Shouko menatap lama ke arah pintu kelas. Ia menguap malas menunggu (Name) kembali. Apa yang bisa ia lakukan sekarang hanyalah mendengarkan pembicaraan Gojou dan Getou. Sesekali ia memakan camilan keripiknya yang ada di atas meja.
Setelah beberapa menit berlalu, Shouko melihat jam di ponselnya dan bertanya, "Kenapa lama sekali?"
Getou yang sedang berbicara dengan Gojou berhenti dan menoleh ke arah Shouko, "Benar juga. Kenapa kamu tidak menghubunginya?"
"Aku tidak memiliki surelnya. Bagaimana dengan kalian?"
Getou menggelengkan kepala pelan, "Kalau Shouko bahkan tidak memilikinya, bagaimana mungkin kami punya?"
Gojou menyandarkan kepalanya ke tangan yang disandarkan pada meja, "Untuk apa menunggunya? Mungkin dia sedang p***."
Getou menghela napas, "Satoru ...."
"Apa? Dia juga manusia, pasti aka—"
Getou menyela, "Walaupun begitu, tidak sopan membicarakannya seperti itu. Apalagi dia perempuan."
"Menyusahkan sekali," ucap Gojou malas.
Shouko sekali lagi melihat jam di ponselnya. Sudah hampir 20 menit berlalu dan itu termasuk lama hanya untuk pergi ke toilet. Ia ingin menyusul (Name), tetapi Yaga sensei telah memasuki kelas terlebih dahulu.
Yaga menyadari salah satu muridnya hilang dan langsung bertanya, "Dimana (Name)?"
Shouko menjawab, "(Name) pergi keluar sejak berakhirnya kelas sebelumnya dan belum kembali."
"Kalian tidak menghubunginya?"
Mereka menjelaskan bahwa tidak memiliki kontak (Name). Yaga berpikir sebentar sebelum menyuruh Shouko untuk menjemput (Name). Dengan senang hati, Shouko keluar kelas untuk mencari. Dalam hati, ia berharap dapat menemukannya dengan cepat karena tidak ingin terlalu banyak bergerak di cuaca yang panas ini.
.
.
.
.
.Perjalanan memang cukup panjang. Memakan waktu sekitar setengah jam untuk sampai di lokasi menggunakan mobil. Tempatnya lumayan jauh dari kota dan sedikit rumah-rumah yang ia lihat di sepanjang jalan. (Name) turun dari mobil dan disambut dengan madou lainnya yang ada di pinggir jalan. Madou itu langsung menunjukkan jalan menuju tempat penitipan anak.
Perlu berjalan kurang lebih 30 meter sebelum ia melihat sebuah gerbang yang telah dijaga 2 madou yang lain. (Name) bertanya tentang pemilik dan anak-anak yang terselamatkan. Madou yang menjaga gerbang mengatakan bahwa mereka sudah dibawa ke tempat yang aman.
(Name) menghela napas lega dan memperhatikan gedung yang hancur di salah satu bagian, "Tempat penitipan anak ini cukup besar, tetapi kenapa berada di tempat yang terpencil seperti ini?"
Madou yang mengantar (Name) tadi mulai menjelaskan, "Tempat penitipan ini adalah warisan yang sudah berdiri selama hampir 20 tahun lamanya. Walaupun begitu, pemilik penitipan mengurus tempat ini dengan baik dan memiliki para pekerja yang sangat ramah. Para orang tua yang bahkan tinggal sedikit jauh dari sini senang menitipkan anak-anaknya di tempat ini. Tiap tahunnya jumlah anak yang dititipkan bertambah sehingga tempatnya diperluas sampai seperti ini."
(Name) bergumam, "Padahal tempat yang sangat bagus, sayang sekali harus rusak seperti ini. Lalu, bagaimana dengan kejadiannya dan roh kutukannya?"
Madou membaca lembaran kertas yang ada ditangannya, "Itu terjadi sekitar pukul 8 pagi. Ketika anak-anak sedang bermain di dalam ruangan, mereka semua mendengar sebuah suara yang cukup mengerikan. Tidak lama setelah itu, ada guncangan kecil yang menimbulkan keributan. Dengan cepat, para pekerja langsung mengevakuasi anak-anak keluar dari gedung. Setelahnya, sebagian dari gedung penitipan anak telah runtuh. Karena tidak ada notifikasi gempa, pemilik merasa curiga dan menghubungi pihak sekolah Jujutsu untuk meminta bantuan. Mereka juga menyadari bahwa ada 3 anak yang hilang. Pemilik ingin mencari ke dalam, tetapi takut jika ada roh kutukan di dalamnya dan hanya bisa menunggu penyihir Jujutsu datang."
KAMU SEDANG MEMBACA
Jujutsu Kaisen Fanfiction || Female Reader Inside ✿
FanficCerita perjalanan seorang gadis (Reader) di dunia Jujutsu bersama dengan karakter Jujutsu Kaisen milik Gege Akutami sensei. Cerita murni khayalan saya dengan beberapa referensi dari anime-anime yang ada. Jika ada suatu kesamaan di dalam cerita, itu...