Seperti yang dikatakan (Name) di malam sebelumnya, hari ini ia mencuci pakaian kotor. Ia beruntung karena bisa bangun cukup pagi sehingga mendapatkan tempat untuk menjemur. Ia juga bertemu dengan beberapa keluarga cabang samping. Satu atau dua kelompok dari mereka bertanya padanya mengenai kabar tentang dirinya yang dapat mengendalikan energi kutukan.
(Name) sudah siap dengan pertanyaan seperti ini dan menjawab seperti yang ia katakan kepada Tetua. Ia menjawab dengan sama persis supaya tidak ada kecurigaan atau sampai gosip baru yang akan memperparah keadaannya nanti. Untung saja mereka yang bertanya percaya karena itu adalah hal yang sama mereka dengar dari gosip-gosip para pelayan yang mengetahui kejadian malam itu.
(Name) bersyukur dalam hati karena mereka tidak bertanya hal lain. Mungkin mereka hanya ingin mengkonfirmasi kebenaran dari gosip yang beredar. Lalu, mereka lanjut berbincang hal-hal biasa bersama untuk menghibur. Setelah puas, akhirnya mereka pergi dan membiarkan (Name) untuk melanjutkan pekerjaannya.
Setelah (Name) mencuci pakaian, ia kembali ke ruangannya. Di sana ia melihat ayahnya yang sedang berbincang dengan seseorang. Ia berjalan untuk mendekat dan barulah ia sadar bahwa itu adalah Yaga Masamichi. Ayahnya juga menyadari keberadaan dirinya dan memanggilnya untuk lebih dekat.
(Name) mendekati mereka dan menunduk sedikit ke arah Yaga, lalu ayahnya mulai berbicara, "(Name), Yaga-sama ingin kembali ke Tokyo dan sebelum pergi ia ingin berbicara denganmu."
(Name) bertanya dengan sopan, "Apa yang ingin Yaga-sama bicarakan dengan saya?"
"Apakah kamu ada berubah pikiran untuk bersekolah di SMK Jujutsu?" tanyanya.
Sedikit ragu, (Name) melirik ke ayahnya untuk menanyakannya kepada ayahnya. Tetapi, ayahnya hanya menjawabnya dengan tersenyum. Ia masih merasa tidak yakin. Ada banyak hal yang memang ingin ia pertimbangkan, jadi ia hanya menunduk dan menggeleng pelan.
Yaga hanya mengangguk dan mengakhiri ucapannya, "Baiklah. Kalau begitu aku pergi dulu. Semoga hal baik selalu mendatangi kalian."
"Semoga hal itu berbalik kepada Yaga-sama juga," balas ayah (Name).
(Name) dan ayahnya membungkuk bersama untuk memberi salam dan Yaga menanggapinya dengan mengangguk. Yaga keluar dari kediaman rumah (Name) dan pergi semakin menjauh sampai tidak terlihat lagi.
Akira melihat ke arah (Name) untuk memastikan, "Sudah yakin?"
(Name) hanya diam sambil memainkan jari-jarinya. Tidak ada satu pun kata yang keluar dari mulutnya. Ia masih setia menatap jalan ke arah dimana Yaga pergi. Pikirannya terus mengulang kata 'yakin'. Ini adalah pilihannya dan ia tidak ingin menyesalinya.
Akira tidak lanjut bertanya dan mulai mengajak, "Ayo kita latihan bersama. Mau menggunakan senjata?"
Netra (Name) berbinar-binar. Barulah ia menatap ke arah ayahnya dengan semangat. Senyum manis menyempurnakan keimutannya. Akira melihat itu langsung tertawa dan mulai berjalan ke arah dojo klan Hinata. Di belakangnya, (Name) mengikuti dengan hati yang gembira.
'Salah satu cara mengembalikan suasana hati (Name) memanglah latihan bersamaku. Kalau begini caranya agak sulit untuk melepaskannya,' batin Akira senang.
'Apapun yang ingin dilakukan, asalkan itu bersama ayah, aku tidak keberatan untuk tidak mempelajari Jujutsu. Bagaimana mungkin aku bisa pergi meninggalkan seseorang yang sangat menyayangiku,' batin (Name).
.
.
.
.
.Sudah seminggu sejak Yaga meninggalkan rumah klan Hinata. Setelah itu pun, pihak dari keluarga utama tidak ada yang berkomentar apapun mengenai (Name). Padahal (Name) sudah menyiapkan diri apabila ia akan mendapatkan hukuman karena telah merahasiakan kemampuannya dalam mengendalikan energi kutukan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jujutsu Kaisen Fanfiction || Female Reader Inside ✿
FanfictionCerita perjalanan seorang gadis (Reader) di dunia Jujutsu bersama dengan karakter Jujutsu Kaisen milik Gege Akutami sensei. Cerita murni khayalan saya dengan beberapa referensi dari anime-anime yang ada. Jika ada suatu kesamaan di dalam cerita, itu...