68 Kecemasan

743 119 10
                                    

Langit biru cerah disertai awan-awan yang tersebar sangat indah. Pemandangan yang memanjakan mata seperti ini terlihat sulit untuk dilepaskan. Begitulah menurut seorang gadis yang duduk di salah satu bangku di dekat jendela pesawat yang sedang melintasi langit.

Pandangan (Name) masih beralih pada jendela pesawat seakan menikmati indahnya langit saat itu. Warna biru langit sangat menenangkan hatinya. Tangannya pun menyentuh kaca jendela seakan ingin menyentuh awan yang terlihat empuk seperti kapas. Namun, itu tidak lama setelah ia teringat hal yang membuatnya cemas.

Di sebelah (Name), ada Gojou yang hanya duduk bersandar pada kursi. Matanya sesekali melirik ke arah (Name) yang tidak berbicara sedikit pun sejak naik ke dalam mobil yang mengantar mereka ke bandara. Di bandara pun, (Name) hanya mengikutinya dalam diam.

Awalnya Gojou tidak memikirkan hal itu dan membiarkannya, tapi ia juga merasa tidak nyaman dengan kecanggungan ini. Ia melipat kedua tangannya dan berbicara dengan suara yang sedikit berbisik, "Apa yang kamu pikirkan? Kamu bisa kerasukan jika tidak fokus."

(Name) tampak terkejut dan beralih menatap Gojou di sebelahnya dengan bingung, "Apa?"

Gojou mendengus kecil, "Kenapa bertanya balik?"

(Name) hanya berkedip dan menundukkan pandangannya. Jemarinya saling bertautan dan bergerak gelisah. Tidak ada satu pun kata yang keluar dari bibir kecilnya. Yang terdengar hanyalah suara mesin pesawat.

Melihat (Name) tidak berbicara, Gojou menyandarkan kepalanya di tangan yang bertumpu pada pegangan kursi pesawat, "Lupakan. Kamu tidak perlu mengatakannya jika tidak ingin."

(Name) kembali menoleh ke arah jendela. Pandangannya menjadi sendu saat melihat awan yang berwarna keabuan mulai banyak terlihat. Sepertinya cuaca akan memburuk. Tetes demi tetes air mulai mengenai kaca jendela luar pesawat.

Warna biru langit mulai tertutupi banyak awan putih bercampur abu-abu. (Name) kehilangan minat untuk melihat ke luar jendela dan menatap sedikit ke bawah. Setelah beberapa saat, ia berbicara dengan suara yang cukup kecil, "Kesehatan ayah ... semakin memburuk."

Walaupun suaranya kecil, Gojou masih dapat mendengarnya. Ia membelalakkan matanya terkejut dan menoleh menatap (Name) yang terlihat cemas. Bagaimana mungkin (Name) bisa mengetahuinya?

Gojou ingat bahwa Akira mengatakan tidak memberitahukan tentang kondisinya sendiri pada anaknya, (Name). Itu karena Akira tidak ingin membuat (Name) terus memikirkannya selama bersekolah di SMK Jujutsu.

Alasan kenapa Gojou sendiri tahu kondisi Akira, itu karena ia memperhatikannya pasa saat pertama kali bertemu. Melihat dari fisik saja, tidak akan ada yang menyadarinya. Akira terlihat sangat sehat dan dapat bergerak bebas. Namun, tidak dengan energi kutukannya.

Gojou yang menyadari hal itu mencoba bertanya pada Akira. Awalnya Akira hanya diam dan tidak menjelaskan apapun. Pada perbincangan mereka yang terakhir di malam itu, Akira mulai menjelaskannya sedikit.

Gojou tidak mengira bahwa (Name) mengetahuinya. Ia mencoba bertanya, "Memburuk? Akira-san mengatakan itu padamu?"

(Name) menggelengkan kepalanya ringan, "Ayah terlihat tidak lebih sehat dari sebelumnya. Pasti ada sesuatu yang terjadi saat aku tidak di sana."

Gojou sedikit penasaran, "Apa maksudmu?"

Hening cukup lama sebelum (Name) berkata, "Itu mungkin seperti .... ayah telah dipekerjakan secara berlebihan oleh Tetua klan Hinata. Itu memang hanya tebakanku saja karena tidak ada bukti mengenai itu. Hanya saja ... aku takut jika memang tebakanku benar, bisa saja ayah melaksanakan misi sendirian."

"Bukankah itu adalah hal biasa? Bahkan Akira-san termasuk salah satu penyihir Jujutsu yang cukup kuat," ucap Gojou.

"Yokunai! Misi yang klan Hinata dapatkan bukanlah misi biasa. Ada alasan kenapa keluarga kami melakukan misi secara berkelompok. Misi yang didapatkan itu jumlah roh kutukannya tidak sedikit dan kekuatan dari roh kutukan itu sendiri juga tidaklah lemah." (Name) menggemeretakkan giginya dengan kuat, "Jika ayah pergi sendirian di sebuah misi, maka ayah bisa terbunuh kapan saja."

Jujutsu Kaisen Fanfiction || Female Reader Inside ✿Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang