Chapter 13 : Tentangku dan Tentang mereka

7 4 1
                                    

Terkadang pikiran tidak sejalan dengan hati. Misalnya pikiran berkata tidak, sedangkan hati berkata iya. Begitu pun sebaliknya. Jika pikiran berkata iya, maka hati berkata tidak.

***


Setelah selesai makan, mereka membayar pesanannya dan memutuskan untuk segera pupang. Tetapi saat hendak pulang Azkia bertemu dengan Danish dkk. "Azkia," ucap Danish. Azkia meresponsnya dengan tersenyum.

"Udah mau pulang?" Tanya Danish.

"Iya."

"Uhuk uhuk!" Itu suara Nesya yang sepertinya pura-pura batuk.

"Lo batuk Nes?" Tanya Gilang sambil memerhatikan Nesya.

"Bukan, gue kentut! Udah tau pake nanya sih lo!" Nesya menjawabnya dengan tidak santai.

"Dih kan gue cuma nanya. Biasa aja kali." Sahut Gilang.

Karena dirasa suasananya mulai memanas, Azkia memutuskan untuk segera pulang. "Yaudah Dan, gue duluan."

Danish mengangguk, "hati-hati."

"Iya." Azkia segera menarik pelan tangan Nesya. "Yuk Nes!" Ajak Azkia.

Setelah berjalan menjauh, Nesya bertanya kepada Azkia. "Oh ya kira-kira si Karina jalan sama siapa ya?"

"Ya mana gue tau. Emang gue emaknya!"

"Ck biasa aja dong." Nesya menyenggol lengan Azkia.

"Apaan sih dorong-dorong gue, kaget tau gak!" Azkia memilih untuk berjalan mendahului Nesya.

Nesya meledakkan tawanya sampai-sampai ia sudah ditinggalkan jauh oleh Azkia. "Woi Kia tungguin gue!" Nesya berteriak dan itu menjadi pusat perhatian pengunjung Mall yang lain.

"Ish malah ninggalin lagi." Gerutu Nesya tetapi ia masih tetap tertawa sambil berjalan untuk menyusul sahabatnya itu.

  •••

Sesampainya di rumah Azkia, Nesya pamit pulang. "Kia gue pulang ya."

"Bukannya tadi kita ke rumah lo dulu aja kalau gitu."

"Udah gapapa. Gue bisa naik taksi atau minta jemput kok." Nesya menjawabnya dengan santai.

"Okelah terserah lo." Azkia hendak masuk ke dalam rumah namun tidak jadi. "Gapapa nih gue langsung masuk?"

"Iya Azkia Barsha Prameswari!"

"Yaudah bye." Azkia melangkahkan kakinya masuk ke dalam rumah, sedangkan Nesya berjalan ke depan jalan untuk menunggu taksi.

Azkia langsung menuju ke kamarnya. Rasanya ia lelah sekali dan merebahkan tubuhnya di kasur. Saat asyik bermanja-manja dengan kasur, ada suara notifikasi pesan masuk dari ponselnya.

Ting!

Sungguh ia malas untuk mengecek ponselnya. Namun takut itu pesan yang penting, dengan terpaksa Azkia mengambil ponsel dan melihatnya.

Danish
Kia, besok lo berangkat sekolah dianter siapa?

Kayaknya dianter sopir gue
Emang kenapa?

Danish
Berangkat bareng gue lo mau?

Nggak Dan, makasih
Nanti lo kesiangan gara-gara gue

The UnexpectedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang