Chapter 17 : Taman Sekolah

10 3 0
                                    

Aku pergi ke taman sekolah hanya untuk mendengarkan musik sambil menikmati suasana saja. Tetapi, di sana aku malah bertemu denganmu.

•••


Kringgg

Alarm milik Azkia berbunyi membuat gadis itu menggeliat. Ia duduk di tepi kasur untuk mengumpulkan nyawanya terlebih dahulu. Selanjutnya Azkia bergegas menuju ke kamar mandi. Beberapa menit kemudian ia keluar dari kamar mandi dan sudah rapi memakai seragam putih abu-abunya.

Sedangkan Karina dan Nesya? Mereka baru bangun dan duduk di tepi kasur. "Tumben udah rapih lo." Celetuk Nesya kepada Azkia dengan mata yang masih setengah tertutup.

Azkia yang sedang memakai sepatu pun menoleh. "Ya iya lah, emangnya lo baru bangun!"

"Iya deh iya." Jawab Nesya lalu berjalan pergi ke kamar mandi.

Karina sudah keluar kamar sedari tadi, ia menggunakan kamar mandi di lantai bawah. Sesudah memastikan kedua sahabatnya bangun, barulah Azkia turun menuruni tangga untuk pergi ke dapur. Ia memutuskan untuk memasakan ayam goreng, sup dan nasi. Setelah membuat sarapan, Azkia berinisiatif membuatkan bekal untuk mereka bertiga.

Semuanya sudah siap dan sudah tersusun rapi di atas meja makan. Datanglah Karina dan Nesya. "Wih siapa yang masak nih?" Tanya Karina.

"Gue." Jawab Azkia yang duduk di kursi.

Karina hanya ber'oh'ria saja. Kemudian ia ikut duduk di kursi dan mulai memakan sarapannya. Suasana di meja makan pun hening karena mereka bertiga sibuk mengunyah. Saat waktu sarapan sudah selesai, Azkia membereskan dan mencuci piring yang digunakan tadi.

"Oh ya, ini gue buat sandwich buat bekal." Azkia menyodorkan dua kotak bekal.

"Makasih Azkia. Baik banget deh lo." Ucap Karina sambil tersenyum lebar.

"Lo kayak mak gue yang selalu bikin bekal buat gue." Nesya mengambil kotak bekal itu.

"Iya sementara gue jadi mak lo dulu." Sahut Azkia.

Mendengar itu Nesya langsung bergidik. "Ih nggak mau gue punya mak kayak lo."

"Yee siapa juga yang mau punya anak nyebelin kayak lo." Balas Azkia.

Nesya hanya mencibir dan Karina hanya memutar bola matanya malas.

"Yaudah ayo berangkat, malah pada berisik ish." Bisa dipastikan siapa yang berbicara itu.

"Lo berdua duluan aja, gue mau ambil kunci mobil dulu." Azkia pergi ke kamarnya.

Setelah itu ia mengunci pintu rumah dan mereka bertiga berangkat ke sekolah menggunakan mobil milik Azkia, dan tentunya Azkia juga yang menyetir.

Sesampainya di sekolah

Azkia memberhentikan mobilnya di parkiran sekolah. Setelah itu mereka turun dari mobil dan berjalan beriringan menuju kelas. Di tengah perjalanan menuju kelas ada siswa yang memanggil Karina. "Karina!" Panggil siswa itu yang ternyata adalah Daffin.

Bukan hanya Karina yang menoleh, bahkan Azkia dan Nesya ikut menoleh. Azkia yang mengerti dengan situasi itu langsung menyenggol lengan Nesya tetapi yang diberi kode malah hanya mengerutkan dahi. "Na, kita ke kelas duluan ya." Pamit Azkia kemudian menarik lengan Nesya.

"Oh iya Kia gapapa."

Nesya masih tidak mengerti dan bertanya-tanya akhirnya ia hanya mengikuti langkah Azkia. Ya memang Nesya itu sedikit tidak peka soal masalah seperti ini. Kembali lagi kepada Karina dan Daffin. "Baru datang?" Padahal pertanyaannya itu jawabannya sudah jelas.

The UnexpectedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang