Chapter 44 : Pagi Hari Yang Menyebalkan.

3 0 0
                                    

Di pagi hari aku malah mendapatkan masalah. Dan itu disebabkan oleh orang yang sama. Apakah dia mempunyai dendam kepadaku?

~~~

Alarm itu berbunyi sangat nyaring. Membuat si pemilik langsung terbangun dari tidurnya. Ya begitulah terus menerus. Kegiatan yang dilakukan di setiap harinya sama, tidak ada perbedaan. Sampai-sampai diri sendiri pun hapal dengan hal itu.

Rambutnya ia kepang cepol. Setelah selesai Azkia langsung mengambil tas ranselnya dan turun ke bawah. "Berangkat jam berapa, Ma?" tanya Azkia saat sudah di dekat meja makan.

Citra ikut duduk di kursi meja makan, "Bentaran, nunggu kamu berangkat dulu."

"Kamu berangkat sama siapa?" Cakra bertanya sambil menatap anaknya.

"Sama Nevan," ucap Azkia lalu memakan sarapannya.

"Yasudah, ini tadi Mama buatkan bekal buat kamu," Citra menyodorkan satu wadah kotak bekal.

"Emm iya, Ma. Taro dulu aja," Azkia masih memakan sarapannya.

Tok tok tok

Mereka bertiga langsung bertatap-tatapan, "Biar Papa aja yang buka pintu," Cakra bangkit dari duduknya. Pintu pun terbuka, menampilkan Nevan yang sudah rapi memakai seragam.

"Assalamualaikum Om," Nevan menyalami tangan Cakra.

"Waalaikumsalam, mau jemput Azkia ya?"

Nevan mengangguk, "Iya Om."

Cakra menunjuk ke arah dalam rumah, "Azkia nya lagi sarapan, kamu tunggu di dalam saja dulu ya."

"Gapapa Om, saya tunggu di luar aja."

"Yasudah, kalau begitu silahkan duduk. Om mau ke dalam dulu," Cakra menepuk bahu Nevan.

"Iya om," Nevan duduk di bangku yang ada di teras rumah Azkia. Sedangkan Cakra masuk kembali ke dalam rumah.

Sesampainya Cakra di meja makan, ia langsung berkata. "Di luar ada Nevan tuh."

Azkia mendongak, "Oh udah sampe?"

Cakra mengangguk. "Yaudah Ma, Pa, aku berangkat dulu deh," Azkia minum tetlebih dahulu.

"Iya sayang hati-hati."

"Assalamualaikum," ucap azkia saat sudah menyalami tangan kedua orang tuanya.

"Waalaikumsalam."

Azkia berjalan keluar dari rumahnya, "Hai, sorry nunggu lama ya?"

Nevan menoleh, "Nggak kok tadi baru aja sampe."

"Yuk berangkat," mereka berdua pun berjalan ke arah mobil.

Saat sudah berada di dalam mobil tidak ada percakapan sama sekali. Sampai akhirnya Nevan mencairkan suasana. "Mama sama Papa belum berangkat?"

Azkia menoleh menatap kekasihnya itu, "Belum, katanya tadi nunggu gue berangkat sekolah dulu."

"Oh ya, Bunda nyuruh lo ke rumah hari ini," Nevan menatap sekilas Azkia.

Azkia mengangguk, "Oke nanti gue bakalan ke rumah lo."

Tak terasa sekarang mereka sudah sampai di sekolah. Semenjak mengantar jemput Azkia, ia selalu menggunakan mobil bukan motornya. Seperti biasa Nevan turun terlebih dahulu untuk membukakan pintu mobil untuk Azkia.

Sedangkan Azkia hanya menggelengkan kepalanya melihat itu. Karena sudah ia bilang sebenernya, Nevan tidak usah selalu membukakan pintu untuknya. Namun, Nevan malah berkata "selagi gue masih bisa buka pintu buat lo, bakalan gue lakuin."

The UnexpectedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang