Chapter 32 : Dia

9 3 1
                                    

Untuk saat ini dia hanya temanku. Tetapi kita tidak tahu seperti apa cerita selanjutnya. Aku lebih memilih untuk mengikuti alurnya dahulu, bukan berharap terlebih dahulu.

***


Azkia sudah sampai di depan halaman rumahnya. Danish memberhentikan motornya, Azkia bergegas untuk turun dari motor. Ia merapikan poninya terlebih dahulu. Sedangkan, Danish membuka helm full facenya. Sepertinya ia terlihat akan mengatakan sesuatu.

''Kia.'' panggil Danish kepada Azkia yang sedang membenarkan poninya.

Azkia menghentikan kegiatannya, ''kenapa?'' tanya nya sambil menatap Danish.

'Danish kayaknya mau ngomong sesuatu, tapi mau ngomong apa ya?' Batin Azkia.

''Lo sekarang lagi sakit?" tanya Danish to the point.

Azkia mengernyit, ''hah? enggak kok gue sehat.''

Danish masih menatap Azkia, ia menatapnya dengan tatapan khawatir sepertinya. ''Oh syukur deh kalau gitu.'' 

Sebenarnya, Danish bukan mau menanyakan itu. Tadinya, ia akan menanyakan soal Daffin yang tidak sengaja melihat Azkia dan Karina di dekat kantin waktu itu. Tetapi Danish mengurungkan niatnya dan tidak jadi bertanya soal itu. Malah bertanya apakah Azkia sakit atau tidak.

Azkia makin dibuat bingung oleh perkataan Danish. ''Lo kenapa tiba-tiba nanya gitu?''

Danish berdehem, ''Nggak, cuma nanya aja gue.''
 
Gadis itu menatap Danish dengan tatapan kesal, ''Ish gak jelas banget dah.'' Gumam Azkia.

''Yaudah gue mau masuk ke dalem rumah. By the way, makasih udah nganterin.'' Lanjut Azkia yang hendak berbalik.

''Hm sama-sama, yaudah masuk sana gih.''

''Iya-iya.'' jawab Azkia lalu berbalik tanpa memedulikan Danish.

Seperti biasanya, Danish tidak akan pergi sebelum benar-benar memastikan Azkia sudah masuk ke dalam rumah. Setelah itu Danish langsung menancap gas motornya menuju ke rumahnya.

''Sepi banget, apa Mama belum pulang kali ya?" gumam Azkia.

Azkia langsung menuju ke kamarnya di lantai 2. Ia bergegas mengganti bajunya. Setelah selesai, gadis itu menuju ke halaman belakang untuk mengusir rasa bosannya. Sang Mama sedang tidak berada di rumah, karena mengurus butik miliknya.

Citra memang seorang fashion designer, dan sekarang ia sudah memiliki beberapa butik. Jadi, tidak heran kalau Azkia sering sendirian di rumah. Karena Citra dan Cakra sibuk dengan pekerjaannya di luar kota.

Satu jam kemudian , Azkia sudah selesai dengan kegiatannya. Merasa bosan kembali, akhirnya ia pun memutuskan untuk menghubungi sahabatnya. Setelah beberapa detik, sambungan telepon pun terhubung.

''Halo, kenapa Kia?" itu suara Zia.

''Gapapa Zi, gue cuma main ke rumah lo boleh nggak?" tanya Azkia sambil memainkan kuku jarinya.

''Boleh-boleh.''  Jawab Zia cepat.

''Asik, oke deh gue otw sekarang. Tapi siap-siap dulu.'' Jelas Azkia.

''Sip mau gue jemput gak nih?" 

Azkia berpikir sebentar dan akhirnya menjawab. ''Boleh deh, lagian mobil gue juga lagi dipake sama Mama."

''Yaudah kalau gitu bentar gue jemput lo di rumah.'' 

''Iya ntar kabarin gue aja kalau udah nyampe.''

''Oke bye.'' Dan sambungan telepon pun terputus. Azkia langsung bersiap-siap. Beberapa menit kemudian ia sudah siap dengan memakai hoodie, celana jeans dan sepatu berwarna putih. Dan ia juga membawa tas selempang.

The UnexpectedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang