(Name) memasukkan katananya kembali ke sarungnya. Ia berencana menangkap roh kutukan itu terlebih dahulu, jadi ia meletakkan katana itu di dekat pintu utama. Akan repot baginya untuk membawa senjata kemana-mana saat mengejar roh kutukan itu.
(Name) berkonsentrasi untuk mencari posisi roh kutukan. Setelah menemukannya, ia langsung berlari mengejarnya. Sangat sulit untuknya menangkap roh kutukan itu di dalam ruangan yang luas. Roh kutukan itu melompat kesana-kemari dengan gesit. Bahkan dengan mudahnya keluar masuk melewati pintu ruangan.
(Name) merasa kesal. Ia mengubah sedikit rencananya dengan menyudutkannya di tempat yang sempit. Tanpa mempedulikan banyak energi kutukannya, ia membentuk segel pada tangannya dan membaca mantra. Ia membuat perisai untuk menghalau jalur lari dari roh kutukan dengan menutup jalur pintu yang menghubung ke ruangan lain. Hanya pintu mengarah ke koridor yang tidak ia halang.
Roh kutukan itu terlihat gelisah dan semakin cepat berlarian di dalam ruangan, tetapi (Name) tidak kehabisan akal dan mulai mempersempit ruangan dengan memperbanyak jumlah perisai. Ia memancing roh kutukan itu untuk pergi ke bagian koridor.
Roh kutukan itu semakin panik ketika hampir seluruh ruangan dipenuhi perisai dan mencari jalan keluar satu-satunya, yaitu pintu keluar mengarah ke koridor. (Name) tersenyum sumringah ketika roh kutukan itu memasuki jebakannya. Semua perisai dalam ruangan ia hilangkan dan mulai mengejar roh kutukan supaya tidak kehilangan jejak lagi.
Sampai saat roh kutukan itu hampir berada di ujung persimpangan koridor, sekali lagi (Name) membentuk segel di tangannya dan mengucapkan mantra. Sebuah perisai muncul di depan roh kutukan sehingga roh kutukan itu menabrak perisai dan berhenti sesaat.
(Name) mengambil kesempatan itu dengan baik dan langsung melompat untuk menangkapnya. Tangannya hampir mencapai roh kutukan itu, tetapi tidak kena. Roh kutukan itu melompat ke atas dan lari ke belakangnya dengan cepat. Dengan kesal, ia memukul lantai, "Mou chotto dake nano ni! [Padahal tinggal sedikit lagi!]"
(Name) kembali mengejar roh kutukan itu. Perisai yang tadi ia buat otomatis menghilang sendirinya. Ia berpikir untuk mengurung roh kutukan itu dengan memasang perisai di sekeliling. Walaupun itu akan menggunakan banyak energi kutukan, ia harus mendapatkannya!
Cukup lama (Name) mengejar roh kutukan itu untuk kesekian kalinya sampai akhirnya ia dapat menjebaknya lagi. Saat ia membuat perisai di depan roh kutukan, ia melihat bahwa roh kutukan itu cukup cerdas untuk menghentikan langkah dan tidak menabrak perisai. Namun, ia tidak menunda waktu lagi dan langsung membuat perisai lain di sekeliling roh kutukan.
Di bagian belakang, samping kanan dan kiri, lalu atas dan bawah. Roh kutukan itu terkurung layaknya di dalam kotak perisai biru transparan. Tidak ada celah bagi roh kutukan itu untuk kabur. (Name) melangkah perlahan mendekati roh kutukan yang terkurung itu.
Menstabilkan napasnya, (Name) mengomel, "Tidak ada lagi aksi kejar-kejaran. Sekarang kamu tidak akan bisa lari."
Roh kutukan itu terlihat ketakutan, tetapi (Name) tidak mempedulikannya. Lagi pula itu hanyalah roh kutukan dan roh kutukan itu juga sudah membuatnya kewalahan setelah berlarian dalam waktu yang cukup lama. Energi kutukan yang ia gunakan juga terlampau banyak karena berulang kali membuat perisai.
(Name) ingin mengakhiri misi ini. Ia mengangkat tangannya untuk mengambil senjatanya. Seketika ia terdiam sebentar. Ia menoleh melihat tangan kirinya dan mengedipkan matanya beberapa kali. Menghela napas, ia mencubit sedikit pangkal hidungnya dan merasa bodoh. Ia baru ingat telah meninggalkan senjatanya di pintu depan.
(Name) menunjuk roh kutukan yang terkurung dan mengancam, "Tunggu di sini dan jangan pergi kemana-mana atau aku akan membunuhmu!"
"...."
KAMU SEDANG MEMBACA
Jujutsu Kaisen Fanfiction || Female Reader Inside ✿
FanfictionCerita perjalanan seorang gadis (Reader) di dunia Jujutsu bersama dengan karakter Jujutsu Kaisen milik Gege Akutami sensei. Cerita murni khayalan saya dengan beberapa referensi dari anime-anime yang ada. Jika ada suatu kesamaan di dalam cerita, itu...