51 Pemicunya?

704 134 3
                                    

Shouko berjalan di lorong rumah sakit. Di tangannya ada kantong yang berisi kotak makanan. Ia berjalan menuju salah satu ruangan dan membuka pintunya. Ia melihat seorang dokter yang sedang berbincang dengan pasiennya. Pasien itu menyadari kehadirannya dan tersenyum senang.

"Shouko irashai [selamat datang]~ Apa yang kamu bawa hari ini?" tanya si pasien antusias.

Shouko berjalan masuk setelah menutup pintu. Ia tersenyum kecil, "Sepertinya kamu sudah menganggap ruangan ini menjadi kamar pribadimu."

Dokter itu ikut berbicara, "Aku selalu mempersilahkan (Name)-chan untuk tinggal di sini. Menemuinya setiap hari sangat menyenangkan untukku."

"Eh~ aku tidak ingin di sini lebih lama," ucap (Name) bercanda.

"Apakah (Name)-chan tidak suka bertemu denganku?"

"Bukan begitu. Aku lelah tidur sepanjang hari di kasur."

"Kamu mengatakan seakan sudah bertahun-tahun di sini. Kamu baru tinggal selama dua hari," ucap Shouko.

"Dua hari itu sangat lama! Lagi pula besok adalah hari ujian, aku harus kembali ke sekolah secepatnya."

(Name) terus mengoceh. Ia sangat takut mengikuti ujian besok karena belum belajar. Kemarin ia sudah meminta Shouko untuk membawakan buku pelajaran di kamarnya. Ia berniat belajar selama di rumah sakit karena tidak ingin nilainya buruk.

Dokter itu berdiri dari duduknya dan berbicara, "Walaupun kamu sudah baikan, jangan memaksakan diri untuk belajar terlalu keras. Kamu masih perlu beristirahat."

"Kapan aku bisa keluar dari rumah sakit?"

Dokter itu mencubit pipi (Name) ringan, "Kurasa 4 atau 5 hari lagi. Aku sangat terkejut, loh. Aku memperkirakan kamu sembuh setelah sebulan melakukan penyembuhan rutin, tetapi kamu sudah cukup baik setelah 2 hari ini."

(Name) mengelus pipinya yang tadi dicubit, "Ya, aku sangat bersyukur. Etto ... Apakah aku bisa keluar dari rumah sakit besok?

Dokter itu hanya tersenyum dan pamit untuk keluar. Masih ada pasien yang harus ia datangi lagi setelah ini. Di sepanjang lorong ia berpikir keras tentang luka di tubuh (Name) yang sangat cepat sembuh. Kemarin pagi, ia terkejut ketika memeriksa luka di paru-paru (Name) yang hampir sembuh.

Dokter itu menebak bahwa anak yang bernama Shouko yang melakukannya. Ia ingat bahwa Shouko tidak berani menggunakan tehnik pembalik karena masih ada tulang rusuk yang melukai organ paru-paru (Name). Karena ia sudah memperbaikinya saat operasi, mungkin saja Shouko langsung menggunakan tehnik pembalik untuk menyembuhkannya.

Dokter itu mengangguk senang, "Anak yang bernama Shouko itu ternyata jauh lebih hebat dariku. Aku senang akan ada penggantiku di sekolah Jujutsu."

Di dalam ruang perawatan, (Name) melihat ke arah kantong yang dibawa Shouko, "Apa makanan yang kamu bawa?"

Shouko mengeluarkan kotak makanan dari kantong dan memberikannya pada (Name). Setelah kotaknya di buka, (Name) terlihat sangat senang, "Kono keeki nan ka oishii sou~ [Kue ini terlihat sangat lezat~]"

"Aku senang kamu menyukainya. Lain kali aku akan mengajakmu untuk pergi ke tokonya." Shouko duduk di kursi, lalu bertanya, "Bagaimana dengan lukamu?"

(Name) mengambil satu suapan kue dan berbicara, "Sangat baik. Penyembuhan dari Shouko benar-benar luar biasa. Hontou ni arigatou."

"Nan no koto?"

(Name) tersenyum, "Shouko menggunakan tehnik pembalik kepadaku di malam itu, 'kan? Sebenarnya aku sedikit tersadar setelah keluar dari ruang operasi."

Jujutsu Kaisen Fanfiction || Female Reader Inside ✿Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang