Chapter 42 : My favorite

5 3 5
                                    

Sepertinya bukan hanya es krim saja yang menjadi kesukaanku. Karena, ada kamu yang menjadi kesukaanku juga.

~~~


Akhirnya mereka sampai di depan rumah Azkia. "Gue duluan ya, makasih udah mau nganterin."

Nevan mengangguk, "Kan udah emng seharusnya gue nganterin lo."

Gadis itu tersenyum, "gue masuk dulu ya."

"Iya sana," Azkia turun dari mobil Nevan. Sebelum masuk ia melambaikan tangannya, dan kekasihnya pun membalas lambaian tangan itu. Kemudian langsung saja ia masuk ke dalam rumah, dan sekali lagi ia menoleh sambil tersenyum. Di sana masih ada Nevan yang setia memperhatikannya.

Setelah pintu di tutup, barulah ia mendengar suara mesin mobil yang dinyalakan.

"Assalamuaikum," ucapnya saat memasuki ruang tamu. Dan ternyata tidak ada sahutan sama sekali dari dalam rumah.

"Apa Mama sama Papa main ke rumah Tante Ara ya?" gumamnya. Sepatunya terlebih dahulu ia lepas. Setelah itu ia menuju ke kamarnya yang berada di lantai atas. Azkia bergegas mengganti baju. Gadis itu merebahkan dirinya di kasur king size nya.

Ia menyamankan posisi tidurnya, ternyata cukup membosankan juga. Untuk mengusir rasa bosan itu, akhirnya ia memutuskan untuk ke rumah Clara yaitu tantenya. Sekalian memastikan juga, apakah Mama dan Papa nya ada di sana atau tidak.

Sesampainya di depan rumah Clara, Azkia mengetuk pintu berwarna cokelat itu. "Assalamualaikum, Tante."

"Waalaikumsalam," ternyata yang membukakan pintu bukanlah Clara, tetapi Rafael.

"Fael, Tante Ara ada?"

"Nggak ada, tadi nyokap sama bokap gue lagi pergi sama Mama Papa lo."

Azkia mengernyit, "Kok Mama gak bilang sih."

"Yaudah deh, btw makasih Fael," lanjutnya yang hendak berbalik.

"Mau minum dulu gak? Pasti haus kan lo?" seketika Azkia menghentikan langkahnya dan kembali membalikkan badannya.

Tanpa berpikir lama, gadis itu mengangguk. "Boleh deh, peka juga lo."

Rafael menyingkir mempersilahkan Azkia masuk. "Lo tunggu di ruang tamu, gue mau ke dapur dulu."

Gadis itu langsung mengangguk dan duduk di sofa yang ada di sana. Selagi menunggu Rafael, ia memilih memainkan ponselnya. Dari arah dapur datanglah Rafael dengan membawa 2 gelas minuman dingin. Gelas itu diletakkan di atas meja yang ada di ruang tamu.

"Wah, makasih Fael. Ini gue minum ya," Azkia langsung meneguk minuman itu. Seketika suasana menjadi hening.

"By the way makasih nih minumannya, gue mau pulang dulu," Azkia hendak beranjak dari duduknya.

"Oke hati-hati."

"Siap," setelahnya ia langsung menuju ke pintu depan.

Saat hendak memakai sandal, hampir saja Azkia terjatuh karena tersandung sandalnya sendiri. "Ck, untung gak jatoh."

Sebenarnya itu sedikit membuat ia kesal, namun yasudahlah. Azkia kembali melanjutkan langkahnya. "Huft, gue bosen banget."

Sepanjang perjalanan menuju rumahnya, gadis itu berjalan sambil bersenandung. Akhirnya sampailah ia di rumah. Daripada bosan, lebih baik ke dapur saja untuk membuat sesuatu pikirnya begitu. Bahan-bahan yang ditemukan di dapur adalah buah pisang, tepung terigu, tepung roti, dan coklat batangan.

"Kayaknya bikin pisang nugget pake coklat aja kali ya," gumamnya.

Azkia langsung mengambil semua bahan-bahan itu dan menaruhnya di meja. Selanjutnya ia sibuk dengan kegiatannya di dapur. Setengah jam sudah berlalu, akhirnya semuanya sudah matang dan siap. Tinggal membuat minumannya saja. Karena ada jeruk peras, jadilah ia membuat es jeruk peras.

The UnexpectedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang