Saat ini, (Name) dan Gojou berjalan menuju asrama. (Name) masih fokus memperhatikan amplop cokelat yang ada di tangannya. Tidak tahu apa yang ia pikirkan saat ini, tetapi kenyataannya ia masih terkejut dengan jumlah uangnya.
Gojou melirik ke arah (Name) dan berbicara, "Mau kamu lihat sampai mati pun, jumlah uang itu tidak akan berubah. Kalau kamu tidak mau, kamu juga bisa membuangnya."
"Si-siapa yang tidak mau." (Name) menggenggam amplop itu dengan kuat dan memeluknya seakan-akan melindunginya.
Manusia mana yang menolak uang dari hasil kerja keras sendiri? Siapa pun akan merasa senang karena usahanya sangat menguntungkan. Dengan uang sebanyak ini, (Name) bisa belanja banyak camilan untuk di simpan di kamarnya.
Berpikir soal makanan, (Name) ingat bahwa ia harus belanja bahan makanan. Uang yang dimiliki masih ada dan ia mendapatkan uang tambahan lagi. Dengan begini, ia tidak akan berpikir dua kali untuk membeli camilan.
(Name) berkata antusias, "Gojou-kun, apakah kamu sedang luang?"
"Hm? Harusnya masih ada laporan yang harus aku buat, tapi aku tidak mengerjakannya sekarang juga."
"Waah ... Benar kata Yaga sensei, Gojou-kun benar-benar menunda tugas."
"Urusee! Ingatanku sangat bagus, jadi aku bisa menundanya sesuka hatiku," ucap Gojou bangga. "Lalu, apa yang mau kamu tanyakan?"
"Bisakah kamu menemaniku ke konbini?"
"Oh, apa kamu ingin menghabiskan semua uangmu itu?"
"Tidak menghabiskannya juga, sih. Dari awal aku aku memang ingin belanja bahan makanan. Kalau tidak membelinya sekarang, mungkin besok aku hanya bisa makan di kantin. Lagi pula, aku tidak tahu dimana konbini terdekat dari sini, bisakah kamu mengantarku ke sana?"
"Tidak tahu lokasinya?" Gojou tersenyum mengejek, "Hebat juga dulu kamu berniat pergi sendiri di malam hari. Aku bisa membayangkan kamu tersesat dan tidak bisa kembali ke sekolah."
(Name) tidak menanggapi ejekan itu, "Waktu itu aku berpikir untuk mencarinya sendiri, tapi sekarang kamu ada di sini. Kumohon temani aku ke sana. Hanya mengantarku ke sana juga tidak masalah."
(Name) berdiri di depan Gojou dan menyatukan kedua tangannya memohon. Melihat itu, Gojou hanya mendengus kecil, "Hanya mengantar, 'kan?"
(Name) tersenyum senang dan mengangguk cepat merespon ucapan Gojou. Ia akan mengingat jalan menuju konbini supaya tidak perlu merepotkan orang lain lagi jika ingin ke sana. Mereka berdua mengubah destinasi menuju keluar sekolah.
Gojou memang menunjukkan arah menuju konbini, tetapi ia masih berjalan beriringan dengan (Name). Mereka tidak mengobrol di sepanjang perjalanan. Walaupun begitu, suasana di antara mereka tidak canggung.
Sesampainya di konbini, (Name) menyadari bahwa jaraknya cukup jauh. Sebenarnya tidak melelahkan untuknya, hanya saja cuaca yang sangat panas membuatnya berkeringat. Ia seharusnya memakai topi atau membawa payung untuk menghalau cahaya matahari.
(Name) buru-buru memasuki konbini dan merasakan sejuknya pendingin ruangan. Tidak lupa dengan tujuannya, ia mengambil sebuah keranjang belanjaan. Sebuah tangan lain juga meraih keranjang belanjaan lainnya sehingga menarik perhatiannya. Ia menoleh dan ternyata itu adalah Gojou.
"Kamu bilang hanya ingin mengantarku?" tanya (Name) bingung.
"Sudah jauh datang ke sini, lebih baik aku juga ikut membeli camilan. Setidaknya aku bisa menyimpannya di kelas sebagai cadangan." Gojou berjalan mendahului (Name), "Kamu juga cepat ambil keperluanmu."
(Name) tidak memikirkannya lagi dan pergi mencari barang yang diperlukan. Hal utama yg dia butuhkan adalah bumbu masak. Untuk bahan seperti sayuran dan daging, sepertinya ia harus pergi ke supermarket yang lebih besar. Jadi, ia akan menundanya nanti ketika mempunyai waktu yang lebih luang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jujutsu Kaisen Fanfiction || Female Reader Inside ✿
FanfictionCerita perjalanan seorang gadis (Reader) di dunia Jujutsu bersama dengan karakter Jujutsu Kaisen milik Gege Akutami sensei. Cerita murni khayalan saya dengan beberapa referensi dari anime-anime yang ada. Jika ada suatu kesamaan di dalam cerita, itu...