Sepupu yang menyebalkan dan bersama dengan si paling perhatian.
~~~~Azkia dan Rafael sudah sampai di ruang bersantai. Di dalam ruangan itu ada sofa, televisi, playstation dan meja. Ruangan itu terletak di lantai bawah, dan pintunya terbuat dari kaca. Jadi kita bisa melihat langsung rumput di halaman belakang dan bunga-bungan yang bermekaran. Ya memang, pintunya terletak di samping halaman belakang.
Ruangan itu cocok di sebut ruang bersantai. Karena selain sejuk, terdengar suara gemericik air yang menambahkan kesan rileks. Kembali lagi kepada Azkia dan Rafael, mereka akan menyalakan playstationnya.
"Fael, gue mau ambil cemilan sama minum dulu. Lo tunggu sini," ucap Azkia.
"Oke," jawab Rafael singkat.
Azkia berjalan menuju dapur, sedangkan Rafael sedang menyalakan playstation yang akan di mainkannya. Beberapa menit kemudian Azkia membawa namlan yang berisi camilan dan minuman. Lalu ia meletakkannya di atas meja.
"Kia udah nyala nih!" Rafael sudah memegang stik playstation.
Azkia duduk di samping Rafael, dan mengambil stik playstation yang tersisa satu. "Mau main apa nih?" tanya Azkia.
"Lo pengennya main apa?" tanya Rafael balik.
"Ck malah nanya balik, gue sih terserah lo."
"Hm oke fine," Rafael memilih satu permainan dan langsung mengkliknya.
"Ayo kita mulai!!" ucap Azkia antusias.
Mereka berdua bermain sambil sesekali memakan camilan yang berada di atas meja tadi. Beberapa jam sudah berlalu, Rafael melihat jam yang melingkar dipergelangan tangannya."Kia gue balik dulu ya." Ucap Rafael sambil meletakkan stik playstation.
"Yah padahal ini belum beres mainnya tanggung," Azkia menjawab sambil tetap fokus memainkan playstation miliknya.
"Masih bisa main besok Kia."
Azkia mengangguk dengan berat hati. "Oke deh, bentar gue beresin ini dulu."
Rafael hanya berdehem sebagai jawaban.
Setelah selesai, mereka berdua berjalan menuju ruang tamu. "Tante Citra ke mana?" tanya Rafael sambil menatap Azkia.
"Gak tau, kayaknya Mama ke butik deh."
Azkia mengantarkan Rafael sampai ke pintu depan. "Hati-hati nyasar lo!" ucap Azkia kepada Rafael yang hendak pulang.
"Gak bakalan lah," ucap Rafael singkat, karena ia tahu Azkia sedang bercanda. Sedangkan gadis itu hanya tertawa pelan.
"Lo mau main ke rumah gak?" tanya Rafael.
Azkia memasang raut wajah berpikir, "emm nggak, nanti aja deh."
"Oke, gue balik ya!" pamit Rafael sekali lagi.
"Ck iya udah sana lo kan udah ngomong tadi," Azkia memutar bola matanya malas.
"Hati-hati, lo di rumah kan sendirian, ntar kalau liat—" ucapan Rafael terpotong karena Azkia langsung menyahut.
"Ck nakut-nakutin aja sih lo!" Azkia memukul pelan lengan Rafael. Sedangkan Rafael hanya menahan tawanya.
"Yaudah gue pulang, bye." pamit Rafael sambil menahan tawanya.
"Iya udah sanaa!" Jawab Azkia sambil memutar bola matanya kesal.
Rafael pun berjalan meninggalkan halaman rumah Azkia. Memang, rumahnya tidak jauh dari rumah Azkia. Sedangkan Azkia, ia memutuskan untuk langsung masuk ke dalam rumah.

KAMU SEDANG MEMBACA
The Unexpected
Teen FictionAzkia Barsha Prameswari, dia anak tunggal. Suatu hari, ia tidak sengaja bertemu dengan Danish. Nama lengkapnya Danish Haidar Sakya. Danish merupakan ketua dari geng CCR. Sang ketua geng ini mulai mencoba mendekati Azkia. Namun, Azkia mencoba untuk t...