42 | SAY YOU WON'T LET GO

377 29 17
                                    

hii, selamat membaca bagian 42

vote dulu!

(╥╯﹏╰╥)ง

"Aku harap kamu sembuh, meski tanpa aku."

-Keysha Ashana

|Happy Reading|

"Kita selesai,"

Reygan berdiri dari duduknya yang barusan saja berlutut di hadapan Keysha. Hening sejenak diantara kedua manusia itu. Reygan yang menatap gadis ini dengan pandangan kosong, serta Keysha yang membuang pandangannya ke samping.

"Kita bisa kayak dulu lagi 'kan, Keysha?"

Suara itu bahkan terasa akan habis. Tenggorokan Reygan benar-benar kering sekarang ini pun rasanya jantungnya sudah tidak berdetak lagi.

Reygan mengambil tangan gadis ini untuk ia genggam. Oh Tuhan, apapun akan ia lakukan untuk melembutkan hati Keysha. Apapun akan ia lakukan agar Keysha menarik ucapannya barusan.

"Kita selesai, kamu harus bisa lebih bahagia lagi,"

Reygan menggeleng kuat. Semua perkataan Keysha seperti sebuah lelucon yang sama sekali tidak lucu. Katakan, katakan jika ini semua hanya bercanda. Katakan bahwa sebentar lagi gadis ini akan berucap 'aku bercanda' seperti kejadian yang sudah-sudah. Seperti kejadian dimana Reygan kesal tiap kali kalimat itu keluar dari mulut Keysha.

"Keysha,"

Keysha tersenyum bersamaan dengan mata yang hampir tertutup. Air matanya sudah mereda. Rasa kesal dan marah berganti menjadi sebuah kelegaan. Dia tidak membenci Reygan, ingat, dia tidak pernah membenci lelaki ini. Lelaki dengan mata tajam dengan kehidupan yang tidak bisa ia deskripsikan. Akan tetapi Keysha membenci kebohongan, dan siapapun yang berbohong harus mendapat konsekuensinya.

Karena ini bukan hanya tentang jujur atau tidak, melainkan tentang bagaimana kecewanya perasaan seseorang ketika mendapati sebuah kebohongan. Juga tentang bagaimana hancurnya perasaan seseorang ketika berkali-kali diremehkan.

Karena pada dasarnya, luka seringkali tumbuh dari orang-orang yang paling kita jaga hatinya.

"Keysha,"

Keysha menatap Reygan, "Hm?"

"Jangan tinggalin gue, bilang kalau ini semua bercanda 'kan?"

Keduanya hening lagi. Reygan pun Keysha sudah tidak dapat bersuara. Bola mata itu saling tatap satu sama lain.

"Please,"

"Jangan terlalu bergantung kayak gini, Kak."

"Gue nggak punya siapa-siapa lagi,"

"Ada banyak orang yang peduli sama kamu, tapi kenapa kamu harus berpatokan sama seseorang yang nggak akan mungkin bisa balik lagi?"

"Karena gue tau mereka nggak ada yang tulus, Keysha,"

Keysha kian menghela napas panjang. Dia sudah terlalu lelah dihadapkan dengan lelaki ini. Pada dasarnya mereka sama-sama terluka dari sisi yang berbeda. Pada dasarnya pula mereka terlalu jauh untuk mengulang lagi pun memperbaiki tidak semudah itu. Karena perasaan kecewa tidak bisa digantikan hanya dengan kata 'maaf'.

RĒYGANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang