Bintang-bintang bercahaya menghiasi gelapnya malam. Hanya sedikit awan yang menutupi indahnya langit. Sinar rembulan pun menerangi kegelapan di malam hari. Tanpa lampu penerangan pun, jalan setapak masih bisa terlihat dengan cukup jelas.
(Name) dan Gojou melangkahkan kakinya dengan santai menuju kediaman klan Hinata. Mereka berdua membicarakan hal yang serius. Tidak, lebih tepatnya (Name) yang masih menceritakan masa lalu orang tuanya. Sesekali Gojou menanggapi ucapan (Name) dengan bergumam.
"Seminggu setelah aku lahir, ibu menghilang begitu saja. Tidak ada yang menemukannya sampai sekarang. Ayah menyerah mencari ibu dan memilih fokus merawat diriku yang bahkan masih belum membuka mata."
(Name) menengadahkan kepalanya untuk melihat bintang-bintang, "Aku sempat bertanya kenapa ayah berhenti mencari, tetapi ayah tidak pernah memberi tahu alasannya. Aku juga tidak bisa bertanya terus menerus karena berpikir bahwa mungkin pertanyaan itu menyakiti perasaan ayah. Raut wajah ayah selalu terlihat sedih ketika aku bertanya."
"Jadi, Akira-san menganggap istrinya sudah tiada?"
(Name) mengangguk kecil, "Ketidakhadiran ibu membuat para tetua cukup senang. Ayah sempat ditawarkan untuk kembali ke kediaman semula dan masuk ke dalam tim pembasmi roh kutukan. Pada awalnya ayah menolak semuanya, tetapi akhirnya ayah ikut ke dalam tim pembasmi roh kutukan itu. Hanya saja ayah tetap memilih untuk tinggal di kediaman yang sekarang."
Gojou menoleh, "Kenapa?"
(Name) menyentuh dagunya, "Aku pikir kediaman sekarang adalah salah satu kenangan ketika tinggal bersama ibu."
"Bukankah itu hanya tempat tinggal?"
(Name) berhenti berjalan dan menatap Gojou dengan heran. Gojou juga berhenti setelah melihat (Name) berdiam diri. Ia melihat ke arah (Name) yang beberapa langkah di belakangnya. Tatapannya penuh tanya.
(Name) mulai berbicara, "Sebenarnya aku ragu untuk bertanya mengenai hal ini, tapi ...."
Gojou diam menunggu (Name) berbicara. Sedikit keraguan bagi (Name) untuk bertanya karena takut menyinggung Gojou, "Apakah ... Gojou-kun memiliki seseorang yang disayang?"
Ada keheningan sebelum Gojou berbicara, "Kamu serius bertanya hal itu?"
(Name) merasa dirinya bodoh dan menjawab dengan terburu-buru, "Tidak. Maaf karena telah bertanya."
Gojou membalikkan badannya dan kembali berjalan. (Name) segera menyusul dan menyelaraskan kecepatan jalannya di sebelah Gojou. Ia jadi tidak berani berbicara lagi. Keheningan mulai menyelimuti mereka berdua.
Suara Gojou terdengar setelah beberapa menit, "Mungkin situasi keluargamu sedikit rumit sampai saat ini, tapi kamu memiliki ayah yang sangat baik. Kamu sangat beruntung."
Pujian Gojou terhadap ayahnya membuat (Name) merasa senang dan tersenyum lebar, "Ya, aku tidak pernah menyesal dilahirkan di keluarga ini. Tidak sedikit hal yang menyakitkan terjadi, tetapi juga tidak sedikit hal yang menyenangkan terjadi. Kehidupanku dengan ayah masih panjang. Aku akan melewatinya walaupun itu akan sangat sulit."
Dalam hati (Name) melanjutkan, 'Ya, aku akan melakukan apapun jika itu untuk ayah.'
"Hidup itu tidak berlangsung lama. Lebih baik nikmati kebahagiaanmu bersama Akira-san," ucap Gojou.
(Name) menggenggam tangannya dengan semangat, "Tentu saja. Maka dari itu, aku akan belajar untuk menjadi lebih kuat untuk menjaganya."
"Bukan itu maksudku."
(Name) menoleh ke arah Gojou dengan bingung. Kini giliran Gojou yang berhenti berjalan sehingga (Name) juga ikut berhenti. Ia menoleh menatap (Name) dan berkata dengan serius, "Berhentilah menjadi penyihir Jujutsu dan tetaplah di sisi Akira-san."
KAMU SEDANG MEMBACA
Jujutsu Kaisen Fanfiction || Female Reader Inside ✿
FanfictionCerita perjalanan seorang gadis (Reader) di dunia Jujutsu bersama dengan karakter Jujutsu Kaisen milik Gege Akutami sensei. Cerita murni khayalan saya dengan beberapa referensi dari anime-anime yang ada. Jika ada suatu kesamaan di dalam cerita, itu...