Satu

2.3K 140 21
                                    

💜💜💜💜

Sojung menggigit kukunya dengan gelisah. Hampir satu jam ia di depan ruang perawatan ibunya yang tiba-tiba saja tidak sadarkan diri setelah muntah darah. Sojung hanya berharap, tidak akan terjadi hal yang buruk pada ibunya.

Sojung langsung menegakkan tubuhnya, ketika pintu perawatan terbuka. Seorang perawat segera menghampirinya.

"Keluarga nyonya Choi Mira?" tanya perawat itu, ketika berada di depan Sojung.

Sojung langsung mengangguk cepat.

"Ya, aku putrinya. Bagaimana keadaan ibuku?" wajah Sojung terlihat gelisah dan khawatir.

"Nyonya Mira harus mendapat penanganan operasi, karena jantungnya bocor."

Sojung memijat pelipisnya. Dokter sudah lama menyarankan untuk operasi, karena ibunya memiliki kelainan jantung. Karena terkendala biaya, mereka hanya melakukan pengobatan biasa, dengan mengandalkan minum obat.

"Dokter menyarankan harus segera di operasi, karena ini menyangkut keselamatan Nyonya Mira," sambung perawat itu, karena tidak ada satu kata pun dari Sojung.

"Berapa biaya operasinya?"

.

.

.

Sojung terduduk lemah pada bangku taman di rumah sakit. Sesekali ia mengusap air matanya. Ia baru saja bertemu langsung dengan dokter yang menangani ibunya.

"Tidak ada jalan lain, selain operasi. Jika tidak, itu tidak akan bertahan lama."

"Apa dengan operasi, ibuku bisa sembuh?" mata Sojung kembali memanas.

"Kesembuhan tentu hanya tuhan yang berikan. Sebagai dokter, aku menyarankan operasi, sebagai penanganan yang sebaiknya dilakukan."

Sojung masih ingat apa yang dokter sampaikan. Ia akan berusaha mencari uang untuk biaya operasi ibunya. Tapi, ia harus kemana? Uang yang bahkan belum pernah ia lihat sebanyak itu, bagaimana ia mendapatkannya? Orang yang memiliki pekerjaan tetap, dengan gaji bulanan, belum tentu bisa mendapatkan uang sebanyak itu dalam waktu satu hari.

"Hallo, Yerin."

Sojung menghubungi sahabatnya. Sojung harap, Yerin bisa membantunya.

"Ya, Sojung. Bagaimana keadaan bibi Mira?"

"Ibu harus segera dioperasi," ucapan Sojung terhenti, karena ia mencoba menahan tangisnya.

"Sojung? Kau tak apa?" panggil Yerin, karena Sojung tak melanjutkan ucapannya.

"Ehhmm. Ya. Yerin, aku butuh bantuan," Sojung menyeka air matanya.

"Aku akan membantumu sebisa yang aku lakukan. Jadi bagaimana?" Yerin mencoba memberikan ketenangan untuk Sojung.

"Aku butuh uang 150 juta, untuk biaya operasi ibu," ungkap Sojung dengan nada bergetar. Ia sendiri tak yakin bisa mendapatkan uang sebanyak itu.

Di seberang telepon, Yerin menutup mulutnya. Tentu saja ia juga terkejut dengan jumlah uang yang Sojung butuhkan. Bagaimana cara Sojung mendapatkan uang sebanyak itu?

"Sojung, aku bisa membantumu. Tapi uangku tidak cukup untuk biaya operasi. Kau perlu tambahan lain," Yerin memberi saran, walau pun ia belum tahu apa yang harus Sojung lakukan.

"Terima kasih banyak, Yerin. Aku akan mencari pinjaman lain."

Sojung menutup sambungan teleponnya. Kemana ia harus meminjam uang sebanyak itu? Ke Bank? Tentu saja tidak bisa. Ia tidak punya pekerjaan tetap, dan tidak memiliki jaminan apapun kecuali rumah. Sojung tidak akan gegabah untuk menggadaikan rumah, yang menjadi peninggalan satu-satunya dari mendiang ayahnya.

Crown PrinceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang