04 Pilihan

2K 264 6
                                    

Akira dan Yaga masih belum mendapatkan keputusan akhir mengenai perpindahan (Name) ke SMK Jujutsu di Tokyo. Yaga tidak menyerah dan terus meminta Akira mempertimbangkan pilihannya. Namun, Akira tetap bersikeras menolak permintaan Yaga.

Karena percakapan ini terus mengulang dan tidak menyentuh titik akhir, akhirnya Yaga memutuskan untuk menunda pembicaraan, "Baiklah. Ini sudah malam dan kalian juga butuh waktu untuk beristirahat. Aku akan bertemu dengan kalian lagi besok untuk membahasnya lagi."

"Yaga-sama, kenapa anda begitu menginginkan (Name) bersekolah di sana? Saya berpikir bahwa (Name) masih belum cukup dewasa untuk menanggung beban di dunia Jujutsu," keluh Akira.

Akira tidak menyangka bahwa Yaga tidak berhenti setelah semua penolakannya. Ia memperhatikan Yaga yang sudah berdiri dari duduknya.

Menanggapi Akira, Yaga melirik ke arah (Name), "Ada 'sesuatu'."

(Name) tidak mengerti apa yang dibicarakan Yaga. Tatapan Yaga ke arahnya terlihat jelas seperti ada sesuatu yang aneh. Ia merasa tidak nyaman ditatap seperti diselidik dan mengalihkan pandangannya.

Di sisi lain, Akira terlihat terkejut. Saking terkejutnya ia melirik ke arah (Name) dengan hati-hati. Ia memperhatikan (Name) yang kebingungan berdiam diri. Ia berpikir sebentar mencoba merangkai kata-katanya dengan baik.

"Yaga-sama, Anda tahu, tapi apakah para petinggi juga ...."

Akira tidak melanjutkan kata-katanya. Ia menunggu jawaban dari Yaga. Yaga yang mendengar itu mengalihkan perhatiannya kembali ke Akira dan menggelengkan kepalanya dengan pelan. Setelah itu, ia berjalan ke arah pintu keluar.

"Kita akan membicarakannya lagi besok. Selamat malam."

Yaga keluar dari ruangan. Terlihat ia menembus sesuatu yang bening dan sedikit bergerak karena tersentuh seperti genangan air. (Name) dan ayahnya sedikit terkejut melihat itu. Sepertinya, dari awal Yaga telah memasang sebuah penghalang di ruangan ini. Apakah ia tidak ingin seseorang mendengar pembicaraan mereka?

(Name) merasakan tepukan di kepalanya. Ia baru sadar bahwa ayahnya telah berdiri. Ia ikut berdiri dan mengikuti ayahnya kembali ke kediaman mereka. Tepat ketika mereka berdua keluar dari ruangan, penghalang yang menyelimuti ruangan menghilang perlahan. Tidak ada seorang pun di luar ruangan, jadi mereka kembali ke kediaman dengan tenang.

Memasuki kediaman, Akira menuju ruang dapur dan membuat minuman. Sedangkan (Name) menuju kamar untuk menyiapkan tempat untuk mereka berdua tidur. Mengambil futon di lemari, ia membentangkannya di atas tatami dan merapikannya. Setelah selesai, ia keluar kamar untuk memberitahukan kepada ayahnya bahwa futon telah disiapkan.

(Name) melihat ayahnya yang sudah duduk di ruang tengah sambil meminum teh yang ia buat. Ayahnya juga membuatkan minuman lain untuknya yang di letakkan di atas meja. Ayahnya memanggilnya untuk ikut duduk di sebelahnya dan minum bersama.

(Name) patuh dan duduk bersama ayahnya. Ia melihat gelas minuman di atas meja yang ternyata itu adalah susu putih. Ia mengambilnya dan meminumnya dengan nikmat. Beberapa teguk ia minum dan ia mendengar ayahnya memanggil namanya. Ia meletakkan gelasnya ke meja dan melihat ke ayahnya.

"Maaf karena Ayah tidak berdiskusi denganmu dan langsung menolak penawaran Yaga-sama. Apakah (Name) ingin bersekolah di SMA Jujutsu?" tanyanya.

(Name) menjawab tanpa ragu, "Jika itu adalah kehendak Ayah, aku juga tidak akan berpikir untuk bersekolah di sana."

Akira sedikit tersenyum. Ia sangat bahagia memiliki anak yang ceria dan jujur seperti ini. Bahkan semua yang dikatakannya selalu di patuhi. Mungkin beberapa kali ia melanggar ketika itu memang bukan hal serius, tetapi setiap ketidaksengajaan yang dilakukan (Name), ia selalu memakluminya dan hanya menegurnya sementara.

Jujutsu Kaisen Fanfiction || Female Reader Inside ✿Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang