61 Festival Bintang

800 142 8
                                    

Matahari telah terbenam dan bintang-bintang mulai menghiasi langit malam. Beberapa suara serangga yang terdengar menghilangkan kesunyian diantara dua orang yang sedang berjalan beriringan, (Name) dan Gojou. Mereka berjalan santai di jalan setapak menuju kuil.

"Bukankah sudah terlambat untuk merayakan Tanabata?" tanya Gojou.

"Di sini masih ada yang merayakannya di bulan ini," respon (Name) datar.

(Name) merasa suasana hatinya tidak bagus. Ia mengira bahwa ayahnya akan ikut ke festival bintang bersamanya malam ini. Ternyata ia pergi berdua dengan Gojou ke sana. Pantas saja Gojou mengenakan yukata milik ayahnya. Kenapa ia tidak mencurigai hal itu sebelumnya?

Gojou berkata lagi, "Hee ... Paling festivalnya tidak akan meriah."

"Tidak, Miko yang bertugas bilang pasti akan ramai karena ini adalah malam terakhir perayaannya."

Gojou melirik, "Apakah kamu sudah ke sana?"

"Tadi pagi sebelum bertemu denganmu. Aku dan ayah pergi ke kuil untuk merayakannya."

Gojou hanya bergumam. Suasana kembali canggung. (Name) benar-benar tidak tahu topik apa yang harus dibicarakan. Ia ingin waktu cepat berlalu dan sampai di kuli dengan cepat.

Terdengar helaan napas dari Gojou, "Kenapa lokasinya sangat jauh?"

"Itu karena hanya ada satu kuil yang merayakannya di waktu ini," jawab (Name).

"Menyebalkan berjalan jauh seperti ini. Kalau tempatnya tidak bagus, aku mungkin menyesali keputusanku untuk pergi."

(Name) menoleh dengan heran, "Lalu, kenapa kamu masih ikut?"

Cukup lama sebelum Gojou menjawab dengan pelan, "Aku tidak ingin mengecewakan Akira-san."

(Name) terkejut dan menatap Gojou intens. Gojou menoleh dan bertanya, "Apa?"

(Name) kembali mengalihkan perhatiannya ke depan, "Aku tidak menyangka bahwa Gojou-kun bisa memahami perasaan orang."

"Hah?!" Perempatan imajiner muncul di kepala Gojou, "Kamu pikir aku orang yang seperti apa?!"

"Aku tidak memikirkan apa-apa. Aku hanya terkejut. Itu saja."

Gojou berdecak kesal, "Aku tidak yakin kamu tidak memikirkan hal yang lain."

"Aku mengatakan yang sebenarnya. Kalau kamu tidak percaya, kamu tidak perlu mempercayainya."

(Name) mulai berjalan lebih cepat, tetapi Gojou dapat menyusulnya. Cukup lama mereka berjalan, sampai akhirnya tiba di kuil. Tidak banyak yang mengunjungi kuil itu, tetapi masih termasuk ramai. Terdengar suara alunan musik yang mengiringi pentas tarian tradisional di depan kuil. Ada juga suara teriakan dari pedagang untuk menarik para pelanggan.

Suasana hati (Name) menjadi baik. Ia membeli kembang gula dan pergi menonton tarian tradisional di depan kuil. Lalu, ia pergi berkeliling lagi untuk mencari makanan yang lainnya. Ia bahkan terlalu bersenang-senang sendiri sehingga hampir melupakan keberadaan Gojou. Kalau Gojou tidak menariknya mendekat, bisa saja mereka terpisah dan tersesat.

Gojou sesekali memperhatikan keramaian di kuil. Ia tidak begitu menyukai tempat yang ramai, jadi tidak begitu menikmatinya seperti (Name). Beberapa kali ada perempuan yang mencoba mengajaknya berbicara, tetapi diabaikannya.

Gojou lebih khawatir dengan (Name) yang berjalan kesana-kemari. Ia merasa seperti menjaga anak kecil yang tidak bisa diam. Kalau ia mempunyai tali, mungkin ia akan mengikatnya pada leher (Name) supaya tidak bisa kemana-mana.

Melihat (Name) ingin berlari lagi, Gojou menahan pundaknya, "Oi, jangan pergi sendiri. Akan repot untuk mencarimu di keramaian seperti ini."

"Tidak akan. Aku bisa melihatmu dari jauh dengan tinggi yang mencolok seperti itu," ucap (Name) asal.

Jujutsu Kaisen Fanfiction || Female Reader Inside ✿Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang