" (Name) merasa itu unik, "Hmm ... Aku pikir itu akan merepotkan. Kurasa seragam seperti biasa tidak masalah."
"Baiklah kalau begitu. Kamu bisa menggunakan seragam sekolahmu yang lama sampai seragammu selesai dibuat."
"Un, wakatta. Arigatou gozaimasu, Yaga-san."
Yaga melihat (Name) sebentar dan mengoreksi, "Aku adalah wali kelasmu nanti."
"Eh?" Berpikir sebentar, (Name) mulai paham dengan maksud Yaga, "Ah, hai! Wakarimashita, Yaga sensei."
Yaga mengangguk puas dan berjalan meninggalkan (Name), "Aku pergi dulu."
(Name) juga berjalan keluar mengikuti Yaga. Sudah menjadi kebiasaannya di rumah untuk mengantar tamu sampai keluar rumah. Jadi, walaupun ia baru saja tiba di sini, ia merasa harus mengantar guru barunya keluar ruangan. Sampai di luar kamar, ia membungkukkan badannya sedikit untuk memberi hormat.
"Oyasuminasai, Yaga-sa— maksudku, Yaga sensei," ucap (Name).
"Ah, satu hal lagi." Yaga menolehkan kepalanya, "Besok pagi aku akan menjemputmu untuk mengantarmu ke kelas, jadi bersiaplah sebelum itu."
(Name) juga baru ingat bahwa ia belum ada keliling sekolah. Tentu saja ia tidak tahu dimana ia akan belajar mulai sekarang. Jika Yaga akan membantunya untuk pergi ke kelas, ia tidak akan repot-repot untuk mencari kelasnya besok.
(Name) merasa berterimakasih, "Maaf telah merepotkan."
Yaga hanya mengangguk sedikit dan kembali berjalan pergi. Setelah Yaga keluar dari asrama, (Name) masuk ke dalam kamarnya. Ia mengunci pintu dan mulai membuka jaket yang ia pakai. Ia menaruhnya di atas kasur dan kembali melihat sekeliling kamarnya.
"Kira-kira kapan barang-barangku datang, ya? Melihat ruangan yang kosong seperti ini terasa aneh. Toriaezu, mari bersihkan badan sebentar dan tidur dengan pulas," ucap (Name) sambil merenggangkan tubuhnya.
(Name) melihat ke arah luar jendela dan langit mulai gelap. Ia ingin istirahat dengan cepat dan mulai membereskan kasurnya untuk tidur. Ia bergegas mengambil peralatan mandi dan pakaian baru untuk tidur, lalu berjalan ke kamar mandi.
(Name) berpikir bahwa ia belum memiliki keranjang untuk menaruh pakaian. Ia melihat sekitar kamar mandi untuk mencari sesuatu yang bisa dijadikan tempat untuk menaruh pakaiannya. Melihat ada sebuah kapstok yang menempel pada pintu, ia menggantung pakaian bersihnya. Ia mulai menanggalkan pakaiannya dan menggantung pakaian kotornya di kapstok juga.
(Name) mulai menyalakan keran dan membasahi seluruh tubuhnya dengan air. Seketika ia penasaran dengan pelajar lainnya yang juga tinggal di asrama. Sejak ia datang, ia tidak melihat ada siswa yang keluar dari kamar. Jangankan keluar, suara aktifitas bahkan tidak terdengar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jujutsu Kaisen Fanfiction || Female Reader Inside ✿
FanficCerita perjalanan seorang gadis (Reader) di dunia Jujutsu bersama dengan karakter Jujutsu Kaisen milik Gege Akutami sensei. Cerita murni khayalan saya dengan beberapa referensi dari anime-anime yang ada. Jika ada suatu kesamaan di dalam cerita, itu...