(Name) mengisi ember di pinggir sungai dengan hati-hati. Batu yang sedikit licin bisa membuatnya terpeleset kapan saja. Ia berdiri dan membawa ember di kedua tangannya. Ia berjalan cepat, tetapi masih menjaga keseimbangan supaya airnya tidak tumpah.
Diperjalanan, (Name) terus memikirkan ayahnya dan Gojou. Ketika ia melewati kediamannya tadi, ia sedikit mendengarkan percakapan ayahnya yang membahas dirinya. Walaupun tidak terdengar jelas, ia masih khawatir.
(Name) berharap ayahnya tidak akan menceritakan hal yang memalukan tentang dirinya. Memikirkannya saja sudah membuat wajahnya memerah karena malu. Ia ingin segera selesai menjalankan hukumannya dan kembali ke rumah.
Sesampainya di kediaman, (Name) langsung mengisi bak di samping rumah dengan air yang ia bawa dengan ember. Ia langsung menyimpan embernya ke tempat semula dan berjalan ke pintu depan. Namun, ia menemukan ayahnya di teras.
"Sudah selesai?" tanya Akira.
"Sudah. Kenapa Ayah ada di luar?" tanya (Name) balik.
"Sebentar lagi waktu makan malam tiba, jadi ayah akan mengambil kayu terlebih dahulu. Apakah kamu ingin membersihkan diri? Kamu berkeringat cukup banyak," ejek Akira bercanda.
(Name) menggembungkan pipinya, "Ini karena Ayah yang menyuruhku pergi bolak-balik ke sungai."
"(Name) yang membantah ayah. Seharusnya kamu menurut dan meminta maaf dengan benar."
"Aku berniat meminta maaf setelah Gojou-kun meminta maaf."
Akira menyentuh dagunya dan berpikir, "Sepertinya hukuman yang diberikan ayah kurang."
(Name) menggelengkan kepalanya dengan cepat, "Tidak, tidak! Aku salah. Aku akan minta maaf pada Gojou-kun sekarang!"
"Baiklah, ayah akan pergi sekarang. Pastikan untuk membersihkan diri terlebih dahulu. Berpakaian rapi di depan tamu itu penting. Oh, ayah sudah menyiapkan pakaianmu di atas meja di dalam kamar. Pakailah itu." Akira langsung pergi setelah selesai berbicara.
(Name) terlihat bingung. Tidak biasanya ayahnya menyiapkan pakaiannya. Mungkin karena ada tamu sehingga ayahnya memilihkan pakaian yang lebih rapi. Ia tidak memikirkan hal itu lagi dan berjalan memasuki rumah.
(Name) tidak menemukan Gojou di dalam ruangan dan merasa heran. Apakah Gojou keluar? Tanpa membuang waktu, ia pergi ke kamar untuk mengambil pakaian yang dikatakan ayahnya dan pergi untuk membersihkan diri.
(Name) membuka pintu kamar dan masuk, tetapi langkahnya terhenti ketika melihat seseorang di dalamnya. Refleks ia berjalan mundur dan menutup pintu dengan membantingnya. Wajahnya memerah menatap pintu tidak percaya. Ia telah melihat tubuh bagian atas Gojou!
(Name) berjalan mundur dan berbalik. Ia merasa sangat malu dan menutupi wajahnya dengan kedua tangan, 'Astaga, apa yang telah aku lihat?! Ayah, maafkan aku!'
(Name) masih bergumam sendiri. Tidak lama kemudian, suara pintu di belakangnya terbuka sehingga mengejutkannya. Perlahan ia menoleh dan melihat Gojou yang keluar dari kamar dengan wajah kesal.
"Kenapa tidak mengetuk pintu sebelum membukanya?" tanya Gojou geram.
"I-itu kamarku. Kenapa aku harus mengetuknya jika ingin masuk. Lagi pula kenapa kamu ada di dalam?!" protes (Name) tidak terima.
"Akira-san menyuruhku mengganti pakaian di dalam sana. Siapa yang tahu bahwa itu adalah kamarmu?"
(Name) memperhatikan bahwa Gojou tidak mengenakan seragam Jujutsu lagi. Gojou mengenakan yukata ayahnya. Penampilannya jadi berbeda meskipun masih mengenakan kacamata hitamnya. Kenapa dia mengenakan yukata di saat seperti ini?
KAMU SEDANG MEMBACA
Jujutsu Kaisen Fanfiction || Female Reader Inside ✿
FanfictionCerita perjalanan seorang gadis (Reader) di dunia Jujutsu bersama dengan karakter Jujutsu Kaisen milik Gege Akutami sensei. Cerita murni khayalan saya dengan beberapa referensi dari anime-anime yang ada. Jika ada suatu kesamaan di dalam cerita, itu...