07 Keras Kepala

1.2K 203 10
                                    

"Tadaima." (Name) berjalan masuk ke kediamannya dan meletakkan tas sekolahnya di sisinya begitu saja.

Akira yang sedang menulis laporan di meja ruang tengah, tersenyum menyapa anaknya, "Okaerinasai, (Name). Bagaimana dengan kegiatan sekolahmu?"

"Terburuk. Benar-benar terburuk! Ayah, aku mendapatkan peringatan kedua dari sekolah," (Name) berkata dengan sedih.

"Oh, kali ini hal apa yang telah (Name) perbuat?" Akira mengabaikan laporan yang ia buat dan mengalihkan seluruh perhatiannya ke (Name).

(Name) mulai menceritakan semua kejadian yang terjadi di tangga sekolah. Mulai dari ia melihat seekor Yotou, mendorong murid lain, memecahkan kaca, sampai di tegur di ruangan guru. Ia menceritakan semuanya dengan cepat dan jelas sehingga semua emosinya ia keluarkan. Ia menceritakan kejadiannya sampai selesai dan setelah itu, ayahnya tertawa kecil.

(Name) cemberut, "Kenapa ayah tertawa? Di sini aku merasa sakit hati."

Akira menahan tawanya dan menepuk kepala (Name) ringan, "Ayah hanya tidak menyangka kamu membasmi Yotou tersebut sampai kacanya pecah. Sepertinya kamu harus belajar menahan emosimu."

Wajah (Name) memerah karena malu, "I-itu karena Yotou itu membuatku kesal. Bahkan dari awal aku sudah berniat membiarkannya hidup karena ia diam saja. Tapi, saat aku mulai berjalan, Yotou itu malah melompat ke arahku sehingga mengakibatkan aku memukulnya ke arah murid lain."

Akira menurunkan tangannya dari kepala (Name) dan menuangkan air pada teko kecil ke dalam gelas, "(Name), penyihir Jujutsu juga perlu mengendalikan emosi dengan baik—"

"Aku tahu itu. Ayah sudah mengatakannya berulang kali."

"(Name), ayah belum selesai berbicara."

Merasakan hawa yang tidak cukup menyenangkan membuat (Name) merinding dan segera menutup bibirnya rapat dengan kedua tangannya. Dilihatnya ayahnya selesai menuang air ke gelas dan meletakkan di meja di depannya.

Akira menghela napas, "Emosi adalah musuh dari konsentrasi pengendalian energi. Jika energi kutukanmu tidak stabil, maka energi yang kamu gunakan akan mengeluarkan kekuatan yang berbeda. Itu sebabnya kamu bisa memecahkan kaca walaupun kamu menggunakan energi kutukan yang sedikit."

(Name) mendengarkan, tetapi tidak menjawab. Ia menundukkan kepalanya dan menggenggam gelas. Jemarinya mengetuk gelas beberapa kali sebelum ia mengangkatnya dan minum air tersebut. Akira tersenyum lembut dan membiarkan (Name) merenung. Ia lanjut menulis untuk menyelesaikan laporannya.

.
.
.
.
.

Hari terus berlalu. (Name) berjalan di pinggir sungai. Selama perjalanan pulang sekolah, ia hanya menatap ke arah jalan dengan malas. Jalan tidak begitu ramai, tapi juga tidak sepi. Ada beberapa orang yang melewatinya dari arah yang berlawanan. Angin yang berhembus cukup kencang dan itu menghamburkan rambutnya.

Takut rambutnya akan kusut, (Name) berhenti berjalan dan mengambil karet rambut berwarna biru di dalam tasnya. Menyisir helaian rambutnya hingga rapi, ia mulai mengikat rambutnya dengan kuncir kuda yang agak tinggi. Setelah selesai mengikat rambutnya, ia kembali berjalan. Di depannya ada persimpangan jalan dan di situ ia melihat seorang lelaki yang sedang berdiri seakan menunggu seseorang.

(Name) menghela napas dengan berat, "Yaga-san ...."

"Yo, (Name). Apa kamu sudah memutuskan untuk pindah ke SMK Jujutsu?" tanya Yaga dengan santai.

Lagi-lagi (Name) menghela napasnya. Ia sudah lelah dengan pertanyaan itu setiap harinya. Sejak saat pertemuan mereka di sekolah 9 hari yang lalu, Yaga terus menemuinya setiap hari hanya untuk menanyakan pertanyaan yang sama berulang kali. Tentu saja ia sudah menolaknya berulang kali juga. Walaupun seperti itu, Yaga tetapi kembali keesokan harinya untuk bertanya lagi.

Jujutsu Kaisen Fanfiction || Female Reader Inside ✿Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang