Chapter 35 : Antara Kamu dan Dia

7 3 1
                                    

Kamu sangat berarti bagiku, dan tolong jangan menghilang lagi ya? Karena, aku sudah pernah ditinggalkan oleh orang yang sangat berarti bagiku. Dan rasanya itu, sangatlah sakit. Ini bukan hanya sekedar kata, tetapi ini nyata.

~~~


Azkia menggeliat dan terbangun tidurnya. "Perasaan gue gak tidur tadi, ketiduran kali ya gue?" Gumamnya sambil memejamkan matanya lagi.

Saat ia mengucek-ngucek matanya, tanpa sengaja Azkia melihat jam tangan berwarna hitam dan biru yang melingkar di pergelangan tangannya. Seketika ia melepaskan jam tangan itu. Baru saja akan turun dari kasurnya, tiba-tiba ponselnya berbunyi.

MESSAGE!

Bunyi pertama ia abaikan karena dirinya sedang malas untuk bermain ponsel. Lantas Azkia pun melanjutkan langkahnya kembali. Baru satu langkah, tiba-tiba ponselnya berbunyi lagi.

MESSAGE!

MESSAGE!

"Apa sih! Berisik banget ish," Gerutunya sambil memutar bola mata malas. lama-kelamaan ia merasa terganggu dengan suara ponselnya.

Azkia berbalik dan langsung mengambil ponsel miliknya di atas nakas.

Tadinya, pesan itu tidak akan ia balas. Tetapi entah mengapa jari tangannya refleks membuka pesan tersebut. "Mampus! pake acara kepencet segala lagi!" Gumamnya sambil memukul
kepalanya pelan. Mau tidak mau, gadis itu harus membalas cepat pesan dari Danish.

Setelah membalas pesan dari Danish, ada satu pesan lagi yang belum ia balas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah membalas pesan dari Danish, ada satu pesan lagi yang belum ia balas.

Setelah membalas pesan dari Danish, ada satu pesan lagi yang belum ia balas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Di meja makan, ada sang Mama yang sedang menata masakannya. Mendengar langkah kaki, Citra spontan menoleh untuk melihat siapa yang sedang berjalan. "Sini sayang, kamu makan dulu nih."

Gadis itu langsung menghampiri Mamanya, lalu memeluknya sebentar. "Mama ke mana aja sih? Kia sendirian di rumah tau," ia mengerucutkan bibirnya pura-pura marah.

Citra terkekeh mendengar ocehan anaknya itu, satu tangannya mengusap
lembut surai anaknya. "Kemarin butik lagi rame, jadi asisten Mama kewalahan ngurus semuanya. Akhirnya Mama turun tangan buat ngebantu dia, gitu sayang."

The UnexpectedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang