32 Tersesat

993 168 6
                                    

(Name) berjalan menuju gedung asrama laki-laki. Ia ingat bahwa Gojou memasuki kamar Getou, jadi ia sedikit takut jika mengganggu mereka berdua. Siapa tahu mereka sedang bermain game lagi. Sedikit keraguan saat berdiri di depan asrama laki-laki. Ia berjalan perlahan mendekati kamar Getou.

'Hanya ingin mengambil laporan. Masuk ke kamar Getou-kun, ambil laporan, dan kembali ke kamarku sendiri. Tidak mungkin itu mengganggu mereka,' batin (Name) percaya diri.

Tangan (Name) terangkat untuk mengetuk pintu. Saat hampir bersentuhan dengan pintu, tangannya berhenti seketika setelah mendengar namanya disebut. Ia berdiam diri dan mendengarkan. Suaranya tidak begitu jelas, tetapi ia masih dapat menangkap beberapa kata dengan samar-samar.

"... dekat dengan (Name) ... tidak tahu apa yang ... bisa bahaya."

(Name) menurunkan tangannya dan fokus mendengarkan. Sepertinya itu berkaitan dengannya. Entah yang di bicarakan dibicarakan itu baik atau buruk, ia merasa tidak nyaman. Ia tidak tahu harus apa dan hanya berdiam diri sampai mendengar, "Pokoknya jangan terlalu dekat ..."

Cukup sudah. (Name) mulai merasakan takut. Mendengar hal seperti ini hanya membuatnya merasa lebih buruk. Ia tidak ingin berpikir negatif yang berlebihan kepada temannya. Padahal akhirnya ia mendapatkan teman kembali di sekolah barunya.

(Name) berjalan perlahan untuk kembali. Ia tidak ingin suara langkah kakinya terdengar. Namun, saat ia sadar bahwa mendengar suara langkah kaki yang lain, ia menjadi terburu-buru pergi. Ia berhasil berlari ke samping asrama dan terdengar suara pintu yang terbuka.

Karena panik, (Name) berlari dengan hati-hati lebih jauh. Ia takut jika kedua temannya itu menemukannya. Apa yang harus ia katakan jika temannya itu tahu bahwa ia mendengarkan mereka yang sedang membicarakan dirinya? Tidak hanya itu, bagaimana ia bersikap kepada mereka besok saat di kelas?

(Name) terus berlari sampai merasakan angin yang menerpa kulitnya semakin dingin. Ia berhenti berlari dan mengatur napasnya. Setelah cukup tenang, ia memperhatikan sekitar. Hanya penuh pepohonan yang rimbun. Bahkan hanya sedikit cahaya bulan yang menembus dedaunan pepohonan.

"Eh? Dari mana tadi aku berlari?" (Name) panik dan melihat ke bawah. Ia tidak menemukan jejak kakinya karena tanahnya kering, "Yabai, doushiyou?"

(Name) melihat sekitar mencoba mengingat arah kembali. Penglihatannya cukup gelap dan sulit untuk mencari jalan. Cerobohnya ia berlari ke hutan begitu saja. Sekarang bagaimana caranya ia meminta bantuan?

Suara gemerisik dari beberapa tempat membuat (Name) merinding. Ia tidak tahu apakah ada hewan buas di sini atau tidak. Mengingat ini wilayah sekolah, seharusnya tidak ada. Bahkan roh kutukan pun juga mungkin tidak ada. Tapi, bagaimana dengan hantu?

(Name) mulai merasa takut dan mencari cara untuk keluar dari hutan sesegera mungkin. Ia melihat ke atas dan memperhatikan puncak pohon yang cukup tinggi. Ia memilih salah satu pohon dan mulai memanjat. Saat ingin memanjat lebih tinggi, ia sekilas melihat sebuah cahaya.

(Name) memperhatikan cahaya yang terus bergerak perlahan ke arahnya. Sambil menunggu cahaya itu mendekat, ia hanya berdiri di atas dahan pohon. Walaupun itu cahaya, ia masih belum tahu siapa yang datang. Kalau manusia masih lebih baik, kalau bukan?

Setelah beberapa saat, cahaya itu sudah dekat dan cahaya itu mengarah ke arah (Name). Penglihatannya menjadi silau dan ia refleks mengangkat sebelah tangannya untuk menghalangi cahaya yang mengarah ke matanya. Sebuah suara berbicara, "Oi, apa yang kamu lakukan di atas sana?"

Dengan keterkejutan, (Name) bertanya balik, "Gojou-kun? Kenapa kamu di sini?"

"Kenapa kamu malah bertanya balik?" Gojou menurunkan arah senter yang berasal dari ponselnya, "Kamu tidak turun?"

Jujutsu Kaisen Fanfiction || Female Reader Inside ✿Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang