Chapter 33 : Kembalinya Pacar?

5 3 1
                                    

Tiba-tiba menghilang, dan tiba-tiba saja datang. Aku berharap kau tidak akan menghilang lagi.

~~~


Azkia mengalihkan pandangannya ke arah lain. ''Gak mungkin gue suka sama dia. Sekali pun suka, paling dia cuma pelarian gue aja."

''Emm iya sih, kita butuh mastiin terlebih dahulu. Bisa aja yang awalnya kita kira rasa suka tuh ternyata cuma rasa kagum. Begitu pun sebaliknya,'' Sahut Zia sambil hendak mengambil minum.

Azkia menganggukan kepalanya, ia lanjut memakan camilan lagi. ''Doyan lo?" Zia mengatakan itu sebagai sindiran halus. Yang diperhatikan hanya menampilkan cengirannya.


****


Di tempat lain, Danish sedang berjalan santai sambil mendengarkan lagu lewat earphonenya. Dari belakang ada sebuah mobil yang sedang melaju. Tiba-tiba mobil itu mengklakson, dan melaju dengan perlahan mengimbangi langkah Danish. Kaca jendela mobil itu terbuka, menampilkan seorang gadis pengemudi mobil itu.

''Danish!" panggil gadis itu kepada Danish yang masih tetap sedang berjalan.

Merasa ada yang memanggil namanya, Danish melepaskan sebelah earphonenya. Ia menoleh ke arah sumber suara. Danish mengangkat sebelah alisnya, ia merasa tidak kenal dengan gadis ini. Tetapi sepertinya mereka satu sekolah.

''Gue Nata, ketua dance club di sekolah,'' oh rupanya itu Zenata.

Danish merasa tidak asing dengan Nata, tetapi sepertinya ia juga lupa. Dan akhirnya ia hanya tersenyum sekilas. Begitulah, pantas saja banyak siswi menyukai Danish dan sahabat-sahabatnya. Karena ya memang CCR itu berbeda dari yang lain.

Nata tentu saja tersenyum sumringah, sudah bukan rahasia umum lagi kalau dia itu menyukai Danish. Dan dia juga merupakan salah satu fans CCR.

''By the way, lo mau ke mana?" Nata bertanya sambil tetap tersenyum, sikap dia memang berbeda ketika berada di dekat Danish. Lain lagi kalau ia bersikap kepada sesama fans CCR, terutama kepada orang yang sedang dekat dengan Danish. Jangankan tersenyum, menyapa saja tidak pernah. Yang ada malah adegan saling jambak menjambak.

''Mau ke rumah.'' jawab Danish sambil menunjuk arah jalan menuju rumahnya.

Nata mengangguk-anggukan kepalannya. ''Rumah lo disekitar sini?" Tanya Nata.

Danish hanya merespon dengan anggukan kepalanya. "Iya, tapi masih agak jauh lagi."

Nata menganggukan-anggukan kepalanya. Tak lama, ada sebuah mobil yang berhenti di depan rumah Azkia. Dan sekarang ini Danish dan Nata mengobrol tak jauh dari rumah Azkia. Seseorang turun dari sana. Itu Azkia, ia diantarkan oleh Zia.

"Makasih nih udah anterin gue," ucap Azkia.

"Iya santai aja sih lo kan sahabat gue," jawabnya dengan senyum tulus. "Gue duluan ya. Mau jemput nyokap soalnya," lanjutnya.

"Oke, hati-hati lo," Azkia melambaikan tangannya.

Mobil itu pun melaju meninggalkan Azkia. Gadis itu tak sengaja melihat Danish yang sedang mengobrol bersama seseorang. Sebenarnya ia penasaran dengan siapa Danish mengobrol. Tetapi, Azkia memilih untuk pura-pura tidak melihatnya.

****

"Kalau gitu, gue duluan Nat," pamit Danish kepada Nata.

Nata meresponnya dengan senyum, "iya, hati-hati lo."

Danish hanya mengangguki ucapan Nata, setelahnya ia langsung berjalan pergi. Namun, Nata masih memperhatikan Danish dari jauh. Tidak heran mengapa ia banyak disukai. Karena selain tampan, ia juga ramah.

The UnexpectedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang