10 Yubikiri

1.1K 199 10
                                    

Beberapa kerikil yang menghalangi jalan ditendang. Langkahnya begitu jelas menapaki bebatuan yang tersusun dengan rapi di setapak jalan yang terbuat dari tanah. Bagian kanan dan kiri, terdapat tanaman bunga yang cukup banyak untuk menghiasi pinggiran jalan yang dilalui. Suara senandung yang merdu membuktikan bahwa si pemilik suara sedang memiliki suasana hati yang cukup baik.

(Name) berjalan santai dengan senyum yang tidak ada hentinya. Sudah sejak berapa lama ia merasa tidak setenang ini. Setelah tiga hari, ia akan memutuskan untuk pindah ke SMK Jujutsu atau tidak. Itu adalah keputusan terakhirnya.

Di akhir jalan yang ia lalui adalah kediamannya. Ia tidak menemukan sosok ayahnya di teras dan berpikir bahwa ayahnya telah masuk lebih dulu untuk beristirahat. Ia melepas sandalnya dan naik ke atas teras. Ia berjalan menuju pintu dan membukanya.

(Name) memasuki ruangan dan menutup pintu. Suara yang cukup keras mengagetkannya. Ia melihat ayahnya yang berdiri di depan pintu kamar sambil memegang sesuatu ditangannya. Banyak potongan kertas berwarna-warni yang berterbangan di sekitarnya dan jatuh perlahan. Ia mengerjapkan matanya tidak percaya.

Dengan riang ayahnya berkata, "Selamat atas keputusan kepindahan sekolahnya!"

(Name) tertegun. Tubuhnya bergetar dan ia menutup mulutnya dengan kedua tangannya dengan rapat. Melihat ayahnya yang begitu bahagia juga membuatnya merasakan kebahagiaan. Bahkan ayahnya telah menyiapkan party popper untuk dirinya. Perayaan kecil ini sungguh membuatnya terharu. Tetapi ...

'Jangan tertawa, jangan tertawa! Ayah akan menangis kalau kamu tertawa, (Name). Tenanglah, atur napasmu, dan katakan pada ayah dengan pelan,' (Name) membatin pada dirinya sendiri.

(Name) berjalan ke ayahnya dan memeluknya, lalu berbisik, "Ayah, aku masih belum memutuskannya."

Akira terdiam. Ia menunduk memperhatikan anaknya yang masih diam memeluknya. Memastikan pendengarannya, ia bertanya lagi. Namun, sayangnya jawaban anaknya masih sama seperti sebelumnya. Ia menghela napas lelah dan mengelus kepala anaknya.

(Name) melepas pelukannya dan tersenyum jahil, "Kecewa?"

"Kenapa (Name) tidak mengatakannya dari awal? Ayah hanya membeli ini satu dan telah menggunakannya." Akira menatap sedih party popper yang sudah tidak ada isinya.

"Itu karena Ayah sendiri yang melakukannya tanpa memberi tahuku," ucap (Name) sambil memunggut potongan kertas yang berserakan.

Akira juga ikut membantu anaknya, "Kalau diberi tahu duluan, itu bukan kejutan lagi."

"Kalau begitu, mana mungkin aku mengatakannya. Ayah melakukannya tepat setelah aku masuk dan belum mengatakan apa pun." (Name) tertawa karena percakapan yang lucu ini.

"Hahaha, kamu benar. Mari bereskan kekacauan kecil ini dan kita makan siang bersama. Ayah tadi membeli beberapa daging untuk perayaan."

(Name) merasa ingin menangis, "Maaf karena aku belum memutuskan pilihanku."

"Tidak, tidak. Ayah hanya bercanda. Ayah membeli daging karena memang ingin makan daging. Sebenarnya tadi ingin mengajak Yaga-sama untuk makan bersama, tetapi beliau sangat sibuk sehingga harus pulang lebih cepat."

(Name) hanya bergumam mengerti. Selesai membersihkan potongan kertas, ia langsung ke dapur dan bersiap untuk memasak. Ia memakai celemek dan mencuci tangannya. Sekantong plastik di dalam kulkas ia ambil dan membukanya. Isinya ada cukup banyak daging untuk dimakan sampai makan malam nanti.

Saat ingin menutup kulkas, (Name) melihat sebuah kotak putih yang tersimpan agak dibelakang dan tertutup beberapa makanan. Karena penasaran, ia mengambil kotak itu dan membukanya. Ternyata di dalamnya terdapat kue berwarna biru langit dan terdapat tulisan "omedetou" di atasnya. Saat melihat ini, ia merasa ingin menangis sekali lagi.

Jujutsu Kaisen Fanfiction || Female Reader Inside ✿Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang