(Name) benar-benar merasa sangat bosan. Hanya duduk di kamar dan terus beristirahat, ia tidak tahan dengan keheningan semacam ini. Ia sudah membersihkan diri, merapikan kamar, mencuci pakaian, memasak, bahkan kembali merapikan kamar yang ke dua kalinya.
Ada pikiran untuk keluar kamar dan berjalan-jalan. Tubuh (Name) terasa sangat baik dan tidak ada rasa sakit dari lukanya. Namun, jika ia keluar saat ini, itu sama saja dengan ia pergi ke kelas. Tidak, bahkan masih lebih baik ke kelas dan mengikuti pelajaran!
Sekali lagi (Name) berbaring di ranjang sambil menatap ke arah langit-langit. Masih ada sekitar 2 jam lagi untuk jam kelas berakhir. Seperti yang ia ingat, Getou akan datang ke kamarnya untuk memberikan perban dari ruang medis. Tetapi, luka di tubuhnya sepertinya sudah hampir sembuh. Luka di kepalanya pun sudah tidak begitu terlihat parah.
(Name) belum periksa ke dokter, jadi ia juga tidak pasti dengan lukanya. Bisa saja ada hal yang harus ia waspadai seperti infeksi, peradangan, dan lain sebagainya. Tentu saja ia berharap itu tidak akan pernah terjadi. Ia merawat dan menutup lukanya dengan baik, jadi ia berpikir akan baik-baik saja.
(Name) bangun dari kasur dan berdiri untuk melihat ke arah luar jendela. Cuaca hari ini cukup bagus, tidak begitu panas. Ia membuka jendela dan menghirup udara segar. Senyuman manis terlihat jelas di wajahnya yang mungil. Ia mendengar suara burung yang berkicau di salah satu dahan. Setidaknya kicauan burung lebih menarik dibandingkan dengan kesunyian di dalam kamar.
Suara ketukan pintu terdengar. (Name) menoleh dan melihat jam dinding untuk melihat waktu. Masih belum jam selesainya kelas, ia bingung siapa yang berkunjung ke kamarnya. Suara ketukan pintu kembali terdengar dan ia sedikit terburu-buru berjalan untuk membuka pintu. Ia terkejut melihat siapa yang datang.
"Apa kamu sudah merasa baikan, (Name)?"
"Kenapa Shouko ada di sini? Kamu tidak di kelas?" (Name) mempersilakan Shouko untuk masuk ke kamarnya.
"Tidak. Aku sudah minta ijin karena kemarin seharian mengurus penyihir Jujutsu yang terluka. Aku juga perlu istirahat cukup banyak dan sekarang sudah merasa baikan."
"Kalau aku tahu kamu ada di kamar, seharusnya sejak tadi aku mendatangimu. Sangat bosan untuk diam di kamar sendirian seperti ini."
"Istirahat itu artinya tidak pergi kemana-mana dan tetap diam di kasur." Shouko duduk di kursi dan menawarkan, "Kamu masih terluka, 'kan? Duduklah di kasur, aku akan menyembuhkanmu."
(Name) terkekeh kecil, "Padahal Getou-kun sudah menawarkan untuk membawakan perban dari ruang medis setelah selesai kelas."
"Biarkan saja, aku akan memberitahunya nanti. Sekarang duduklah." Shouko menggeser kursinya mendekati kasur.
Karena Shouko memintanya, (Name) menurut dan duduk di pinggir kasur dengan patuh. Ia memperhatikan Shouko menyentuh pelipis dekat luka di kepalanya. Lalu, Shouko memejamkan matanya ringan dan mulai membaca mantra.
(Name) mendengarkan dengan baik karena juga ingin mempelajarinya. Suaranya tidak terdengar jelas, tetapi ia masih dapat mendengarkan kalimatnya. Tanpa ia sadari, luka di kepalanya sudah sembuh. Shouko menjauhkan tangannya dan membuka matanya, "Dou? Apa ada yang masih terasa sakit?"
(Name) memegang kepalanya dengan rasa penasaran. Ia sedikit mengetuk kepalanya dan Shouko langsung mencubit lengannya, "Bukan begitu cara memeriksanya."
(Name) hanya tersenyum malu dan melepas perban di kepalanya. Ia berdiri dan berjalan mendekati cermin untuk melihat. Tidak ada lagi luka di kepalanya bahkan bekasnya pun juga tidak ada. Sangat mulus seperti tidak pernah ada luka sebelumnya.
(Name) sangat senang dan bertanya, "Bagaimana cara melakukannya? Ini sangat luar biasa! Jika aku juga bisa melakukannya, tidak akan menjadi masalah jika aku terluka."
KAMU SEDANG MEMBACA
Jujutsu Kaisen Fanfiction || Female Reader Inside ✿
Fiksi PenggemarCerita perjalanan seorang gadis (Reader) di dunia Jujutsu bersama dengan karakter Jujutsu Kaisen milik Gege Akutami sensei. Cerita murni khayalan saya dengan beberapa referensi dari anime-anime yang ada. Jika ada suatu kesamaan di dalam cerita, itu...