Gojou masih diam setelah melihat (Name) masuk ke dalam ruangan. Ia menoleh ke arah Akira dan meminta maaf karena telah membuat pakaian yang dipinjamnya menjadi kotor. Namun, Akira hanya menggelengkan kepalanya pelan.
"Aku tahu pasti bahwa (Name) yang memulainya. Satoru-kun tidak perlu meminta maaf. Biarkan (Name) yang membersihkan pakaian itu. Satoru-kun bisa menunggu sebentar untuk mengganti pakaian."
Gojou menggaruk kepalanya yang tidak gatal, "Kalau begitu, aku akan duduk di teras untuk menunggu."
Setelah berjalan 2 langkah, Gojou mendengar Akira memanggilnya sehingga membuatnya berhenti dan menoleh. Ia melihat Akira berjalan mendekatinya dan memegang pundaknya. Akira tersenyum dan berbicara dengan santai, "Aku sangat senang bahwa kamu berteman dengan (Name). Hanya saja ...."
Selanjutnya Akira berbisik, "Aku tidak pernah mengijinkanmu untuk mendekati (Name) lebih jauh. Meskipun kamu adalah keturunan berharga dari klan Gojou sekalipun, aku tidak akan segan untuk membunuhmu jika berani menyentuh anakku tanpa alasan yang jelas. Wakarimashita ne, Satoru-kun?"
Sekarang Gojou tahu alasan kenapa ia merinding tadi. Selama ini, Akira sangat ramah padanya dan selalu berbincang dengan santai. Ia merasa Akira sangat unik, tetapi juga berbahaya. Mungkin jauh lebih berbahaya dari Yaga sensei.
Tanpa sadar, bulir keringat mengalir di wajah Gojou. Ia hanya bisa menelan ludahnya dan mengangguk kaku, "Wa-wakarimashita."
Akira mengangguk senang dan menepuk beberapa kali pundak Gojou sebelum berjalan menuju keran air. Ia menyalakan keran dan mulai menyiram tanaman yang masih belum disiram (Name), "Setelah (Name) mengganti pakaiannya, kamu bisa minta kepadanya untuk menyuguhkan minuman panas. Kamu harus tetap hangat supaya tidak sakit."
Sekali lagi Gojou mengangguk ringan. Ia berjalan menuju teras dan mengambil cangkirnya tadi. Isinya masih cukup banyak, jadi ia tidak mungkin meminta (Name) untuk membuat minuman lagi untuknya. Saat meneguk minumannya, ia mendengar suara pintu yang terbuka.
(Name) sudah keluar dengan pakaian yang lebih rapi, "Maaf menunggu lama Gojou-kun. Kamu bisa masuk sekarang untuk mengganti pakaian. Aku sudah menyiapkan pakaianmu di atas meja."
Gojou menyerahkan cangkir yang hampir habis kepada (Name), "Apakah itu seragamku?"
(Name) berkedip bingung, "Eh? Bukan."
"Bukankah kita akan kembali ke Tokyo siang ini? Aku akan memakai seragamku." Gojou berjalan memasuki kamar, "Dimana kamu meletakkannya?"
"Aku menggantungnya tepat di sebelah lemari."
"Oke." Sebelum menutup pintu, Gojou menunjuk cangkir di tangan (Name), "Kamu bisa mencuci itu. Tidak perlu membuat lagi untukku."
(Name) baru sadar bahwa ia akan kembali hari ini. Ia berjalan menuju teras dan bertanya pada ayahnya yang masih menyiram tanaman di halaman, "Ayah, apakah perlu aku buatkan kue sebelum aku kembali?"
Akira menolaknya, "Lebih baik kamu buat sarapan seperti biasa. Setelah itu, kamu bisa bersiap-siap untuk kembali. Oh, sebelum itu kamu harus mencuci pakaian kotormu dan Satoru-kun."
(Name) hanya mengangguk ringan. Ia harus membuat sarapan dengan cepat sebelum mencuci pakaian. Walaupun ayahnya menolak, ia masih ingin membuat kue yang simpel. Ia berjalan menuju dapur dan memperhatikan bahan yang ada.
(Name) terlihat kesulitan karena hanya menemukan sedikit bahan untuk membuat kue. Ia mencari lagi dan menemukan roti tawar di dalam lemari. Ia mendapatkan ide dan mencari bahan lain yang diperlukan. Sarapan pagi ini akan dibuat cukup cepat dan mudah.
Akira telah selesai menyiram tanaman dan masuk ke dalam rumah setelah mencuci tangan. Ia menyiapkan meja makan dan menunggu dengan tenang. Mencium aroma panggangan, ia menoleh ke arah dapur dengan bingung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jujutsu Kaisen Fanfiction || Female Reader Inside ✿
FanfictionCerita perjalanan seorang gadis (Reader) di dunia Jujutsu bersama dengan karakter Jujutsu Kaisen milik Gege Akutami sensei. Cerita murni khayalan saya dengan beberapa referensi dari anime-anime yang ada. Jika ada suatu kesamaan di dalam cerita, itu...