(Name) memasukkan beberapa baju ke dalam tas ranselnya. Setelah selesai, ia menutup tas dengan rapat. Ia berdiri dan melihat ke sekeliling. Semua yang diperlukan sudah dimasukkan ke dalam tas, jadi ia menggendong ranselnya dan mengambil tiket pesawat yang ada di atas meja.
Baru saja (Name) keluar dari kamar dan menguncinya, ia melihat sosok seseorang yang baru saja ingin memasuki asrama perempuan. Itu adalah orang yang paling tidak ingin ia temui, Gojou Satoru. Namanya dipanggil, tetapi ia tidak mempedulikannya dan terus berjalan ke luar asrama.
"Oi, matte yo!" Gojou meraih lengan (Name) yang melewatinya begitu saja.
(Name) langsung menarik tangannya kasar dan menatap Gojou kesal, "Apa?"
Gojou sedikit tersentak dan terdiam, tetapi (Name) sangat tidak sabar dan berbicara, "Kalau tidak ada yang dibicarakan, jangan menggangguku."
Saat berjalan kembali, Gojou benar-benar menghalanginya di depan, "Tunggu! Ada yang ingin aku bicarakan denganmu."
(Name) berhenti dan menatap Gojou dengan malas. Kali ini ia memilih untuk menunggunya berbicara. Ia melirik ke arah pipi Satoru yang masih terpasang dengan plester. Ia berpikir apakah tamparannya sangat berdampak sampai masih perlu dipasang plester?
Setelah beberapa saat, akhirnya Gojou mulai berbicara lagi, "Ore ... warukatta."
(Name) menaikkan sebelah alisnya, "Untuk apa?"
Gojou terlihat bingung, "Untuk apa yang telah terjadi di misi kemarin."
(Name) berpura-pura bodoh, "Aku tidak mengerti apa maksudmu? Mungkin kamu harus memberi tahu lebih jelas."
Bukan tanpa maksud bagi (Name) mengatakan itu. Ia ingin tahu apakah Gojou mengetahui kesalahannya atau tidak. Kalau hanya sekadar ucapan minta maaf tanpa penyesalan, ia tidak akan memaafkannya.
Mendengar itu, Gojou terlihat kesal. Ia masih diam untuk memikirkan kata yang tepat untuk diucapkan, "Karena aku telah berkata kasar."(Name) telah menyesal menunggu dan memilih untuk pergi, "Lupakan."
"Apa?! Aku sudah meminta maaf padamu!" protes Gojou.
"Kamu bahkan tidak tahu kesalahanmu. Apa yang ingin aku maafkan?"
"Aku sudah mengatakannya!"
(Name) langsung melenggang pergi begitu saja. Ia harus pergi sekarang jika tidak ingin ketinggalan jadwal keberangkatan pesawat. Lagi pula sudah ada madou yang menunggunya di gerbang sekolah untuk mengantarnya ke bandara.
Gojou tidak percaya melihat (Name) yang pergi begitu saja. Dengan cepat, ia meraih pundaknya untuk menahan pergi. Tangannya langsung ditepis dan mendapat tatapan tajam dari (Name).
"Sawaru na! Kalau kamu ingin meminta maaf, pikir terlebih dahulu apa kesalahanmu!"
"Aku tahu kesalahanku."
"Kamu tidak. Biarkan aku pergi!"
Tanpa tunda lagi, (Name) langsung berlari secepat mungkin. Namanya yang dipanggil pun tidak ditanggapi. Gojou yang melihat betapa cepatnya (Name) berlari cukup terkejut. Setelah tidak melihat sosok (Name) di matanya, ia berdecak kesal.
Gojou tahu bahwa (Name) akan pulang. Ia berencana meminta maaf sebelum itu dan ternyata tidak berjalan dengan mulus. Ia juga merasa heran dengan (Name) yang tidak berpamitan pada Getou dan Shouko sebelum pergi. Ia memikirkan sesuatu dan beranjak pergi dari tempat itu.
.
.
.
.
.(Name) berjalan santai di pinggir jalan. Ia menikmati hembusan angin yang menerpa wajahnya. Ia memperhatikan jalan yang familiar di matanya. Sebentar lagi ia akan sampai di rumah klan Hinata. Setelah berjalan cukup lama, akhirnya ia sampai di gerbang rumah klan Hinata.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jujutsu Kaisen Fanfiction || Female Reader Inside ✿
FanfictionCerita perjalanan seorang gadis (Reader) di dunia Jujutsu bersama dengan karakter Jujutsu Kaisen milik Gege Akutami sensei. Cerita murni khayalan saya dengan beberapa referensi dari anime-anime yang ada. Jika ada suatu kesamaan di dalam cerita, itu...